Badai La-Nina Mendekat, BPBD Jember: 14 Kecamatan Rawan Longsor dan Banjir Rob

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Thursday, 28 Mar 2024 17:35 WIB

Badai La-Nina Mendekat, BPBD Jember: 14 Kecamatan Rawan Longsor dan Banjir Rob

PETA RAWAN BENCANA: Kepala BPBD Jember Widodo Julianto saat menunjukkan peta rawan bencana imbas Badai La-Nina.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa badai La-Nina akan mulai memasuki Jawa Timur, termasuk Kabupaten Jember, pada awal bulan April 2024 mendatang. Nah, ada 14 kecamatan di Jember yang masuk peta rawan bencana longsor dan banjir rob.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember menyatakan, awal badai La-Nina biasanya ditandai dengan adanya peningkatan curah hujan disertai angin kencang. Ini berpotensi mengakibatkan bencana alam. Mulai banjir, tanah longsor hingga pohon tumbang.

Kepala BPBD Jember Widodo Julianto mengatakan, setidaknya terdapat 14 Kecamatan yang berpotensi rawan terjadinya bencana tanah longsor dan banjir rob saat perubahan iklim cuaca tersebut. "Untuk daerah rawan longsor itu, ada di Daerah Lereng Gunung Argopuro, mulai dari Rembangan Arjasa, Panti, Sukorambi, Jelbuk, Sumberbaru, Tanggul dan Bangsalsari," ujarnya, Kamis (28/3/2024).

Selain di daerah tersebut, lanjut Widodo, ancaman bencana tanah longsor terjadi di Kecamatan Silo Jember. Karena berada di kawasan Gunung Gumitir. "Makanya di daerah tersebut kami siapkan Pos Pantau Bencana daerah Khusus Gumitir. Karena ini masuk jalur mudik utama dari Banyuwangi-Jember," imbuhnya.

Sementara, untuk ancaman banjir rob, ada enam kecamatan yang berada di daerah Jember Selatan. Karena lokasinya berada di Pesisir Pantai Samudra Hindia.

"Enam Kecamatan tersebut ada di Ambulu, di Pantai Payangan, Puger Pantai Cemara, lalu Kecamatan Gumukmas, Kencong, Tempurejo dan Wuluhan dengan total 14 desa yang masuk rawan banjir rob," jelas Widodo.

Widodo mengaku telah melakukan penguatan kemampuan terhadap personel Desa Tanggap Bencana (Destana) setempat, dan relawan kebencanaan, dalam menghadapi hal-hal semacam itu. "Kemarin kami juga sudah melakukan penguatan terhadap beberapa Destana dan juga relawan untuk melakukan langkah antisipasi atas hal-hal ini," katanya. (dsm/why)


Share to