Alokasi Pupuk Subsidi Jatim Ditambah, APPI Jember: Alur Distribusi Jangan Dipersulit

Dwi Sugesti Megamuslimah
Dwi Sugesti Megamuslimah

Friday, 29 Mar 2024 09:43 WIB

Alokasi Pupuk Subsidi Jatim Ditambah, APPI Jember: Alur Distribusi Jangan Dipersulit

PUPUK: Petani di Kecamatan Ajung, Jember, sedang menyebar pupuk untuk tanaman padi.

JEMBER, TADATODAYS.COM - Ini kabar gembira bagi para petani. Terdapat penambahan alokasi pupuk bersubsidi tahun 2024 untuk Jawa Timur. Penambahannya hampir dua kali lipat dari jumlah sebelumnya.

Hal itu berdasarkan Surat Edaran (SE) Perubahan Keputusan Menteri pertanian tentang alokasi dan HET pupuk bersubsidi tahun 2024 yang dikeluarkan pada 27 Maret lalu. SE ini menyebutkan, semula pupuk urea hanya 574.347 ton, kini menjadi 981.730 ton.

Sementara untuk pupuk NPK bertambah yang semula berjumlah 389.357 ton, menjadi 832.370 ton. Serta pupuk NPK-FK menjadi 986 ton dari jumlah semula yang hanya 143 ton.

Ketua Asosiasi Petani Pangan Indonesia (APPI) Jawa Timur, Jumantoro mengatakan hal ini menjadi sebuah angin segar bagi petani. "Kami merasa bangga, karena apa yang diinginkan petani bisa terwujud, walaupun harus melewati proses panjang sejak awal Januari lalu," katanya, Jumat (29/3/2024) pagi.

Namun demikian, meskipun ada penambahan alokasi pupuk, menurut Jumantoro, jika tidak dibarengi dengan sistem yang dipermudah, hal tersebut akan tetap membuat serapan pupuk tidak maksimal.

"Alur distribusinya rumit, kami berharap sistemnya dipermudah dan lebih simpel. Besar harapan kami nantinya alokasi pupuk subsidi ini kembali untuk 70 komoditi seperti semula, jangan cuma sembilan," urai laki-laki asal Kecamatan Arjasa itu.

Selain adanya penyusutan komoditas yang mendapat alokasi pupuk bersubsidi, para petani juga hanya dijatah 2 kwintal pupuk bersubsidi untuk per hektare lahan mereka.

Padahal, kebutuhan pupuk untuk tanaman jagung saja membutuhkan setidaknya 5-8 kwintal pupuk/hektarnya. Sementara untuk padi, rata-rata petani membutuhkan 5-6 kwintal pupuk/hektare nya.

Untuk menutupi kekurangan pupuk tersebut, banyak petani yang tertipu membeli pupuk palsu yang beredar dan dijual murah di pasaran. "Bagi yang punya duit ya beli non-subsidi, tapi yang tidak kadang tertipu membeli pupuk abal-abal," terang Jumantoro.

Pihaknya hanya berharap, agar pemerintah mempermudah petani mendapatkan pupuk subsidi. Adanya jaminan harga untuk hasil panen juga menjadi semangat tersendiri bagi para petani.

"Kalau petani disuruh meningkatkan produksi, saprodinya jangan dibatasi, alur distribusinya jangan rumit setengah mati, adanya jaminan harga yang menguntungkan saat petani panen," katanya. (dsm/why)


Share to