Tutup Festival Merdeka Belajar, Pj Wali Kota: Inovasi-Kreativitas Guru dan Siswa Luar Biasa

Amelia Subandi
Amelia Subandi

Tuesday, 07 May 2024 12:51 WIB

Tutup Festival Merdeka Belajar, Pj Wali Kota: Inovasi-Kreativitas Guru dan Siswa Luar Biasa

JUARA: Para pemenang lomba cerdas cermat guru serta apresiasi kepada pengisi stand pameran festival Merdeka belajar.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Festival Merdeka Belajar dalam rangka Hari Pendidikan Nasional 2024 ditutup oleh Pj Wali Kota Probolinggo Nurkholis, Minggu (5/5/2024) siang. Dari kegiatan ini, Pj Wali Kota menyebut inovasi dan kreatifitas para guru dan siswa sungguh luar biasa.

Festival bertajuk “Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar” ini berlangsung selama empat hari mulai 2-5 Mei di Gedung Kesenian Kota Probolinggo. Pada saat penutupan, Pj Wali Kota menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam menyukseskan acara ini.

Menurutnya, festival ini sebagai bukti nyata bahwa kolaborasi antara pemerintah, pendidik, siswa dan masyarakat bisa menghasilkan inovasi dan kreativitas yang mendukung peningkatan proses pembelajaran. “Terimakasih atas kerjasama kita semua. Hasil kolaborasi dari semua pihak mulai dari SD, SMP, dan SMA ini luar biasa, sehingga bisa menghasilkan kreativitas yang luar biasa,” ujar Nurkholis.

Bunda Paud bersama ratusan Anak Ikuti Festival Clay-Senam Gerak sebagai sarana yang baik untuk Pembelajaran Anak.

Pj Wali Kota melihat inovasinya bagus-bagus. “Seharusnya ini menjadi kesempatan untuk menerapkan konsep APM (Amati, Tiru dan Adaptif) agar bisa menciptakan hal baru yang inovatif dan kreatif dalam pembelajaran,” ujarnya.

Pada setiap stan yang dikunjungi, Nurkholis memuji semangat para peserta untuk mempromosikan karya mereka. Melihat potensi besar dari hasil karya tersebut, orang nomor satu di Kota Probolinggo itu kemudian meminta kepada instansi terkait untuk mengakomodir dan membantu pengembangannya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Probolinggo Siti Romlah yang kala itu mendampingi Pj Wali Kota mengatakan, stan-stan ini disediakan dalam rangka untuk memberikan apresiasi kepada peserta didik yang sudah berkarya.

“Ini adalah perayaannya anak-anak dan guru-guru. Jadi semua karya, kreatifitas dan inovasi dari anak-anak dan guru-guru kita tumpahkan di sini, sehingga karya mereka bisa diketahui dan dilihat oleh masyarakat,” ujar Romlah.

Merdeka Belajar artinya memerdekakan anak untuk berkarya. “Jadi melepaskan anak-anak dari kungkungan materi-materi yang sebelumnya hanya terpusat pada sebuah ujian nasional saja. Kalau anak sudah merdeka, pasti senang, pasti bahagia dalam belajar. Harapannya, mereka senang terus belajar sampai akhir hayat,” harapnya.

Festival Merdeka Belajar diisi dengan berbagai kegiatan. Di antaranya, Pameran Karya P5 (Penguatan Project Profil Pelajar Pancasila). Ini merupakan karya inovasi pembelajaran dari peserta didik dan guru, yaitu berupa karya media pembelajaran dan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran kepada peserta didik.

Kemudian juga ada pentas seni dan budaya yang menampilkan karya seni dari sekolah-sekolah tingkat PAUD, TK, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA.

Pada 2 Mei lalu digelar Dialog Pendidikan yang melibatkan 100 komunitas di bidang pendidikan, diantaranya dewan pendidikan, PGRI, MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah. Sebagai narasumber adalah Prof. Bambang Budi Wiyono dari Universitas Negeri Malang dan dari Dinas Pendidikan Kota Probolinggo.

Berikutnya, pada 3 Mei dilangsungkan Festival Clay di halaman Museum Kota Probolinggo. Kegiatan ini diikuti oleh 600 peserta didik beserta bunda. Agendanya dirancang untuk mengasah kreativitas anak dengan membuat bentuk sesuai imajinasi mereka.

Selanjutnya pada 4 Mei ada Lomba Sang Juara yang melibatkan 1300 peserta didik jenjang SMP. Lomba ini dikemas untuk mengoptimalkan kecerdasan anak dengan konsep bermain sambil berpikir. Hari terakhir, 5 Mei diadakan lomba cerdas cermat untuk guru. (mel/why)


Share to