100 Petani Kota Probolingo Dilatih Budidaya Padi Organik, Siswa SMKN 2 Bikin Alat Pendeteksi Hama

Alvi Warda
Alvi Warda

Wednesday, 28 May 2025 15:38 WIB

100 Petani Kota Probolingo Dilatih Budidaya Padi Organik, Siswa SMKN 2 Bikin Alat Pendeteksi Hama

PANEN: Wali Kota Probolinggo dr Aminuddin saat panen padi.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Pemkot Probolinggo melatih 100 orang petani untuk budidaya padi organik. Dalam pelatihan yang dilakukan Rabu (28/5/2025) pagi itu mereka sekaligus dikenalkan dengan inovasi pendeteksi hama bikinan siswa SMKN 2 Kota Probolinggo.

Pelatihan ini digelar DPKPP Kota Probolinggo di Depot Padi Organik, Jalan Sunan Muria, Kelurahan Kebonsari Wetan, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo. Wali Kota dr Aminuddin dan Wawali Ina Dwi Lestari turut hadir.

Saat sambutan, Wali Kota Aminuddin mengatakan bahwa pelatihan budidaya  padi organik ini memang diperlukan. Terutama agar pasokan gabah bisa stabil. "Dalam 20 terakhir, Indonesia tidak kekurangan beras. Ini juga termasuk andil dan upaya petani. Kita ucapkan terimakasih juga pada Presiden, karena mematok harga gabah Rp 6.500," katanya.

PELATIHAN: Sejumlah 100 petani dilatih budidaya padi organik.

Namun demikian, lanjut Wali Kota, petani padi juga memiliki tantangan. Selain pasokan gabah harus stabil, impor padi dari Indonesia ke luar juga harus dijaga. "Ini tantangan kita ke depan, dalam prosesnya tanaman padi organik, sekarang ini impornya memang padi organik, menambah nilai jual produk pertanian di Kota Probolinggo. Sebentar lagi kita panen padi," ujarnya.

Wali Kota Aminuddin kemudian menjajal panen padi organik menggunakan mesin. Ia juga menghampiri petani cabai, yang merupakan salah satu komoditas pengendali inflasi.

Selanjutnya, ia meninjau alat pendeteksi hama bikinan Siswa SMKN 2 Kota Probolinggo didampingi Kepala SMKN 2 Warnoto. Alat itu bekerja membantu petani agar padinya tidak dimakan hama seperti segala jenis burung dan hewan lainnya. Saat dijajal, ada bunyi alarm mirip sirine.

Alat tersebut berukuran 2 meter, di ujungnya ada solar sel yang menyerap energi matahari. Lalu jarak 1 meter ada alarm dan saklar yang berfungsi tombol hidup dan mati. Di samping saklar ada penyetrum hama.

Saat diwawancara, salah satu siswa SMKN 2 Kota Probolinggo Mar'i Hafidzul Ahkam mengatakan alat ini merupakan inovasi energi terbarukan. Sumber energinya menggunakan solar sel atau tenaga surya panas matahari. "Kami membuatnya sekitar 3 bulan, barudi luncurkan hari ini di Kota Probolinggo," ujarnya.

Sebetulnya, inovasi tersebut hasil kolaborasi dengan PT. AMI Malang. Perusahaan tersebut memang menjaring inovasi terbarukan siswa sekolah. "Sebelumnya sudah diikutikan lomba. Terakhir juara tiga di Politeknik Negeri Jember," katanya.

DETEKSI HAMA: Alat pendeteksi hama bikinan siswa SMKN 2 Kota Probolinggo.

Alat tersebut bekerja mendeteksi hama yang melintas di bawahnya. Nantinya, ada bunyi alarm. Namun ada juga alat yang berfungsi menyengat hama dan aman untuk manusia. "Kalau hamanya masuk ke lampu dengan sengatan listrik ini akan kesetrum dan mati," katanya.

Mar'i mengatakan alat tersebut akan menyerap energi matahari dari jam 9.00-13.00 WIB. Pads periode waktu tersebut sudah cukup untuk menyimpan energi. "Itu sudah mampu hidup sampai keeseokan harinya. Kalau mau dimatikan juga bisa. Dihidupkan juga bisa," katanya.

Ide inovasi alat pendeteksi hama ini berawal dari keresahan petani yang bercerita pada mereka. "Kami ingin membantu petani agar taninya terutama padi bebas hama. Alat ini akam berbunyi nyaring jika ada hama. Sehingga hama bisa terusir dan padi aman," katanya. (alv/why)


Share to