17 Warga Desa Kalibuntu Diswab Masal, 1 Tak Hadir

Zainul Rifan
Zainul Rifan

Thursday, 21 Jan 2021 11:56 WIB

17 Warga Desa Kalibuntu Diswab Masal, 1 Tak Hadir

BERSEDIA: 17 warga Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo bersedia dites swab, pasca aksi jemput paksa jenazah positif Covid-19.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Satgas Covid-19 Kabupaten Probolinggo akhirnya melakukan tes swab masal terhadap warga Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Kamis (21/1/2021).

Ada 17 orang yang menjalani tes, pasca aksi jemput paksa jenazah warga setempat yang dinyatakan positif Covid-19 di RSUD Waluyo Jati Kraksaan, Sabtu (16/1/2021) lalu.

17 orang tersebut terdiri dari keluarga, kontak erat dan warga yang mengikuti penjemputan paksa jenazah almarhum Rodiyah, 47. Tes itu digelar di kantor Desa Kalibuntu, sekira pukul 09.00 WIB. Lalu sampel swab itu dikirim ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan untuk dicek melalui metode Polymerase Chain Reaction (PCR).

Nuryakub, Kepala Puskesmas Kraksaan mengatakan, sebenarnya dari hasil tracking ada 18 orang yang seharusnya diswab. Namun 1 orang tidak hadir karena hamil. Tapi yang bersangkutan akan diswab PCR saat Anenatal Care (ANC) yakni saat pemeriksaan kehamilan di Puskemas Kraksaan. "Harapan kami ya petugas sehat dan masyarakat juga sehat," ampainya pada tadatodays.com, di lokasi tes.

Sementara itu, Ponirin, Camat Kraksaan mengatakan, bahwa masyarakat sudah mulai ada kesadaran untuk mengecek kesehatannya. Hanya saja, aksi penjemputan paksa jenazah saat itu terterjadi lantaran ada kesalahpahaman dari masyarakat terhadap pemerintah. "Ternyata masyarakat Kalibuntu tidak seperti yang kita pikirkan," jelas Camat.

Karena hasil tes swab masih menunggu, maka pihaknya menyarankan masyarakat yang baru saja diswab untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing dengan pengawasan ketat dari satgas setempat. Namun apabila nantinya hasil swabnya ada yang dinyatakan positif, maka pihaknya akan menggeser yang bersangkutan untuk isolasi di rumah sehat Kabupaten Probolinggo

Ponirin berharap agar kejadian jemput paksa pasien tidak terjadi lagi, dan kesadaran masyarakat Desa Kalibuntu semakin meningkat. "Sehingga dapat pendukung progam pemerintah untuk mencegah penularan Covid-19," harapnya. (zr/don)


Share to