39 Sapi di Banyuwangi Terjangkit Virus PMK

Rifky Leo Argadinata
Rifky Leo Argadinata

Sabtu, 04 Jun 2022 11:13 WIB

39 Sapi di Banyuwangi Terjangkit Virus PMK

CEGAH PMK: Setelah ditemukan sapi yang terjangkit virus PMK, maka Banyuwangi masuk zona kuning sehingga perlu antisipasi dan pencegahan agar PMK tidak meluas.

BANYUWANGI, TADATODAYS.COM - Akhirnya ditemukan sapi di Banyuwangi yang terjangkit virus PMK (Penyakit Mulut dan Kuku). Sejumlah 39 ekor sapi di beberapa kecamatan teridentifikasi terjangkit virus PMK.

PMK merupakan penyakit yang disebabkan oleh Foot and Mouth Disease Virus (FMDV). Ini merupakan penyakit hewan menular akut yang menyerang ternak, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi dengan tingkat penularan mencapai 90-100 persen.  

Menurut Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi drh Nanang Sugiarto, pihaknya telah mengambil sampel ternak sapi di Banyuwangi dan terindentifikasi PMK. "Ada gejala klinis yang masuk sekitar hari Sabtu dan Minggu lalu dan kita ambil sampel serta dikirim ke Surabaya. Alhasil, positif PMK," jelasnya, Jumat (3/6/2022).

Nanang menambahkan, yang mengalami gejala klinis 39 ekor. Dari hasil lab menunjukan 6 ekor terkonfirmasi positif PMK. Kalau sudah menunjukkan gejala klinis, sudah bisa dikatakan positif PMK, karena epidemiologi yang sama mewakili yang lain.

Adapun gejala klinis yang dimaksud ialah demam tinggi (39-41 derajat celcius), keluar lendir berlebihan dari mulut dan berbusa. Luka-luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah.  Sapi tidak mau makan, kaki pincang, luka pada kaki dan diakhiri lepasnya kuku. Gejala berikutnya, sulit berdiri, gemetar, napas cepat, produksi susu turun drastis dan menjadi kurus.

Dengan ditemukan virus PMK di Banyuwangi, maka Bumi Blambangan masuk zona kuning. Maka, perlu ada antisipasi dan pencegahan penularan virus tersebut agar tidak meluas. "Banyuwangi masuk zona kuning. Kalau hijau itu tidak ada penularan, dan merah berarti sudah ada kematian," terang Nanang. 

Berdasar temuan tersebut, Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi menghimbau untuk melakukan sterilisasi kandang agar sapi yang lain tidak ikut terinfeksi. "Kita isolasi kandang dan sterilkan. Jadi, sapi diam di kandang, serta di wilayah sapi yang terjangkit juga dilakukan pembatasan dan tidak boleh ada sapi keluar serta sapi masuk," ungkap Nanang. (rl/why)


Share to