6 Patok Sudah Dipasang di Pulau Tabuhan

Dian Cahyani
Dian Cahyani

Tuesday, 21 Jan 2020 07:41 WIB

6 Patok Sudah Dipasang di Pulau Tabuhan

PAPAN NAMA: Salah satu sudut Pulau Tabuhan. (foto:istimewa)

BANYUWANGI,TADATODAYS.COM - 6 Patok sudah terpasang di Pulau Tabuhan. 6 patok tersebut diduga kuat sebagai sebuah pembatas wilayah yang djsewakan PT Paragon Singapore. Menurut informasi yang didapat dari Abdul Aziz, pedagang makanan di Pulau Tabuhan, pemasangan patok dilakukan sejak sekitar satu bulan lalu. ”Sudah ada patok merah, kurang lebih satu bulun. Tidak ada yang tau soal patok. Patoknya ada di tengah. Ukuraan pulaunya 5,3. Patoknya di tengah, memanjang di selatan. Kira- kira 3 Hektaran kebarat lebih, sisanya ke timur dan mercusuar itu kurang lebih 2 hektar kurang,” paparnya ketika ditemui di Pulau Tabuhan saat berjualan makanan.

Abdul Aziz juga menjelaskan bahwa patok dipasang oleh rombongan yang menyebrang dari Pantai Kampe Bengkak. Katanya, tidak ada informasi apapun yang bisa ditampung dari petugas pemasang patok. “Itu yang masang patok nyebrang dari Kampe kesini. Katanya temen- temen yang dari Kampe gitu,” imbuhnya.

Bila rencana pembangunan wisata oleh pihak asing ini terus berlanjut, Aziz mengungkap jika dirinya dan warga setempat bakal unjuk suara ke pemerintah daerah. Soal patok, bagi Aziz ini sudah menjadi lampu kuning menuju lampu merah, yang tinggal menunggu waktu saja bakal menjadi lampu merah. “Patok kan bisa dicabut, pokoknya kita ga setuju. Ya, kita lihat saja nanti,” tambahnya.

Abdul Aziz  menyayangkan keputusan pemerintah daerah yang hendak menyewakan pulau Tabuhan ke pihak asing. Abdul Aziz bersama rekannya yang selama ini menjaga dan membersihkan pulau Tabuhan. “Kami berjualan sejak 6 tahun lalu. Saya berharap inj dikelola Pemda. Kalau itu, saya setuju. Kalo pihak asing saya kurang setuju. Pasti mereka mempunyai aturan. Sebenernya kita juga sedang nunggu sosialisasi dari pemda. Dari atasan. Biar ada kejelasan kami di mana dan bagaimana,” harapnya.

Ada dua penjual yang ngetem atau berjualan tetap di Pulau Tabuhan. Keduanya adalah warga Desa Bangsring. Dari berjualan di Pulau Tabuhan, sehari- hari mereka dapat mengantongi uang sebesar dua ratus ribu rupiah hingga lima ratus ribu rupiah. Tak hanya berjualan. Mereka juga yang turut membersihkan Pulau Tabuhan dari sampah- sampah laut. Pun, ketika ada rombongan yang camping disana.

Kendati telah diganjar dengan pendapatan lebih baik, para pelaku usaha di Pulau Tabuhan masih tidak setuju perihal sewa Pulau Tabuhan. Mereka masih meragukan iming- iming yang yang telah digembar-gemborkan pemerintah daerah. “Kita yang menghidupi pulau ini lebih cantik, nanam pohon cemara, ini masih umur lima tahunan lah ya. Jadi terasa seperti dipisahkan dari haknya,” pungkasnya. (dee/hvn)


Share to