61 Tahun Warung Kopi Padang Hawa, Eksis Berkat Aroma dan Rasa

Syarif Hidayatullah
Wednesday, 27 Feb 2019 10:43 WIB

KHAS: Racikan yang pas membuat para penikmat kopi Padang Hawa seolah dimanjakan dengan rasa dan aroma yang khas.
PASURUAN - Nama Kopi Padang Hawa cukup populer di Kota Pasuruan. Jika menyebut nama kopi ini sudah pasti para penikmat kopi langsung nyambung diajak ngobrol. Walau sempat sepi ditinggal pendirinya, namun hingga kini kopi Padang Hawa masih bertahan.
Tahun ini, usia warung kopi legendaris ini mencapai 61 tahun. Warung kopi yang awalnya didirikan Haji Hasyim tahun 1958 itu tetap berdiri, walaupun, tidak ramai seperti dahulu. Para pelanggan kopi tetap setia dengan racikan kopi Padang Hawa.
Eksisnya, kopi Padang Hawa salah satunya berkat rasa dan aroma khas kopi yang tetap dipertahankan. Warung ini memadukan kopi bubuk ditambah adonan kopi lokal. “Ciri khasnya (tipe) arabica, racikan ini saya dapatkan dari abah saya,” terang haji Yahya, generasi kedua setelah haji Hasim wafat.
Saat tada todays berkunjung ke Padang Hawa beberapa waktu lalu, warung kopi ini tidak pernah sepi pembeli. Pengunjung berusia muda-tua terlihat santai di warung untuk menikmati kopi. “Namun, saat ini rata-rata penikmat kopi bukan orang-orang tua seperti dulu. Namun banyak anak mudanya,” ungkapnya.
Untuk itu, ke depan Yahya bertekad untuk lebih banyak berkreasi agar kopi Padang Hawa juga diterima kalangan muda. Sebab, generasi sebelumnya sudah banyak yang tidak ada. “Segmentasi sekarang anak-anak muda,” ujarnya.

Haji Yahya menceritakan, nama warung kopi ini merupakan pemberian pelanggan. Saat masih dipegang ayahnya dulu, warung kopi ini menjadi satu-satunya di wilayah tersebut. “Biasanya mereka yang ngopi itu rata-rata jamaah masjid Agung Al-Anwar. Biasaya usai dari sholat mereka langsung ke warung untuk menikmat kopi,” kenangnya.
Mereka yang datang ke warung kopi. Rata-rata adalah jamaah masjid yang kebanyakan keturunan etnis Arab.
Kini, sudah banyak warung kopi yang mengusung ciri khas masing-masing. Untuk, menghadapi persaiangan itu, Haji Yahya terus mencoba memadukan kopi miliknya dengan kopi daerah. Salah satunya dengan kopi arabica Bromo dan Tiris.
Dengan perpaduan kopi daerah lain, aroma yang dimiliki kopi Padang Hawa memiliki ciri khas tersendiri. "Sebab, kopi lokal juga kaya rasa. Kalau diracik betul, aroma dan rasanya luar biasa. Cara-cara seperti inilah yang membuat pelanggan bisa terus bertahan,” pungkasnya.
Salah satu penikmat kopi asal Pasuruan, Gatot Budiono menuturkan, kopi Padang Hawa memiliki keunikan karena racikan dan perpaduan kopi asli daerah. “Jadi sangat beda. Kita minum kopi kemasan dengan kopikan racikan sendiri. Rasa dan aromanya melekat,” terang pria yang juga Kabid Pengelolahan Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Kota Pasuruan ini.
Ke depan, warung kopi ini akan dijadikan jujugan wisata kuliner karena punya sejarah di Kota Pasuruan. Selain itu, cocok bagi peziarah makam kiai Abdul Hamid untuk menghabiskan waktu usai dari berziarah. “Saat ini masih rencana, sebab untuk membuat jalur menuju warung kopi ini perlu jalur khusus. Jalaur khusus itu, perlu pembebasan lahan,” terangnya. (mm/hvn)

Share to
 (lp).jpg)