Abdul Halim, Tokoh NU Kota Probolinggo itu Berpulang

Mochammad Angga
Mochammad Angga

Friday, 17 Jul 2020 22:58 WIB

Abdul Halim, Tokoh NU Kota Probolinggo itu Berpulang

PENUH PENGABDIAN: Abdul Halim (kanan) saat menjalani ibadah umrah bersama Rektor UPM Abdul Haris, September 2019 silam.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Abdul Halim, salah seorang tokoh NU Kota Probolinggo wafat, Jumat (17/7/2020) sekira pukul 03.30 WIB dalam perjalanan menuju RSUD dr Mohamad Saleh. Pria yang dikenal sebagai akademisi dan juga aktif di berbagai organisasi itu diketahui menderita sakit jantung dan sesak nafas.

Masjid Karimul Ihsan, tempat almarhum disalatkan penuh sesak oleh pentakziah. Sosok Abdul Halim memang begitu familiar. Tak hanya di NU, tapi juga lintas organisasi Islam maupun non muslim. Maklum, ia juga menjabat sebagai Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) setempat.

Dalam pantauan tadatodays.com, ucapan dukacita dari berbagai kalangan menghiasi jalan menuju rumahnya di Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo.

Mohammad Junaidi, anak angkatnya mengatakan, sang ayah mulai menderita asma sejak tahun 2009 bersamaan saat menempuh pendidikan doktoral di Universitas Negeri Malang. Meski begitu, Wakil Ketua PCNU itu masih terus bersemangat pulang pergi ke Malang guna menuntaskan pendidikannya.

Untuk mengatasi asmanya, Halim mengandalkan alat bantu nafas. Meski begitu, tak jarang alat tersebut tak bisa mengatasi sakitnya. Jika sudah demikian, ia berobat ke rumah sakit. Seperti 2019 lalu, tak kurang 15 kali Halim -sapaan akrabnya- bolak balik ke rumah sakit.

“Seperti tadi malam, almarhum akhirnya dibawa ke rumah sakit agar ditangani dokter yang kompeten RSUD Mohammad Saleh. Namun, belum sampai ke rumah sakit, beliau sudah tiada,” katanya sambil berkaca-kaca. Kepastian bahwa Halim meninggal diketahui setelah tetap dibawa ke rumah sakit.

Junaidi mengatakan, selama ini sang ayah adalah sosok yang diteladani anak-anaknya. Pengabdiannya di pendidikan dan organisasi, sangat luar biasa. Seperti halnya di keluarga, Halim juga sosok yang hangat di mata kolega.

Seperti yang disampaikan Rektor Universitas Panca Marga (UPM) Abdul Haris. Menurutnya, Abdul Halim adalah dosen yang jadi panutan tak hanya oleh mahasiswa, tapi juga sesama dosen. “Mahasiswa serign ia ajak diskusi. Kepada rekan selalu memberikan masukan dan saran. Bahkan meski sakit, ia tetap ikut rapat,” katanya.

Pengabdiannya di UPM menurut Abdul Haris sangat luar biasa. Seringkali Halim berseloroh bahwa di UPM bukan tempat untuk mencari kekayaan, tapi surga. “Biasanya kami kemudian tertawa,” kenang Haris pada sosok pecinta kopi tersebut.

Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UPM Achmad Zaiem Alhabsyie mengatakan, Halim adalah dosen yang bisa ngemong mahasiswa. “Bagi kami, beliau bukan hanya dosen, tapi juga ayah saat di kampus. Karena almarhum seringkali menggunakan komunikasi keluarga ketimbang dosen-mahasiswa pada kami,” jelasnya.              

Mantan Wakil Ketua PCNU yang kini menjabat Ketua KPU Ahmad Hudri mengatakan, Abdul Halim adalah sosok yang selalu punya waktu untuk NU. “Kontribusi beliau pada NU sangat besar. Beliau juga merawat kader-kader yang ada di banom (badan otonom, Red),” terangnya.

Halim juga sosok yang getol mendorong kemandirian organisasi di NU. Yakni dengan memaksimalkan potensi kader-kadernya untuk membiayai organisasi. Tak sekadar usul, ia bahkan memberi teladan. Suatu ketika, Halim membawa galon berisi koin untuk mendukung gerakan koin NU. (ang/sp)


Share to