Air Terjun Tirai Bidadari, Sepotong Surga yang Jatuh di Kabupaten Probolinggo

Hilal Lahan Amrullah
Hilal Lahan Amrullah

Sabtu, 29 Feb 2020 11:44 WIB

Air Terjun Tirai Bidadari, Sepotong Surga yang Jatuh di Kabupaten Probolinggo

ALAMI: Jembatan bambu yang baru saja dibuat warga sekitar melalui swadaya ini bisa menjadi bantuan yang memudahkan pengunjung mengakses air terjun Tirai Bidadari.

Bunyi ritmis dari air yang mengalir, terdengar kurang dari 100 meter sebelum wisatawan dapat menatap langsung keindahan Tirai Bidadari. Air terjun yang tersembunyi di Desa Jangkang dan Desa Ranugedang Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo ini seperti sepotong surga yang jatuh ke bumi.

SURGA yang tersembunyi. Sebutan ini tepat disematkan pada air terjun Purba Tirai Bidadari. Keindahan yang ditawarkan air terjun yang terletak di dua desa ini tak main-main. Ada 16 mata air yang berada di puncak tebing dan mengalir menuju sungai di bawahnya. Aliran air inilah yang kerap terlihat layaknya tirai. Ditambah percikan air yang terkena sinar matahari pada pagi dan sore, menghadirkan warna pelangi. Karena itulah warga sekitar menamainya air terjun Tirai Bidadari. Ada juga yang menyebutnya air terjun Purba karena lengkungan tebingnya membentuk sebuah lorong lengkap dengan stalakmit dan kelelawar yang menggantung. Persis seperti gua-gua yang menghadirkan nuansa purba atau kuno.

Jalan menuju lokasi air terjun ini cukup sulit. Selama ini, penikmat keindahan air terjun Tirai Bidadari ini sebatas pada wisatawan yang berarung jeram melalui Desa Ranugedang. Air terjun ini menjadi salah satu spot foto yang sering diabadikan penikmat arung jeram Sungai Pekalen.

LUAR BIASA: Sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Probolinggo dan anggota DPRD menyambangi langsung lokasi air terjun Tirai Bidadari di Kecamatan Tiris.

Jika Anda ingin menikmati air terjunnya saja tanpa berarung jeram, air terjun yang berada di Desa Ranugedang dan Desa Jangkang, Kecamatan Tiris ini bisa diakses melui Desa Jangkang. Air terjun purba ini berjarak tiga kilometer dari pusat Desa Jangkang. Menuju ke pusat air terjun, sejauh satu setengah kilometernya harus ditempuh dengan berjalan kaki. Jalur tempuh dengan berjalan kaki ini melewati kawasan perkebunan masyarakat dan hutan bambu milik Perhutani.

Namun begitu sampai di lokasi dan merasakan tampias air dari grojogan Tirai Bidadari, niscaya kelelahan itu terobati.

Akses jalan yang masih sulit ini pula yang membuat Pemkab Probolinggo semakin bertekad mengembangkan wisata ini menjadi destinasi yang lebih mudah dikunjungi.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo, Sugeng Wiyanto mengatakan, tahun ini dinas yang dipimpinnya akan mengupayakan perencanaan disain. Tahun 2021, akan mulai dicicil pembangunan infrastrukturnya. “Yang terpenting buat kita, masyarakat tetap menjaga kelestarian alam, tidak mengubah apa yang sudah sangat bagus ini. Harapan kita semua dari pemerintah, dari Perhutani, dan dukungan dari teman-teman dari dewan, dan seluruh masyarakat ini, akan bersama-sama membangun sebuah destinasi yang insya Allah sangat luar biasa,” jelasnya.

Adapun anggota DPRD Kabupaten Probolinggo, Wahid Nurahman, mengatakan pengembangan potensi wisata Air Terjun Tirai Bidadari Tiris, ini merupakan gayung bersambut. Pasalnya Bupati Probolinggo, P. Tantriana Sari, sesuai visi misinya, mengembangkan eko wisata. “Kebetulan Kecamatan Tiris dan Kecamatan Krucil ini, kalau informasi yang kami terima masuk zona merah kemiskinan. Insya Allah dengan spot-spot wisata ini, kita jual ke para wisatawan, sehingga wisatawan dapat berkunjung ke wilayah yang kebetulan ada di zona merah ini. Nanti akan lebih cepat mensejahterakan masyarakat yang ada di sekitar lokasi tempat wisata,” terang politisi DPC Partai Golkar Kabupaten Probolinggo tersebut. (hla/hvn)

REMBUGAN: Warga sekitar air terjun bermusyawarah dengan Pejabat Pemkab Probolinggo mengenai upaya untuk mempermudah akses wisatawan menuju air terjun Tirai Bidadari.

Warga Antusias Poles Lokasi dan Tambah Fasilitas, Pemkab Dukung Penuh

SULITNYA akses menuju Air Terjun Tirai Bidadari mulai terpecahkan. Warga Desa Jangkang, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo berinisiatif membuka jalan menuju air terjun itu dengan bekerja bakti selama 12 hari. Warga setempat akhirnya berhasil membuat akses jalan setapak selebar 1,5 meter dari titik pos pintu masuk air terjun. Secara keseluruhan total jarak dari pusat Kecamatan Tiris menuju lokasi air terjun tersebut diperkirakan sepanjang 7,5 kilometer. Adapun jarak lokasi air terjun itu dari kantor Desa Jangkang sejauh  1,5 kilometer. Akses roda empat berhenti sampai di pemukiman warga setempat di Dusun Lalangan, Desa Jangkang, Kecamatan Tiris. Berikutnya pengunjung hanya dapat menempuh akses ke pos pintu masuk air terjun dengan kendaraan roda dua atau berjalan kaki.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo, Sugeng Wiyanto menyarankan kepada warga setempat untuk dapat menghibahkan tanah akses jalan ke pemerintah desa setempat. Selanjutnya pemerintah desa bisa membuat berita acara hibah tanah tersebut kepada Bupati Probolinggo. “Nanti Bupati merekomendasikan kepada Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo untuk dipaving, dan beberapa titik dicor. Upayakan selesai tahun ini,” terang Sugeng Wiyanto.

Menurutnya jika status tanah akses ke air terjun belum jelas, maka pemerintah belum bisa membangunnya. Namun jalan utuk akses ke air terjun telah siap dengan lebar satu koma lima meter. “Setelah dimusyawarahkan di tingkat desa , maka bisa kami upayakan. Ini upaya percepatan perekonomian masyarakat, kita belum pegang status tanah. Kalau di bawah semangat, di pusat semangat. Ini potensi baru yang luar biasa. Jaga kejujuran dan keramahtamahan, sekali cacat, bisa habis di sosial media,” jelasnya.

HUTAN BAMBU: Jalan setapak menuju air terjun Tirai Bidadari ditumbuhi bambu di tepiannya. Kian menambah segar pemandangan dan menjadi spot foto yang manis untuk diabadikan.

Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Probolinggo, Wahid Nurahman yang turut dalam menyusuri jalan menuju air terjun menyampaikan bahwa sektor pariwisata di Kabupaten Probolinggo masih berpotensi besar mengubah masyarakat. “Tinggal masyarakatnya, kalau panjengan (masyarakat) semangat, pemerintah semangat. Ratusan miliar yang akan ditanam untuk memajukan obyek wisata. Kalau di sini tidak siap, Dia, Pak Sugeng cari yang lain. Ini kesempatan," ucap politisi DPC Partai Golkar Kaupaten Probolinggo itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Probolinggo, Yulius Christian menambahkan pembangunan wisata Air Terjun Tirai Bidadari memperhatikan legalitas, sarana medis, dan jalur masuk. Kuncinya ada tempat parkir sepeda motor. "Selain keindahan air terjun, disini juga ada potensi hutan bambu. Alam tidak boleh rusak, harus ada konservasi. Mereka menemukan potensi baru yang bisa dikembangkan. Warganya antusias membuat jalan akses ke sana, dengan kerja bakti secara swadaya. Ini rintisan desa bergerak,” terang mantan Camat Sukapura itu.

Nur Hasan, 53, warga Desa Jangkang, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, mengaku hobi memancing di Air Terjun Tirai Bidadari tersebut. Pasalnya ikan yang hidup berukuran paha dan betis manusia. Selain itu air terjun tersebut menjadi sarang kelelawar. “Namun akses jalannya yang masih susah. Saya apa katanya orang atas, misalkan warga bisa mengelola, ya silahkan. Air terjun di sini lebih banyak daripada air terjun Kalipedati Krucil yang hanya ada satu air terjun,” terang Nur Hasan.

Sementara Nur Asin, warga Desa Jangkang, Kecamatan Tiris, Kabupaten Probolinggo, mengaku 12 hari membuat akses jalan ke lokasi air terjun tersebut. Sebelumnya akses jalan masih bebatuan. Berawal dari ajakan kepala dusun setempat, Hasbullah untuk membuat wisata. “Kita usaha secara mandiri. Sekarang enak dilewati untuk buat memikul rumput, karena warga kompak, terutama pemudanya. Tinggi tirai air terjun sekitar belasan meter, kalo sungainya paling dalam 6 meter, karena di bawah air terjun,” terang Nur Asin.

Pihaknya berharap kedepan dengana adanya destinasi wisata air terjun Tirai Bidadari Tiris ini, jalan setempat semakin baik dan para pemudanya punya pekerjaan.  “Jalannya enak, manfaat lainnya bisa terkenal,” harapnya.

Ketua LMDH Jangkang, Hasbullah kedepan mengharap pembinaan dalam pengelolaan wisata dari pemerintah daerah setempat. Pembuatan akses jalan dilakukan sejak tanggal 10 Februari 2020. Tebing sungai dipanjat untuk dibersihkan dan dibuat jalan. Sedangkan pembuatan jembatan dilakukan selama dua hari. “Saya kelola lahannya, saya lestarikan hutan bambunya, juga akan ditanami bunga dan tanaan obat. Konsepnya agro wisata. Karena ada potensi buah dan ternak kambing. Kita kosultasikan dengan Mantri KPH Condong,” jelasnya. (hla/hvn)


Share to