Atmadi, Pemuda 24 Tahun Menjadi Kepala MTs di Kota Probolinggo demi Menyemai Ilmu

Alvi Warda
Sabtu, 26 Jul 2025 16:21 WIB

PENDIDIKAN: Atmadi saat bertemu murid-muridnya.
Muda Bukan Berarti Tak Bisa
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Sosok Atmadi menjadi inspirasi baru di dunia pendidikan. Di usia baru 24 tahun, Atmadi dipercaya menjadi kepala MTs Tashilul Mubtadiin di Kelurahan Keduanggaleng, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo. Bagi Atmadi, inilah kesempatan baginya menyemai ilmu.
Pemuda asal Desa Pohsangit Lor, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo ini merupakan lulusan Pendidikan Matematika di Institut Ahmad Dahlan (IAD) Kota Probolinggo. Ia melanjutkan pendidikan di tengah teman-teman kampungnya yang berhenti di tingkat SMA di tahun 2019. Kini, perjuangannya itu disalurkan dengan menjadi kepala sekolah termuda.
Saat ditemui pada Kamis (24/7/2025) pagi di MTs Tashilul Mubtadiin, Atmadi terlihat memeriksa alat perlengkapan sekolah. Ia tidak ingin ada satupun terlewatkan setelah mendapatkan amanah.
Kepercayaan yang diberikan Yayasan Pendidikan Islam Tashilul Mubtadiin kepada Atmadi bukanlah tanpa alasan. Meski usianya masih 24 tahun, Atmadi telah memiliki pengalaman mengajar sejak 2019 di berbagai sekolah sebelum akhirnya bergabung dengan MTs Tashilul Mubtadiin selama satu tahun.
SEKOLAH: MTs Tashilul Mubtadiin di Kelurahan Keduanggaleng, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo yang memberikan kepercayaan pada Atmadi.
"Ini baru berapa hari ya, karena kemarin baru 16 Juli kemarin terpilih dan ditunjuk sama Yayasan. Sebelumnya saya pernah ngajar di beberapa sekolah dan sudah mengajar sejak 2019," katanya saat diwawancara.

Penunjukan Atmadi sebagai kepala sekolah terjadi setelah kepala sekolah sebelumnya mengundurkan diri karena kesibukan pribadi. "Kepala sekolah sebelumnya sudah izin untuk tidak bisa melanjutkan karena sibuk dengan anaknya yang masih kecil. Kemudian Ketua Yayasan mempercayakan saya, karena sudah mempunyai pengalaman," jelasnya.
Sebagai seoran sarjana pendidikan matematika, Atmadi mengaku tidak pernah membayangkan akan menjadi kepala sekolah di usia yang muda. "Tidak pernah terbayang untuk menjadi kepala sekolah karena saya rasa masih muda, kalau nyebutnya genzi kan. Rata-rata kepala sekolah itu kan di atas 40-an karena pemikirannya sudah matang," ujarnya.
Sebagai kepala sekolah termuda, Atmadi menyadari tantangan yang dihadapinya tidaklah mudah. Namun, ia optimis dapat menjalankan amanah dengan baik berkat dukungan dari rekan-rekan guru senior di sekolahnya.
"Karena Ketua Yayasan percaya dengan saya, saya rasa kita bisa bareng-bareng sama teman-teman yang lain yang sudah berpengalaman di sini. Mereka akan selalu memberikan arahan," ujarnya.
Saat ini, MTs Tashilul Mubtadiin memiliki 16 siswa yang terbagi dalam tiga tingkatan kelas, yaitu 7, 8, dan 9. Sekolah ini baru berdiri sejak tiga tahun yang lalu. Meski jumlahnya masih terbatas karena sekolah ini masih dalam tahap berkembang, Atmadi fokus pada peningkatan kualitas pendidikan dan pengelolaan administrasi sekolah.
Dalam menjalankan tugasnya, Atmadi kini disibukkan dengan berbagai aktivitas administratif dan manajerial. "Aktivitas saya sekarang meliputi pembagian tugas guru, operasional sekolah, administrasi, dan koordinasi dengan wali murid terkait program-program sekolah," paparnya.
Kisah Atmadi ini membuktikan bahwa usia muda bukanlah penghalang untuk berkontribusi dalam dunia pendidikan. Dengan semangat dan dedikasi tinggi, ia bertekad untuk memajukan MTs Tashilul Mubtadiin dan memberikan pendidikan terbaik bagi para siswanya.
Atmadi berharap bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya untuk tidak ragu berkontribusi dalam bidang pendidikan. "Memang kepercayaan dan pengalaman juga penting daripada usia dalam memimpin sebuah institusi pendidikan, sehingga ayo para pemuda, kita ciptakan generasi emas itu," tuturnya. (alv/why)

Share to
 (lp).jpg)