Banyuwangi Raih Dua Penghargaan di Hari Otonomi Daerah

Mohamad Abdul Aziz
Mohamad Abdul Aziz

Friday, 26 Apr 2024 05:45 WIB

Banyuwangi Raih Dua Penghargaan di Hari Otonomi Daerah

PENGHARGAAN: Mendagri Tito Karnavian memberikan penghargaan kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Kamis (25/4/2024).

BANYUWANGI, TADATODAYS.COM - Puncak peringatan Hari Otonomi Daerah (OTDA) XXVIII menjadi momen istimewa bagi Pemkab Banyuwangi. Pada acara yang diselenggarakan di Kota Surabaya, Kamis (25/4/2024) itu, pemerintah pusat menganugerahkan dua penghargaan kepada Banyuwangi.

Pertama, Bupati Ipuk Fiestiandani menerima tanda kehormatan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha. Penghargaan tertinggi yang diberikan oleh Presiden RI Joko Widodo satu kali seumur hidup itu diberikan atas hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) 2022, yang juga mendapatkan nilai terbaik nasional dengan status kinerja tertinggi.

Selanjutnya Banyuwangi meraih prestasi sebagai Kabupaten Berkinerja Terbaik se-Indonesia yang diberikan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Kedua penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

Penghargaan ini diberikan berdasarkan hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EPPD) tahun 2023. Banyuwangi meraih nilai tertinggi dengan skor 3,8118 poin, mengalahkan 514 pemkab se-Indonesia.

Penilaiannya dilakukan dari ratusan indicator. Termasuk evaluasi dampak kinerja yang langsung dirasakan publik, seperti upaya penurunan kemiskinan dan peningkatan pendapatan per kapita masyarakat.

“Kami bersyukur Banyuwangi bisa mempertahankan capaian ini. Bagi kami, ini bukan sekadar prestasi, namun menjadi penyemangat untuk berkinerja lebih baik lagi untuk kemajuan Banyuwangi,” ujar Bupati Ipuk.

Menurutnya, di tengah banyak tantangan dan keterbatasan, Banyuwangi terus berupaya melakukan berbagai upaya pembenahan. Misalnya, untuk kemiskinan, berdasarkan data BPS, kenaikan kemiskinan di Banyuwangi selama masa pandemi 2020-2021 hanya 0,01 persen yang merupakan kenaikan kemiskinan terendah di Jatim.

Per 2022, angka kemiskinan Banyuwangi 7,5 persen; ini merupakan yang terendah dalam sejarah Banyuwangi sejak Indonesia merdeka. Di 2023, angka kemiskinan Banyuwangi kembali turun menyentuh angka 7,34 persen.

“Stunting juga terus kita turunkan di antaranya lewat pemberian makanan bergizi gratis tiap hari kepada balita stunting dan ibu hamil berisiko tinggi,” ujar Ipuk. (azi/why)


Share to