Batik In Motion 2025, Jadi Ajang Pemkot Probolinggo Mengembangkan Ekonomi Kreatif

Amelia Subandi
Sunday, 21 Sep 2025 19:16 WIB

Ketua Dekranasda Jawa Timur, bersama dengan Wali Kota dan Ketua Dekranasda Kota Probolinggo pamerkan Batik Kanekrembang.
Kolaborasi ULD Indonesia & Dekranasda Lahirkan Batik Kanekrembang
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Pemerintah Kota Probolinggo menggelar acara Batik In Motion 2025 bertajuk “Gerak dalam Batik, Jelajah dalam Alam: Upaya Peningkatan Ekonomi Kreatif melalui Destinasi Wisata, Batik, Kriya, Sanggar Budaya & Seni serta Kuliner”. Gelaran ini berlangsung meriah selama 19–21 September 2025 di Stadion Bayuangga Kota Probolinggo.
Jumat (19/9/2025) sore, acara bergengsi ini resmi dibuka dengan penampilan spektakuler Line Dance on the Street dan Happy Perform dari komunitas Line Dance Indonesia. Ratusan peserta dari berbagai daerah, mulai Jawa Barat, Jember, Malang, Surabaya, hingga Kalimantan tampil memukau dengan balutan busana batik modifikasi penuh warna. Gerakan yang luwes, energik, dan penuh semangat menjadi simbol kebersamaan sekaligus memperlihatkan keindahan batik Nusantara.
Ketua Dekranasda Kota Probolinggo dr. Evariani Aminuddin menegaskan bahwa Batik in Motion digelar dalam misinya untuk mengembangkan ekonomi kreatif, menggerakkan seluruh potensi di wilayah Indonesia.
Melalui Batik in Motion, Ketua Dekranasda menggagas program dengan menggerakkan generasi muda. Antara lain dengan mengadakan lomba desain batik bagi pelajar dan umum, selain sebagai wadah silahturahmi dengan ULD di seluruh Indonesia.
“Line dance ini bukan hanya olahraga dan seni, tetapi juga alat promosi wisata, kriya, batik, sanggar seni, hingga perhotelan. Kota Probolinggo punya potensi besar sebagai pintu masuk menuju Bromo, bukan hanya tempat transit. Melalui acara seperti ini, wisatawan bisa singgah, berbelanja, hingga menginap di hotel-hotel kota. Tentu hal ini akan mendongkrak perekonomian masyarakat,” jelasnya.
Selain menampilkan kreativitas Line Dance Nusantara, acara ini juga menjadi ajang promosi kuliner, kriya, dan produk UMKM Kota Probolinggo. Masyarakat tampak antusias menyaksikan, sementara panggung megah Stadion Bayuangga menjadi saksi semangat kebersamaan dalam menjaga kelestarian batik sebagai warisan bangsa.
“Semoga semua peserta ULD yg sudah jauh-jauh datang bisa menikmati segala potensi yang dimiliki kota Probolinggo dan bisa membawa dokumentasi yang baik, sehingga tergambar bahwa Kota Probolinggo, kota kecil yang memiliki sumber daya luar biasa. Sehingga dapat merangsang potensi lokal menjadi selera dunia,” tambahnya.
Puncak Batik in Motion 2025 dihadiri oleh Ketua Dekranasda Jawa Timur dan beberapa undangan tokoh perempuan Jawa Timur.
Ketua Dekranasda Jatim Ramaikan Malam Puncak

Hari kedua, Sabtu (20/9/2025) menjadi malam puncak Batik in Motion 2025 yang bertajuk “Gerak dalam Batik, Jelajah dalam Alam”. Stadion terbesar di Kota Probolinggo, yang berada di Jalan Kaca Piring, Kelurahan Sukabumi, seolah menjadi lautan manusia yang merayakan harmoni budaya, kreativitas, dan kebanggaan atas warisan batik lokal.
Malam penuh warna tersebut dihadiri langsung oleh Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Elistiano Dardak, bersama Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin, Wakil Wali Kota Ina Dwi Lestari, Ketua Dekranasda Kota Probolinggo, Ketua DPRD, jajaran Forkopimda, Pj. Sekda, para kepala OPD, hingga tamu istimewa dari Dekranasda berbagai daerah di Jawa Timur serta komunitas ULD Indonesia.
Sebanyak 100 penari jara bodag dari sanggar Bina Tari Bayu Kencana menjadi tampilan manis pembuka malam kemeriahan event Batik in Motion. Gerakan kompak dan penuh energi ini memukau para tamu undangan. Dilanjutkan dengan tarian medley Nusantara dari Sanggar Senam Elizabeth yang menghadirkan keindahan gerak lintas daerah, serta performa line dance dari ULD Indonesia.
Puncak penampilan malam itu adalah sendratari kolosal yang menceritakan momen bersejarah lahirnya kembali Batik Kanekrembang—motif khas Probolinggo yang memadukan kembang arimbang dan bango. Filosofi motif ini mengajarkan tentang umur panjang, keberuntungan, kesetiaan, keanggunan, dan harapan.
Batik Kanekrembang bukan sekadar kain indah, tetapi sebuah filosofi keseimbangan antara tradisi dan modernitas, antara bumi dan langit, antara gerak dan diam.
Kanekrembang adalah hasil karya dari pegiat batik muda Kota Probolinggo Nico Sawiji. Karya ini menjadi bukti bahwa kreativitas generasi muda mampu menjembatani warisan leluhur dengan karya berkelas dunia. Dalam kesempatan itu, Wali Kota dr. Aminuddin bersama istri tampil mengenakan motif Kanekrembang sebagai simbol lahirnya identitas baru kota.
Perhatian Pemerintah Kota Probolinggo terhadap pelestarian batik mendapat apresiasi dari ketua Dekranasda Jawa Timur, Arumi Bachsin Elistiano Dardak.
“Acara ini menjadi wadah pelestarian budaya sekaligus penggerak ekonomi kreatif. Dengan kemajuan digitalisasi, batik semakin mudah dikenalkan kepada generasi muda. Batik Kanekrembang yang lahir kembali ini adalah kebanggaan kita bersama,” ujarnya.
Acara juga dimeriahkan dengan fashion show batik inkubasi yang melibatkan desainer muda, pelajar, dan pegiat batik Probolinggo. Busana-busana kreasi segar dari batik Kanekrembang dipamerkan dengan penuh gaya, memperlihatkan bagaimana tradisi bisa menyatu dengan tren masa kini.
Melalui Malam Puncak Batik in Motion 2025, Pemerintah Kota Probolinggo meneguhkan tujuan besar dengan apresiasi budaya menjaga, melestarikan, dan memperkenalkan kembali kekayaan batik kepada generasi muda; Penguatan ekonomi kreatif – menjadikan batik sebagai sumber kesejahteraan bagi pengrajin, UMKM, dan industri lokal; dan Identitas Kota Probolinggo – batik sebagai kebanggaan dan daya tarik wisata budaya.
“Kota Probolinggo sudah waktunya naik kelas. Bersamaan dengan rangkaian hari jadi Kota Probolinggo, kita harus memiliki sesuatu yang lebih. Utamanya ekonomi kreatif yang harus dikembangkan, dan ini potensi yang besar untuk menggerakkan seluruh kaula muda, untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai kreatif,” kata dr. Evariani Aminuddin. (*/mel/why)

Share to
 (lp).jpg)