Batik Trinil, Berhasil Bertahan setelah Dihantam Pandemi Covid-19
Samudra Alkautsar
Monday, 12 Jun 2023 11:20 WIB
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Kota Probolinggo memiliki kerajinan batik tulis yang cukup berkembang. Para pengrajin batik tulis di Kota Probolinggo mampu bertahan, meski sempat dihantam pandemi Covid-19 selama tiga tahun.
Batik Trinil adalah salah satu UMKM batik tulis yang eksis di Kota Probolinggo. Batik Trinil dijalankan oleh pria bernama Wiyono. Rumahnya di Jl Mastrip Gg V Kelurahan / Kecamatan Kanigaran, menjadi tempat produksi sekaligus display.
CORAK: Salah satu corak batik khas yang diproduksi Batik Trinil.
Wiyono memulai usaha batik ini sejak tahun 2016. Namun, usahanya sempat merosot saat pandemi Covid-19 melanda. Penjualan turun drastis dikarenakan tidak ada event selama covid. Namun, Wiyono tidak menyerah. Ia tetap konsisten membatik, hingga pandemi berlalu.
Membatik tentu membutuhkan keahlian khusus. Wiyono dibantu beberapa orang untuk mengerjakan tahap pencantingan hingga jadi. “Proses yang memakan waktu ya mencanting ini,” ujar Wiyono saat ditemui tadatodays.com.
Menurut Wiyono, harga batiknya di kisaran Rp 250 ribu hingga Rp 1,5 juta. Sedangkan batik yang paling laku menurutnya ialah batik warna hijau. “Ya trennya arah warna hijau, arah kedinasan” ujar Wiyono.
Wiyono bercerita, awal usahanya ini karena iseng. Ia membuat satu lembar batik dan menjualnya. Ternyata laku. “Ya awalnya saya bikin satu lembar, saya jual, kok laku,” ujar Wiyono. Akhirnya Wiyono keterusan menekuni usaha batik tulis ini. Sekarang pelanggannya sudah skala nasional. Mulai dari Jawa Timur, sampai Jawa Tengah. (sam/why)
Share to