Belajar Dari Youtube, Perajin Sangkar Burung Kini Buat Miniatur Truk

Mochammad Angga
Monday, 24 Feb 2020 20:14 WIB

UNIK: Arifin berpose dengan truk mini buatannya yang persis dengan aslinya. Truk mini karyanya ini dijual dengan harga Rp 750 ribu. (foto: mochammad angga/tadatodays.com)
Usia tak menghalangi Muhammad Arifin, 61 untuk belajar, meski melalui cara yang berbeda. Dari tutorial di aplikasi berbagi video, youtube, Arifin belajar membuat miniatur truk. Kemudian laku terjual. Begini kisahnya..
SIANG itu wartawan Tadatodays dalam perjalanan menemui salah satu narasumber di Kelurahan Wiroborang. Saat melintas di Jl Raden Wijaya, wartawan media ini tertarik dengan miniatur truk yang dipajang di tepi jalan.
Miniatur truk itu sangat mirip dengan aslinya. Tadatodays pun tertarik untuk mengenal lebih jauh pembuat kerajinan ini dan menepi. Kebetulan si pemilik workshop kerajinan kayu tengah sibuk membuat pesanan. Saat wartawan datang dan menyapa, dengan ramah ia mengatakan bersedia diwawancarai.
Muhammad Arifin, 61, namanya. Sebelum menjadi pembuat miniatur truk, ia adalah pembuat sarang burung. "Saya sudah lama menggeluti usaha membuat sarang burung. Jadi peralatan dan bahan juga sudah tersedia. Sejak kapannya, saya lupa. Pokoknya sudah bertahun-tahun," jelas Arifin.
Usahanya selama bertahun-tahun itu menurutnya tak banyak mendatangkan penghasilan lebih. Bisa dikatakan, penghasilan dari membuat sangkar burung hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Maka ia pun mulai mencari peluang lain.
"Awalnya gak sengaja dari melihat anak-anak ini youtube-an. Kok ada tutorial membuat miniatur mobil, truk dan bus. Saya coba dan ternyata laku," jelasnya.

Semula Arifin membuat miniatur truk polosan. Tanpa hiasan, cat maupun lampu-lampu. Harga jual truk buatannya masih di kisaran puluhan ribu. Itupun sudah membuatnya bahagia karena penghasilannya meningkat dibanding pada saat membuat sangkar burung.
"Lalu anak saya itu komentar dan memberi saran. Mungkin jika diwarnai dan diberi tulisan sesuai aslinya, bisa laku lebih mahal. Saya pun minta dilihatkan video lagi. Ternyata ada," kenangnya.
Dari situ Arifin belajar lagi dan berusaha membuat truk mini sesuai dengan aslinya.
"Hitungannya dini masih belum lama. Masih empat bulanan. Tapi penghasilan dari membuat truk ini sudah jauh lebih besar daripada dulu saat membuat sangkar burung dan terima sevis sangkar," ceritanya.
Selama empat bulan terakhir, Arifin sudah menjual miniatur truk sebanyak 28 unit. "Awalnya ini saya jual Rp 300 ribu karena polosan. Masih belum mengenal skotlet dan motif lampu karena masih dalam proses belajar. Kemudian belajar membuat itu selama satu bulan. Sekarang saya jual dengan harga Rp 750 ribu," ucapnya sambil menunjukkan karyanya.
Kendala yang dihadapi Arifin adalah modal dan tenaga kerja. Ia mengaku tak mampu membayar pekerja karena modal yang minim. "Dari barang yang terjual itu saya gunakan untuk modal. Pengennya dipromosikan tapi saya juga ragu-ragu. Sama temen-temen diberi masukan untuk ditampilkan di online tapi takutnya pembeli berbondong-bondong. Namun bahannya dan barangnya tidak ada karena masih konvesional pembuatanya," jelasnya.
Ia pun berharap dapat mengumpulkan modal lebih banyak dan membeli bahan lebih banyak pula. Sehingga ia bisa mengembangkan usaha kerajinanya ini. (ang/hvn)

Share to
 (lp).jpg)