Bercita-cita Jadi Dokter, Berlatih Catur Empat Jam Sebelum Belajar di Rumah

Muhammad Muslih
Thursday, 27 Feb 2020 21:32 WIB

Semua guru dan siswa di lingkungan MAN 2 Kota Probolinggo pasti mengenal Nurul Afni Hanifah. Perempuan yang jago main catur. Saat namanya disebut, guru di lingkungan madrasah pasti tahu akan kepiawaiannya memainkan olahraga strategi otak ini.
YA, Hani-panggilan bekennya memang dikenal sebagai pemain catur handal. Bahkan, prestasi terbarunya, wanita kelahiran 2002 itu berhasil menjadi juara kedua kejuaraan Catur Tingkat Nasional, di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Hani, hanya kalah dengan Samantha Editsho, gadis kelahiran Tiongkok. Samantha memang bukan lawan yang ringan. Pada tahun 2018, gadis bermata sipit ini sudah menjadi juara dunia junior putri U-10 Tahun. Samantha juga meraih titel Woman Fide Master (WFM).
PIAWAI: Nurul Hani Hanifah dan kepala MAN 2 Mohammad Alfan Makmur.
Hani saat bertanding dengannya sempat memenangkan strategi di babak awal. “Tapi, karena waktu sama-sama kritis, saya akhirnya grogi. Dan kalah,” tuturnya pada Tadatodays.com, Rabu (27/02/2020).
Tapi, dengan kekalahan itu, Hani tidak putus asa. Malah kekalahan tersebut jadi pengalaman berharga baginya. “Jadi saya tahu bagaimana dengan pola-pola serangan lawan yang baru,” ucapnya.

Dunia catur, bagi Hani bukan hal baru, putra dari Dedi Wicaksono ini sudah belajar sejak umur 10 tahun dari ayahnya. Walaupun, ayahnya bukan pecatur handal. Tapi, selalu mendukung dengan bakatnya itu. Adik Hani juga begitu, walau tak semoncer karirnya di dunia catur, tapi Hani pernah dikalahkan olehnya. “Dulu saya selalu kalah dengan adik saya,” kenangnya.
MEMBANGGAKAN : Nurul Hani Hanifah (tiga dari kiri) saat menerima piala penghargaan dari ITB Tahun lalu.
Semangat dari ayahnya yang tinggi untuk memotivasinya membuat Hani bangkit. Belajar dan belajar terus dilakoninya. Untuk mengasah kemampuan, Hani ikut club dan selalu bermain di aplikasi catur ternyata membuat bakatnya makin terasah. Hani bahkan menghabiskan waktunya setiap hari selama 4 jam untuk berlatih catur. “Sebelum belajar papa selalu menyuruh saya untuk bermain catur selama 4 jam, setiap hari. Kecuali hari Jumat, Sabtu dan Minggu,” ujarnya.
Sementara hari Jumat, Sabtu dan Minggu, Hani ke Lumajang untuk belajar ilmu catur. Di Lumajang Gadis berkulit putih ini belajar pada Muhammad Agus Kurniawan, pacatur aktif Indonesia. Agus Kurniawan merupakan pecatur Indonesia yang sering main ke luar negeri. “Dari pelatih saya, banyak ilmu baru yang saya dapatkan,” tegas Hani.
Sebelum juara II di ITB, Hani terbilang pecatur langganan juara. Hani pernah menjadi juara 1 Catur Puteri Porsenin MA Jawa Timur 2019 di Bangkalan. Untuk mengasah kembali kemampuan Hani akan diikutkan pada kejuaraan serupa di Malaysia. “Akan kita agendakan ke Malaysia, biar ketemu lagi dengan Samantha,” kata Alfan, Kepala Sekolah Hani. (*/mm/hvn)




Share to
 (lp).jpg)