Berkaca Inflasi 2022, Ketua Komisi B: Perlu Pendampingan Subsidi Pupuk

Iqbal Al Fardi
Iqbal Al Fardi

Thursday, 19 Jan 2023 14:48 WIB

Berkaca Inflasi 2022, Ketua Komisi B: Perlu Pendampingan Subsidi Pupuk

JEMBER, TADATODAYS.COM - Inflasi tahunan 2022 di Kabupaten Jember mencapai 7,39 persen, melebihi Provinsi Jawa Timur di angka 6,52 persen. Hal tersebut menjadi sorotan Komisi B DPRD Jember, terutama pentingnya pendampingan Pemkab Jember dalam bantuan pupuk.

Ketua Komisi B DPRD Jember Siswono menyatakan, terdapat dua hal penyumbang inflasi tahunan 2022 di Jember. Kedua faktornya ialah kenaikan tarif PDAM dan kurangnya bantuan pupuk. "Ini meresahkan. Jujur, ini yang kedua (minimnya bantuan pupuk, red) justru berkontribusi banyak meningkatkan inflasi tahun kemarin," jelasnya pada tadatodays.com, Kamis (19/1/2023).

Di tahun 2022, kata Siswono, petani di Jember mengeluhkan pengurangan subsidi pupuk dari pemerintah pusat. "Juga, Pemkab Jember tidak ada pendampingan terhadap bantuan pupuk untuk petani, yang palawija, tembakau dan lainnya. Ini yang menyumbang inflasi," ungkapnya.

Terlebih, kegagalan panen turut menyumbang inflasi tahunan 2022. Untuk itu, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Jember membagikan bibit dan benih cabai rawit, kecil dan bawang merah yang dimulai sejak Desember 2022. "Dengan itu, kami apresiasi usaha pemkab, terutama untuk menekan inflasi di bulan ketiga," ungkapnya.

Namun, Siswono menyoroti sasaran pembagian bibit tersebut. Menurutnya, kelompok tani seharusnya menjadi sasaran utama. "Karena bagaimanapun, mereka yang mengelola," terangnya.

Pembagian bibit dan benih terhadap rumah tangga, tambahnya, kurang efektif karena kebutuhannya yang kecil. "Kalau ke petani hasil panennya kan distribusinya ke pasar," imbuhnya.

Sebelumnya, Dinas TPHP membagikan bibit dan benih berupa cabai rawit, besar dan bawang merah di tiga kecamatan, Kecamatan Sumbersari, Patrang dan Kaliwates ke 15 ribu masyarakat. Selain itu, mereka juga membagikannya ke 28 Kecamatan pada Desember 2022 lalu untuk menekan inflasi yang mungkin terjadi di bulan ketiga tahun 2023. (iaf/why)


Share to