Bikang Ceria, Kreasi Terbaru PKK Kraksaan

Hilal Lahan Amrullah
Sabtu, 23 Mar 2019 00:52 WIB

CERIA: Warna yang menarik dan tekstur yang lembut menjadikan kue bikang buatan PKK Kraksaan ini memiliki nama "Bikang Ceria".
KRAKSAAN - Kue bikang merupakan salah satu jenis kue basah khas Indonesia. Kue ini dapat ditemukan hampir di setiap daerah di Indonesia. Dengan tekstur yang lembut dan bentuk menarik seperti rekahan bunga mawar, kue ini selalu mengambil hati para pacinta jajanan pasar.
Bahkan di Kelurahan Sidomukti, Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, bikang juga ditampilkan setiap kegiatan rapat dan event-event kelurahan lainnya.
Berbeda denga bikang biasa, buatan kader PKK kelurahan setempat memiliki ciri khas lain. Terutama pada pewarna makanan yang dipakai menggunakan pewarna alami atau tradisional. Adapun warna merah dibuat dari buah naga. Sedangkan warna hijau dihasilkan dari daun pandan suji atau pandan Betawi.
LENTUR DAN MEREKAH: Chef Rudy Choirudin (tengah) dalam acara masak bareng Chef Rudy di GIC Kraksaan (22/01) lalu. Dia terkesima dengan bentuk “Bikang Ceria” yang merekah dan lentur, dan dia pun mencicipinya.
"Kalau pakai sumba (kimia, Red.) tidak boleh. Kami pakai bahan lokal seperti buah naga," terang kader PKK Kelurahan Sidomukti, Katrin Magdalena, 54, warga setempat.
Sementara tekstur kue bikang yang kenyal didapat dari campuran tepung kanji pada adonan. Menurutnya bikang merupakan makanan tradisional masyarakat Jawa yang mulai pudar pamornya. Karenanya Pemerintah Kabupaten Probolinggo mengharap jajanan tradisional seperti bikang diolah semoderen mungkin supaya lebih diminati lagi. "Kalau sekarang sudah banyak kue-kue roti gulung, dan yang lain," terangnya.
Penyajian kue bikang biasa disajikan pada acara selamatan, tasyakuran, acara orang meninggal, acara pernikahan, dan sebagainya. Sama halnya dengan bikang ceria Sidomukti ini yang diharapkan menjadi populer.

Bikang ini sering ditampilkan lomba-lomba yang disajikan secara alami dengan variasi alas daun dan lidi. "Bikang ini merekah, jadi kita pakai ceria. Chef Rudi (Rudy Choirudin, Red) heran bikangnya bisa lentur, dia senang melihatnya lalu mencobanya," terangnya.
Pihaknya berharap, ke depan bikang ceria memiliki variasi lain. Salah satunya diberi variasi parutan kelapa secukupnya, agar bertambah sedap. "Model bikangnya sederhana, namun rasanya enak," terangnya.
Terpisah kader PKK Kelurahan Sidomukti, Juhairiyah, 59, warga Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo mengatakan resep bikang tersebut diperoleh sejak dulu turun temurun dari keluarganya. Bikang adalah kue kuno. Saat ini kebanyakan bikang jarang dibuat.
BANGGA: Ibu-ibu PKK Kraksaan berswafoto dengan menunjukkan “Bikang Ceria” bersama Anjar Noermala, Kepala Bidang Informasi Publik dan Komunikasi Publik Diskominfo Kabupaten Probolinggo.
Pembuatan kue bikang tidaklah mudah, dibutuhkan ketelatenan. Hal ini terbukti saat praktik pembuatan bikang di PKK setempat. "Memang saat panas teksturnya lentur, namun saat keadaan dingin teksturnya kaku, bahkan gosong. Kita coba terus sampai hasilnya menarik," terang Juhairiyah, 59.
Harga bikang ceria ini dipatok Rp 3 ribu tiap satu buah bikang. Pasalnya bahannya menggunakan santan yang kental. Sehingga bikang mudah lentur. Saat kue bikang bisa mekar dengan bagus, pihaknya merasa puas dan senang. "Saat mengungkit dengan bambu, lalu hasilnya bisa mekar, itu kita senang," terangnya.
Pihaknya berharap bikang lebih ditampilkan dengan bagus dengan variasi yang lebih menarik. Sehingga makanan adat ini lebih diminati lagi. "Kalau dulu bikang adalah kue wajib saat acara-acara adat," terangnya. (*/hla/hvn)

Share to
 (lp).jpg)