"Bubak Bumi" Berlanjut, Tradisi Petani Banyuwangi Jelang Musim Tanam

Tadatodays
Tadatodays

Monday, 31 Oct 2022 14:34 WIB

"Bubak Bumi" Berlanjut, Tradisi Petani Banyuwangi Jelang Musim Tanam

BUBAK BUMI: Tabur bunga dan prosesi menuangkan dawet ke sungai di Dam Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Senin (31/10/2022). Ritual ini sebagai harapan agar air melimpah ruah dan alirannya bisa menyuburkan pertanian.

BANYUWANGI, TADATODAYS.COM - Petani Banyuwangi memiliki tradisi “Bubak Bumi” yang dilakukan saban memasuki awal musim. Dalam tradisi ini, petani menggelar doa bersama. Nah, tradisi Bubak Bumi dilangsungkan di Dam Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Senin (31/10/2022).

Bubak bumi adalah tradisi turun temurun yang dilakukan petani untuk mengawali musim tanam. Bubak bumi ini diikuti warga yang tinggal di 8 kecamatan yang dialiri sungai Kalibaru, yaitu Kecamatan Tegalsari, Bangorejo, Pesanggaran, Siliragung, Cluring, Purwoharjo, Muncar, dan  Tegaldlimo.

Dalam catatan sejarah, Dam Karangdoro pernah mengalami kerusakan parah, karena banjir bandang di tahun 1929. Kejadian tersebut lantas dikenal dengan sebutan ‘Tragedi Mblabur Senin Legi’. Itulah sebabnya mengapa Bubak Bumi dilaksanakan pada hari Senin.

Menurut Wakil Bupati Banyuwangi Sugirah, keberadaan Dam Karangdoro vital sebagai irigasi areal pesawahan di 8 kecamatan tersebut. "Dam Karangdoro ini melayani kebutuhan air pertanian, sehingga produktivitasnya terus meningkat. Dengan begitu akan mengungkit roda perekonomian di Banyuwangi,” kata Sugirah saat membuka Festival Bubak Bumi 2022, Senin itu.

Sugirah menjelaskan Festival Bubuk Bumi sebagai upaya mengenang berdirinya Desa Kandangdoro. "Dam ini dibangun pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1921. Namun, meski dibangun pemerintah Hindia Belanda, tapi pimpinan proyeknya adalah orang Indonesia asli, yaitu Ir Sutedjo," ujarnya.

Selanjutnya, Sugirah mengajak masyarakat untuk menjaga ekosistem dan kebersihan sungai. "Ayo jaga kebersihan sungai dan jangan buang sampah ke sungai," kata Sugirah

Sementara, Kepala Dinas PU Pengairan Guntur Priambodo, Dam atau Bendung Karangdoro adalah sungai yang mampu mengairi baku sawah terbesar di Banyuwangi dan Jawa Timur.

“Baku sawah yang dilayani Dam Karangdoro ini terbesar di Banyuwangi dan Jawa Timur, luasnya mencapai 16.165 hektar. Operasional dan pemeliharaannya digarap bareng Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Balai Besar Brantas, dan Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PUSDA) wilayah Sungai Sampean Baru, karena Dam Karangdoro juga merupakan kewenangan pemerintah pusat,” ujar Guntur.

Guntur menambahkan, Festival Bubak Bumi 2022 dimanfaatkan untuk sosialisasi tata tanam global. Dalam rencana tata tanam global itu telah ditetapkan neraca air yang ada di masing-masing DAS. "Sudah dihitung berapa debit air, kapan harus ditanami, sampai kapan tidak boleh tanam. Sehingga hasilnya akan optimal bisa dinikmati secara adil dan merata," tandas Guntur.

Festival tersebut diakhiri dengan tabur bunga bersama sebagai penghormatan bagi mendiang Ir Sutedjo. Setelah itu, dilakukan prosesi menuangkan dawet ke sungai sebagai harapan agar air melimpah ruah dan alirannya bisa menyuburkan pertanian. Yang paling seru, masyarakat kemudian menikmati makan tumpeng sejumlah 70 tumpeng sebagai tanda syukur kepada sang pencipta. (*/red/why)


Share to