Bukit Dami, Tawarkan Pemandangan Spektakuler dari Segala Arah

Mochammad Angga
Mochammad Angga

Sabtu, 25 Jan 2020 10:42 WIB

Bukit Dami, Tawarkan Pemandangan Spektakuler dari Segala Arah

HIJAU: Pemandangan jauh yang ditawarkan Bukit Dami di Desa Tigasan Wetan, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo.

Nama Bukit Dami, mungkin masih jarang didengar orang. Namun bukit di Desa Tigasan Wetan, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo ini menyediakan pemandangan yang memanjakan mata.

DI sisi timur jika cuaca sedang cerah, akan nampak deretan gunung mulai dari Gunung Argopuro hingga ke sisi selatan, Gunung Lemongan. Sementara di sisi barat ada Pegunungan Tengger yang berdiri tangguh bagai benteng bila terlihat dari jauh. Menariknya, di sisi utara Anda akan melihat hamparan perkotaan. Bangunan, garis pantai, pepohonan dan jalan menjadi serupa balok-balok kayu dalam permainan anak-anak. Tertata rapi dan kecil-kecil. Itu adalah Kota Probolinggo jika dilihat dari atas. Pemandangan ini akan lebih spektakuler dinikmati pada pagi saat matahari terbit atau senja kala. Paduan langit oranye, remangnya semesta dan lampu-lampu kota yang masih berkelip menyajikan pemandangan alam yang sakral dan sangat berkesan. Pesona ini yang ditawarkan Bukit Dami.

Teras Tanah, komunitas pemuda Desa Tigasan Wetan pah betul potensi bukit ini untuk menjadi jujugan pelancong. Utamanya kaum urban yang penat dengan pemandangan kota. Sayangnya, lokasi yang tersembunyi dan belum adanya akses yang layak membuat Teras Tanah harus bekerja keras untuk menyulap bukit yang disebut orang lokal "Nong Demmih" ini sebagai tujuan wisata yang atraktif.

CAMPING: Sejumlah siswa dari salah satu madrasah ibtidaiyah di Kota Probolinggo ber-camping ria dengan mendirikan tenda untuk mengenal alam sekitar.

Wahyudi Bahtiar, 21 pentolan Teras Tanah menyadari hal itu. Ia pun bercerita mengenai usaha yang dilakukannya untuk mendandani Bukit Dami menjadi lebih cantik. "Ide awal menjadikan bukit ini sebagai tempat wisata, berasal dari komunitas Teras Tanah. Lalu kamu anggota komunitas bekerjasama dengan kepala desa dan warga untuk dana dan biaya pembuatan bukit wisata. Dana tersebut diambil melalui Anggaran Dana Desa (ADD) ataupun swadaya masyarakat," jelasnya.

Upaya lain dengan menggandeng sejumlah instansi swasta untuk turut berpartisipasi.

"Kami juga mencari dana dengan menjual bibit tanaman hias dan menjual kaos-kaos yg diproduksi oleh komunitas sendiri. Untuk mengenalkan potensi Bukit Dami, kami mengadakan acara Mabiruh Ghunong yang artinya menghijaukan gunung. Acaranya berlangsung pada akhir tahun lalu," jelas Wahyudi pada Tadatodays.com.

Selain anggota komunitas, warga juga turut bergotongroyong membantu membuat akses jalan menuju bukit. Warga setempat itu, digaji oleh kepala desa.

"Kendala dalam wisata ini adalah pembangunan akses jalan untuk menuju spotnya. Apalagi untuk mengambil bahan bangunan seperti pasir, bata, semen dengan cara di-imbal (diambil bolak-balik, Red) atau dipikul dengan berjalan kaki," jelasnya.

Ke depannya, Wahyudi ingin Bukit Dami tak hanya visa dinikmati oleh anak muda tapi semua kalangan. Karena Bukit Dami bisa digunakan untuk camping ground, tempat menyepi dari hiruk-pikuk kota hingga berfoto selfie. "Jangka panjang, konsep yang kami usung, Bukit Dami ini menjadi pusat edukasi sekaligus agrowisata. Mengajarkan apa dan bagaimana penghijauan itu, menanam sayur, memanen buah dan ajang edukasi lain," harapnya.

Wahyudi juga berangan-angan memiliki event musik atau seni yang serupa Jazz Mangrove di salah satu pusat wisata mangrove di Kota Probolinggo. (ang/hvn)

SELFIE SPOT: Titik swafoto yang bisa dimanfaatkan pengunjung untuk menambah koleksi fotonya dengan backrground pemandangan kota dari ketinggian.

Akses ke Lokasi Mudah

BERWISATA ke Bukit Dami sejatinya mudah. Dari pusat Kecamatan Leces, pengunjung masih harus menempuh jarak sekian kilo menuju perbatasan Probolinggo - Lumajang. Di sekitar Masjid Nurul Jannah tanyalah kepada penduduk sekitar mengenai Bukit Dami ini atau mereka menyebutnya "Nhong Demmih".

Dengan menaiki motor, jika lalu-lintas lancar hanya butuh waktu sekitar 40 menit dari pusat Kota Probolinggo menuju Bukit Dami. Di Google Mpas pengunjung juga bisa mencari Teras Tanah atau Gunung Dami atau Bukit Dami.

Nantinya, pengunjung bisa memarkirkan kendaraan di kantong parkir, lahan milik penduduk setempat, Pak Arum.

Saat ini belum ada tarif yang ditentukan untuk menikmati Bukit Dami. Namun belum diketahui ke depannya bagaimana jika fasilitas di Bukit Dami mulai lengkap.

Jangan lupa, bawa kembali sampah Anda jika sudah usai masa wisata di Bukit Dami. (hvn/ berbagai sumber)


Share to