“BUS PATAS” ala Sekda Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto

Alvi Warda
Alvi Warda

Monday, 20 Mar 2023 17:53 WIB

“BUS PATAS” ala Sekda Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto

SEJAK Kamis 2 Februari 2023, Ugas Irwanto dilantik sebagai Sekretaris Daerah atau Sekda Kabupaten Probolinggo. Ugas Irwanto menggantikan Sekda Soeparwiyono yang telah purna tugas. Setelah dilantik Ugas Irwanto punya tekad memimpin ASN di Pemkab Probolinggo dengan slogan “BUS PATAS”.

Bahkan untuk menegaskan praksis slogan tersebut, sudah ada Satgas BUS PATAS yang telah dilaunching secara langsung oleh Wakil Bupati Probolinggo HA Timbul Prihanjoko, Jumat (17/3/2023).

Lalu apa itu BUS PATAS? Berikut ini interview redaksi tadatodays.com dengan Sekda Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto.

Apa Sebenarnya Makna BUS PATAS?

Jadi begini, sejak peristiwa penegakan hukum yang terjadi di Kabupaten Probolinggo saya masih melihat teman-teman OPD (Organisasi Perangkat Daerah, red) itu masih belum 100 persen move on. Artinya, beberapa kegiatan, beberapa kebijakan, masih serba ragu. Nah dengan tekad saya sejak saya dilantik, saya memunculkan slogan atau jargon BUS PATAS.

Nah, BUS PATAS ini sebenarnya bagi orang awam melihatnya sederhana. Cepat terus nyaman. Terus kemudian terlayani, ya kan? Nah, asumsi masyarakat bawah, BUS PATAS ini lebih baik dari biasa. Itu asumsi yang awam.

Tetapi sebenarnya, jargon ini ada singkatannya. BUS “Bersama Untuk Sinergi”. Saya melihat bersama itu belum tentu bersinergi. Kita sering melihat kegiatan-kegiatan bareng-bareng. Katakanlah ada kegiatan event di tempat wisata, tapi mereka sendiri-sendiri melakukan kegiatan. beberapa OPD melakukan kegiatan walaupun bareng, tapi sendiri. Tidak sinergi. Nah, sebenarnya tidak menonjolkan OPD di saat kegiatan itu, katakanlah ada salah satu OPD, maka kalau sinergi ini sudah tidak berbunyi A, tapi ini sudah berbunyi Pemerintah Kabupaten. Nah itu sinergi.

Kemudian PATAS, ini singkatan dari empat tas. Yang pertama “loyalitas”. Nah loyalitas ini, kenapa saya tekankan? Yang pertama, dalam organisasi besar di pemerintah kabupaten ini, kalau kita tidak punya komitmen bersama, punya loyalitas ya, kepada pimpinan secara berjenjang, itu susah mengendalikan.

LAUNCHING: Wakil Bupati Probolinggo, Drs. H. A. Timbul Prihanjoko bersama Forkopimda Kabupaten Probolinggo dan sejumlah stakeholder terkait menekan tombol sirine sebagai tanda peresmian satgas "Bus Patas" Kabupaten Probolinggo (17/3/2023).

Makanya, kita tidak bisa berbicara visi misi untuk wakil bupati Probolinggo akan terselesaikan dengan tuntas, kalau kita masih belum satu komando. Belum satu sentralistik, ya dalam hal memberikan tekanan-tekanan di loyalitas. Ini secara jenjang, yang tertinggi adalah wakil bupati.

Sekda dalam hal ini hanya tugasnya, membantu bagaimana visi misi wakil bupati ini tuntas selesai. Kalau saya sudah membantu maka secara otomatis, secara berjenjang dari staf ahli, asisten, ya kepala badan, termasuk dinas, camat sampai ke bawah secara berjenjang itu, mau tidak mau harus juga satu komando. Itu loyalitas, artinya gini, loyalitas kepada pimpinan dan loyalitas pada organisasi. Loyalitas kepada organisasi adalah loyalitas kepada aturan-aturan yang sudah berjalan, yang berlaku, karena sekarang peraturan itu setiap detik, setiap hari, kadang-kadang berubah. Tetapi kita harus menyesuaikan. Itu aturan.

Kemudian yang kedua adalah kualitas. Nah di saat kita sudah punya loyalitas, kita dituntut sekarang kualitas. Ya mohon maaf, saya masih melihat beberapa teman OPD melaksanakan kegiatan hanya sekedar ingin selesai saja, tidak ada target. Kalau tidak ada dampak-dampak positif, tidak ada manfaat, itu sama saja hanya menghamburkan uang. Jadi saya ingin di kualitas ini dalam setiap pelaksanaan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasinya, itu betul-betul kualitas. Jadi sungguh-sungguh. Kadang-kadang, kita ada suatu acara sosialisasi sehingga ada yang asal-asalan, yang penting SPJ selesai. Saya tidak mau itu. Itu yang saya lihat.

Kemudian yang ketiga, efektivitas, kalau kita berbicara anggaran, kita ini sangat terbatas. Kenapa karena kita tersedot anggaran, yang pertama, belanja untuk gaji honor pegawai ASN. Termasuk yang sudah cukup besar tersedot. Satu sisi, kita juga ada program PMK, Peraturan Menteri Keuangan 212. Ya mungkin sudah sudah umum ini Wiro Sableng, sehingga apa? Refocusing. Sehingga kita geser-gesernya. Kenapa? Diarahkan ke kemiskinan, diarahkan ke stunting, diarahkan ke pendidikan, di saat kegiatan-kegiatan itu sudah terbatas. Kalau kita tidak efektif menggunakan data tersebut, maka percuma. Sehingga kita bagaimana dengan data terbatas, cukup efektif menjalankan program dengan tujuan target yang bisa berdampak.

Yang keempat, terakhir, tuntas. Kita tidak ingin kegiatan-kegiatan itu tidak terselesaikan sesuai dengan target. Kenapa? Kita tidak punya utang, tidak punya beban. Saya berharap, setiap kegiatan harus tuntas. Tuntas itu bukan berarti satu kali kegiatan, bisa saja dia direncanakan untuk beberapa kali. Tetapi tuntas di tiap-tiap tahapan dan puncaknya tuntas, itu tidak punya beban. Saya kira itu.

Bagaimana Kiat Kinerja Pemerintah Daerah?

Kenapa saya munculkan BUS PATAS dan gampang dimengerti sama masyarakat? Tim saya ini memang OPD dan jajaran di bawahnya, ASN. Jadi itu yang saya garap dulu. Saya memberikan stressing, memberikan pemahaman yang sama. Kenapa? Karena kita ini di saat kita sudah satu visi, satu misi bersinergi, maka kita akan bisa melaksanakan. Walaupun kita tidak bisa sempurna, tetapi minimal kita ada manfaat.

Kita akan menjadi panutan masyarakat, satu hal di saat kita hadir, di saat melayani masyarakat kita satu, bukan seperti dulu. Sudah sebagai pelayan, artinya pemerintahan hadir ini sebagai pelayan, bukan seperti dulu sebagai pejabat, yang artinya ingin dilayani. Sudah tidak bisa. Makanya kemarin beberapa hari beberapa minggu yang lalu, saya berusaha untuk melayani. Salah satu contoh, kalau saya ingin percepatan, ingin investasi saya tarik ke Probolinggo, percepatannya bagaimana? Kita mainnya bagaimana? Artinya kita undang, kita jemput bola.

Dalam hal perizinan, kita permudah. Maka saya sampaikan pada OPD yang teknis, monggo silakan bantu mereka-mereka, investor yang punya uang, yang benar-benar ingin betul-betul menanamkan sahamnya. Kita harus hormati mereka, dan apa yang kita dapat nanti, masyarakat kita pengangguran akan berguguran, masyarakat kita akan bekerja.

Makanya, sebenarnya BUS PATAS ini sloga cukup dalam. Dari BUS saja sudah Bersama Untuk Sinergi. Makanya di sinergi ini kita tidak hanya bersinergi antar OPD, antar ASN, tetapi kita juga ingin bersinergi dengan jajaran lainnya, sampai TNI dan Polri lalu Kejaksaan, termasuk ya pengadilan dan banyak hal.

Satu hal yang mungkin, perlu saya sampaikan, kita tidak bisa meninggalkan teman-teman lembaga, sebagai masyarakat. Termasuk terutama teman-teman media. Karena mau tidak mau, kita akui lah, mereka di jajaran lembaga termasuk media ini, kadang-kadang memberikan solusi yang terbaik, yang belum kita pikirkan. Artinya apa? Semua saran, semua kepentingan kita, tidak akan menolak. Selama itu untuk membangun, kenapa tidak? Sudah bukan saatnya kita egois, artinya tidak mau masukan. Jadi, ini artinya semua aspirasi dari semua elemen kita harus tampung. Untuk siapa? Untuk masyarakat Kabupaten Probolinggo.

Bupati adalah jabatan politik yang dalam ini Wakil Bupati Bapak Timbul Prihanjoko merupakan kepala daerah yang mempunyai visi-misi, program. Tugas kami, kembali lagi, membantu untuk menuntaskan programnya.

Yang jelas yang pertama dengan slogan BUS PATAS ini, saya ingin percepatan. Mohon maaf, sudah terlalu lama kita ada di jajaran ranking terbawah masalah kemiskinan ini. Kita akui lah ya. Tetapi sebenarnya kita sebenarnya, bisa lah. Nah kata-kata bisa ini sebagai motivasi kita bagaimana caranya untuk tercapai. Maka saya tidak ingin kemiskinan ini berlarut-larut. Saya akan berusaha untuk mencari solusi dengan cara, yang pertama mungkin seperti mendatangkan investor ya, akan terangkat wisata.

Jadi yang pertama itu. Kemudian stunting ya, sesuai program pemerintah. Stuting ini makanya kita ingin di BUS PATAS itu kan kita bentuk satgas-satgas, ini dari tingkat kabupaten, kecamatan. Insya Allah besok kita akan launching atau ya setelah itu, akan diterapkan di tingkat bawah. Di satgas itu beberapa unsur ya ada di dalamnya. Mulai dari jajaran TNI-Polri, di tingkat kecamatan, tingkat kabupaten. Kemudian instansi terkait seperti pertanian, kemudian dari puskesmasnya, kesehatan, pendidikan dan ini tergabung. Termasuk tokoh bergabung untuk menyelesaikan dengan cara apa?

Katakanlah stunting bulan ini ada empat, bagaimana secara percepatannya itu angka empat ini kalau bisa dalam satu-dua bulan ini bisa jadi tiga. Ya artinya terkontrol semua tiap-tiap kecamatan dan sudah saya tugaskan.

Kebetulan saya tunjuk ketua hariannya (Satgas BUS PATAS, red) Pak Agus Mukson, Staf Ahli itu membawahi beberapa asistennya. Bagaimana untuk mengevaluasi tiap bulan. Dari evaluasi itu, akan ketemu kalau ada angka-angka yang belum turun, tidak ada perbaikan yang setingkat, maka kita akan lihat evaluasinya di mana kendalanya di mana. Kalau seandainya belum ada motivasi untuk kata-kata dari timnya, ya kita evaluasi. Apakah dari masyarakat? Ya kita evaluasi. Artinya kita harus perlu lagi kekuatan, untuk memotivasi teman-teman yang di bawah. Jadi itu.

Seperti Apa Semangat yang Ditanamkan kepada ASN-OPD? 

Saya berharap teman-teman OPD, bahwa sudah saatnya kita bekerja untuk masyarakat. Saya yakin dengan slogan BUS PATAS ini kita kalau bersama-sama untuk sinergi, mengangkat bagaimana masyarakat kita, kalau bisa bicara mungkin terlalu terlalu tinggi, tapi bagaimana masyarakat kita, tidak tergolong masyarakat yang miskin di tingkat Jawa Timur.

Bagaimana kalau stunting itu wajib, kalau kemiskinan itu program wajib kan, sehingga ayo bersama-sama. Selama kita bisa, kenapa tidak? Pahala menunggu di saat kita benar-benar ikhlas untuk masyarakat Kabupaten Probolinggo. (*/alv/why)


Share to