Caleg Muda Berbicara; Dini Rahmania, Caleg Perempuan DPR RI untuk Dapil Pasuruan-Probolinggo

Tadatodays
Tadatodays

Thursday, 30 Nov 2023 16:17 WIB

Caleg Muda Berbicara; Dini Rahmania, Caleg Perempuan DPR RI untuk Dapil Pasuruan-Probolinggo

PEREMPUAN BERDAYA: Dini Rahmania bersama petani kentang dan bawang merah di Kabupaten Probolinggo.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Perempuan bukan lagi saatnya hanya berdiam diri di rumah. Perempuan harus berdaya, agar bisa menciptakan perubahan. Salah satunya di bidang politik. Dini Rahmania, perempuan asal Kabupaten Probolinggo berangkat mencalonkan diri sebagai calon legislatif (caleg) DPR RI dalam Pemilu 2024, untuk membawa aspirasi masyarakat Probolinggo-Pasuruan.

Dini, begitu perempuan kelahiran 23 November 1986 itu disapa. Ia sehari-harinya menjadi ibu rumah tangga, dengan memiliki usaha retail dan menjadi salah satu pengasuh di Pondok Pesantren Hati, Kraksaan. Ia merupakan istri salah satu ASN Pemerintah Kabupaten Probolinggo, Mehdin Sahreza Wiriarsa dan memiliki satu anak.

Dini merupakan putri sulung pasangan mantan Bupati Probolinggo dua periode Hasan Aminuddin dan Puput Tantriana Sari. Darah politik ternyata mengalir di tubuh Dini karena kedua orang tuanya yang merupakan politisi.

Dalam perbincangan dengan tadatodays.com, Dini menuturkan bahwa mulanya dia justru tidak ingin terjun ke dunia politik. Ia hanya ingin fokus mengurusi santri di ponpesnya itu. Namun, aspirasi masyarakat yang harus disuarakan, menjadi dorongan Dini nyaleg DPR RI. Ia pun berangkat dari Partai Nasdem sebagai calon legislatif DPR RI.

KOORDINASI: Caleg DPR RI Partai Nasdem, Dini Rahmania memimpin rapat koordinasi bersama tim internal.

Niat itu kemudian berubah. Ia ingin hidup dan tumbuh menjadi sosok yang bermanfaat bagi masyarakat banyak. Banyak jalan untuk menuju niat itu. Dini melangkah dari Partai Nasdem sebagai tangga mencalonkan diri menjadi DPR RI.

Latar belakang pendidikannya pun juga ada yang menjurus terhadap dunia politik. Ia mengambil S1 jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Ia juga lulusan Universitas Ciputra dengan gelar S2. Jejak kepemimpinan ayah-ibunya juga menjadi modal penerus bagi Dini.

Role model politisi, ia lekatkan pada ayahnya. Sebagai pendiri Partai Nasdem, Dini jatuh cinta pada kepemimpinan ayahnya itu. "Saya tumbuh dan besar bersama Bapak Hasan Aminuddin, otomatis saya banyak belajar dari bapak," katanya.

Memilih Nasdem bukan semata, tanpa alasan. Dini melihat bergabung di Partai Nasdem adalah menyenangkan. Apalagi, kedua orang tuanya adalah bagian dari partai tersebut. "Bukan mau tidak mau, saya secara garis besar sedikit paham mengenai Nasdem," tuturnya.

Pengalaman pertamanya ini membuat mata Dini terbuka lebar. Melihat wakil rakyat yang sudah berhasil duduk menjabat, juga menjadi penuntunnya. Ia melihat, wakil rakyat yang mewakili Dapil 2 Jatim bisa bekerja dengan baik. "Untuk kemajuan Probolinggo, khususnya," ucapnya.

Sementara dirinya, jika terpilih ia akan menjadi sosok yang akan memajukan Kabupaten Probolinggo. Terutama pada polemik kemiskinan. "Saya ingin sekali meningkatkan kapasitas SDM. Utamanya, perempuan Probolinggo sebagai guru pertama bagi anaknya," katanya.

Di sektor wisata, ia akan mengembangkan destinasi wisata gunung dan lautan. Ia juga ingin meningkatkan sektor pendidikan. Utamanya, soal angka gagalnya pendidikan bisa menurun. "Dengan begitukan, kemiskinan bisa menurun juga," tuturnya.

MENGAJAR: Dini Rahmania saat mengajar di Ponpes Hati, Kraksaan.

Sebagai caleg perempuan, Dini juga menginginkan beberapa hal terhadap perempuan. Mulai dari yang ia sebut support system, pendidikan dan berdaya. "Bisa dari berwirausaha," katanya.

Dini memegang peranan penting dalam lingkungan Ponpes atau Asrama Hati, Kraksaan. Terutama, masalah pemberian makan. Ia memberikan tiga kali makan sehari pada 250 anak santrinya. "Susah-susah gampang. Memikirkan menu-menu karena kan selera mereka berbeda-beda," katanya.

Tak hanya soal makanan, ia juga dipercaya sebagai salah satu pemangku pendidikan di Ponpes Hati. Ia mempelajari bagaimana manajemen sekolah untuk keberlangsungan pendidikan santri-santrinya. "Sembilan puluh persen anak-anak (santri, red) saya tidak berbayar. Dari SMP hingga SMA," katanya.

Terbukti, adanya program gratis itu santri-santri Ponpes Hati berasal dari seluruh penjuru Kabupaten Probolinggo. Anak-anak itu memberikan kebanggaan bagi seorang Dini. Pada angkatan pertama, ada 33 anak dari 35 anak yang diterima pada Perguruan Tinggi Negeri. "Ada yang lulusan tahfidz di kita itu, langsung keterima di Universitas Surabaya," ujarnya.

Support melanjutkan pendidikan, terus ia berikan pada santri-santrinya itu. Bahkan, tak jarang alumni yang mengubungi dirinya setelah mendapat pekerjaan atau prestasi-prestasi. "Makanya saya awalnya mau ngurus anak dan santri-santri saja. Tapi mungkin sudah timingnya saya mencalonkan diri. Karena pengen jadi manfaat ke lebih banyak orang," tuturnya.

Di akhir perbincangan, Dini mengatakan, "Saya Dini Rahmania. Saya ingin perempuan bisa berdaya dengan mengambil peran dalam pembangunan di Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Pasuruan." (*/alv/why)


Share to