Cipta Jajanan Khas Probolinggo, Dwi Arifta Bikin Bolu Boling dari Singkong

Alvi Warda
Alvi Warda

Monday, 04 Sep 2023 10:49 WIB

Cipta Jajanan Khas Probolinggo, Dwi Arifta Bikin Bolu Boling dari Singkong

DARI SINGKONG: Dwi Arifta memperlihatkan olahan singkong yang ingin ia angkat sebagai khas jajanan khas Probolinggo.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Singkong yang dikenal sejak jaman dulu, juga bisa menjadi makanan pengganti nasi. Biasanya dilahap dengan ulekan garam dan sambal. Namun di tangan Dwi Arifta, warga Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo, singkong diolah menjadi olahan kue khas.

Nama lengkapnya Dwi Arifta Pudji, berusia 43 tahun. Ia tinggal di Kota Probolinggo sejak tahun 2015, mengikuti tugas dinas suaminya. Hidup di kota yang dikenal dengan sebutan Kota Mangga dan Anggur, menjadikan Dwi Arifta seorang pengusaha olahan makanan. Namun, bukan mangga atau anggur,   Dwi Arifta justru membuat olahan kue dengan bahan dasar singkong.

Ceritanya, setiap ada temannya yang berkunjung Probolinggo, ibu dari tiga anak itu kebingungan oleh-oleh untuk diberikan. Maka, ia terpaksa hanya memberikan keripik-keripikan, terutama keripik singkong.

KHAS: Cookies Singkong Abon Bawang, salah satu olahan singkong yang banyak digemari pelanggan Dwi Arifta.

Termasuk tape singkong. Ia mengatakan gemas, setiap ada yang memberikan tape singkong sebagai oleh-oleh dari Probolinggo. Padahal menurutnya, tape singkong kebanyakan dari Situbondo yang terjual di Probolinggo.

Ia juga ingin memberikan variasi, warna dan macam-macam baru sebagai oleh-oleh khas Probolinggo.

Dwi Arifta menceritakannya saat ditemui di outlet Bolu Boling di Jalan Citarum, Kelurahan Curahgrinting Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo, Sabtu (2/9/2023) siang. Ia mengatakan, temannya yang dari luar kota bahkan seolah mengejek apakah Probolinggo tidak memiliki makanan khas.

Hal itu menjadi tamparan bagi Dwi. Namun, ia belum tergugah untuk membuat usaha.

OUTLET: Dwi Arifta menata olahan singkongnya di outlet Omah Boling, Kota Probolinggo.

Sampai di suatu waktu di tahun 2017, Ia mengetahui bahwa petani singkong di Probolinggo masih menjamur. Dwi juga mengetahui, penghasilan dari bertani singkong ternyata tidak seperti bertani jagung maupun padi. Padahal menurutnya, singkong adalah umbi-umbian yang berpotensi diolah kembali.

Ia pun mencoba membuat olahan makanan yang ia sebut bereksperimen dengan singkong. Ia mengawalinya dengan bolu. Kemudian ia menyajikannya untuk keluarganya, yang ternyata mendapat respons bagus.

Baru di tahun 2018, ia mendatangi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo. Ia berencana membuatkan ijin PIRT untuk makanan skala rumahan.

Saat berencana mendaftar, Dwi mengatakan seolah diberikan kemudahan. Petugas yang melayani Dwi mengatakan, ia bisa kembali di keesokan harinya. Sebab, ada penyuluhan gratis. "Rasanya kayak gampang, kayak ditoto gitu lho," katanya dengan antusias bercerita.

Rasa kemudahan itu seolah berbanding terbalik dengan diri Dwi. Dwi mengaku tidak suka berkutat di dapur, layaknya ibu rumah tangga. Ia menghabiskan waktu dengan bekerja di kantor sebelum berpindah ke Kota Probolinggo. Namun, setelah menjadi pengusaha, tiada hari tanpa di dapur. "Sejujurnya saya tidak suka di dapur," ujarnya dengan tersipu.

Di tahun 2018 itu, ia masih berjualan online. Melalui media sosial dan relasi teman, Dwi memasarkan produknya. Rasa gemas dan penasaran Dwi berhasil menciptakan Boling, Bolu Singkong Khas Probolinggo, yang halal dan memiliki sertifikat izin.

Satu setengah tahun merintis, ia membuat berbagai olahan makanan lainnya. Seperti bolen, kukis, brownis dan lain-lain. Produk-produknya itu mulai dikenal di media sosial. Tak jarang para pelanggannya yang bertanya dimana lokasi outlet Boling.

Dari awal memutuskan sebagai pengusaha, Dwi menjadikan rumahnya yang di Kraksaan sebagai tempat produksi. Ia belum memiliki outlet untuk memajang hasil olahannya itu.

Namun, dari pertanyaan-pertanyaan pelangannya, ia mulai berpikir dan berencana memiiki outlet. Lalu berdirilah outet Omah Boling di Jalan Citarum Gang Menang. Outlet itu adalah rumah milik Dwi yang tidak dihuni.

Ada plang tulisan Boling di pagarnya. Di halaman tersedia parkir yang cukup dan sebuah spot untuk pelanggannya bersantai. Sementara produknya, ia pajang di dalam rumah bercat putih itu.

Berdiri etalase tanpa kaca di belakang jendela rumah. Di etalase itulah, mulai dari Bolu, Bolen, Kukis Bawang, Browins kering dan produk andalan Boling terpajang rapi. Di samping timurnya, ada lemari pendingin yang berisi minuman UMKM Probolinggo.

Sementara di pojok barat, ada pula etalase yang juga memajang produk makanan olahan. Ada pula, batik milik temannya yang terlilit di manekin.

Karyawannya, mengolah singkong-singkong itu di sebuah kamar. Sebuah oven besar juga ada di kamar itu.

KENALKAN PRODUK: Dwi Arifta saat mengenalkan produknya ke Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Dardak.

Dalam satu bulan, Dwi membutuhkan bak besar berisi 80 kilogram singkong, atau 2 karung untuk semua produk. Jika ada pesanan khusus, ia bisa membutuhkan singkong lebih. Tak kaget, satu bulan ia bisa berpenghasilan Rp 35 juta hingga Rp 45 juta.

Perjalanan usahanya ia gambarkan seperti roller coaster. Bertubi-tubi masalah, menghampirinya. Namun Dwi tak goyah. Niat bulat untuk mengenalkan jajanan khas Probolinggo menjadi prinsipnya.

Dwi mengatakan, sebelum memiliki karyawan, ia menggeluti usahanya itu sendirian dengan dukungan keluarga dan teman terdekatnya. Namun, mood dan rasa lelah acap kali dirasakan Dwi. Itu menjadi salah satu tantangan baginya.

Kemudian, saat masa pandemi. Ia merasa, seolah dijatuhkan setelah naik ke atas. Sebab saat pandemi, kegiatan masyarakat memang dibatasi. Hal itu berdampak pada penjualannya yang ia sebut tiarap dan morat marit.

Setelah pandemi mulai menurun, usahanya mulai naik kembali. Tidak patah semangat dan tetap yakin akan usaha menjadi keteguhan pemiliki Boling itu. "KIta harus terus berusaha, agar usaha kita bisa survive. Mulai lagi dari awal lagi. Nanti, akan ada rewardnya bagi kita," ucapnya .

Terbukti, Dwi bisa mengenalkan produknya hingga luar negeri seperti Singapura, Malaysia dan lainnya. Ia juga mengenalkannya pada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak. Olahan Boling kini juga tersedia di beberapa pusat oleh-oleh Probolinggo. (alv/why)


Share to