Demi Rezeki Halal, Kakek Ini Berjualan Rempeyek sejak 1990-an

Samudra Alkautsar
Samudra Alkautsar

Tuesday, 21 Mar 2023 06:41 WIB

Demi Rezeki Halal, Kakek Ini Berjualan Rempeyek sejak 1990-an

PANTANG MENYERAH: Kakek Arsawi setiap hari bersepeda pancal berjualan keripik rempeyek dari rumahnya di Sumberasih sampai di Kota Probolinggo.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Ini satu lagi sosok pejuang kehidupan. Arsawi, warga Desa Lemah Kembar, Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo, konsisten berjualan keripik rempeyek sejak tahun 1990-an sampai saat ini. Di usianya yang sudah menginjak 68 tahun, kakek Arsawi setiap hari bersepeda pancal dari rumahnya sampai ke Kota Probolinggo, menjajakan dagangannya.

Untungnya memang tidak banyak. Tetapi kakek Arsawi tidak pernah putus asa. Baginya yang terpenting adalah rezekinya halal. Demi itu, ia rela saban hari mengontel sepeda tuanya, sembari membonceng kardus berisi keripik rempeyek jualannya. 

HALAL: Meski untungnya tidak  banyak, kakek Asmawi tetap konsisten berjualan rempeyek. Baginya, yang paling penting adalah halal.

Saat ditemui tadatodays.com, kakek Arsawi mengaku sudah berjualan keripik sejak era Presiden Soeharto. Namun, mulanya ia berjualan kerupuk putih Bandung. Setelah itu barulah ia ganti berjualan keripik rempeyek yang cocok untuk pelengkap makan.

Setiap hari Arsawi bersepeda pancal sejauh sekitar 7,8 kilometer untuk berjualan rempeyek. “Ya saya satu jam setengah. Berangkat jam 6 pagi,” ujarnya. Ia sudah terbiasa mengayuh sepeda tuanya itu.

Di rumahnya di Lemah Kembar, Arsawi tinggal bersama istrinya yang bekerja sebagai pencari kerang untuk dijual. Arsawi mempunyai anak, yang saat ini bekerja sebagai kuli bangunan. Arsawi juga sudah memiliki cucu.

Hidup di keluarga pekerja keras, Arsawi tidak pernah menyerah dan selalu bersyukur walau untung dari jualannya tidak banyak. Arsawi justru sesekali rela membagikan dagangan peyeknya.

Ia menambahkan, untung dari rempeyek dagangannya per ikat hanya Rp 500 rupiah. Jika ditotal perhari ia hanya mendapatkan Rp 35 ribu. “Ya kalo habis, (dapat, red) telo polo lema’ (ya kalau habis dapat tiga puluh lima ribu, red),” ujar Arsawi.

Motivasi kakek Arsawi berjualan rempeyek yaitu memenuhi kebutuhan hidupnya. “Hasil uang jualan ini saya pakai untuk beli beras,” ujarnya. (sam/ltp/nka/nfm/why)


Share to