Depresi Sakit Menahun, Pria di Kotaanyar Kendat

Hilal Lahan Amrullah
Hilal Lahan Amrullah

Friday, 26 Jul 2019 23:21 WIB

Depresi Sakit Menahun, Pria di Kotaanyar Kendat

KELUARGA: Keluarga Sipon menerima yang terjadi padanya, sehingga menolak visum. Insert: Pohon kesambi, tempat korban Sipon gantung diri.

KOTAANYAR - Seorang pria paruh baya asal Desa Triwungan, Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo, ditemukan kendat di tempat pemakaman umum (TPU) di tengah sawah desa setempat, Kamis (25/7). Lalu apa yang membuat karyawan swasta itu nekat memilih kendat?

Sementara dari penyelidikan awal polisi, Sipon, 49, diduga kendat karena alami depresi imbas penyakit yang dideritanya tak kunjung sembuh. Padahal, segala jenis pengobatan sudah dilakukan.

Kejadian tragis itu bermula sekira pukul 06.45. Polsek Kotaanyar menerima informasi bahwa telah ditemukan seorang warga meninggal dunia karena gantung diri di atas pohon kesambi di Desa Triwungan, Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo.

Saksi yang menemukan korban itu sebelumnya hendak berangkat ke sawahnya. Namun saat sampai di pertengahan sawah, dimana juga terdapat TPU yang ditumbuhi pohon kesambi, saksi kaget saat melihat ada orang gantung diri di lokasi tersebut.

Selanjutnya saksi meminta bantuan warga dan tetangga untuk berusaha menolong dan menurunkan korban. Ketika diturunkan, korban Sipon sudah dalam keadaan meninggal dunia. Atas kejadian tersebut Perangkat Desa Triwungan, Madin menginformasikan ke Polsek Kotaanyar. "Selanjutnya Petugas Jaga Polsek, Koramil, Sàtpol PP dan Puskesmas Kotaanyar bersama mendatangi TKP. Kami juga datangi korban di rumah duka," terang Kapolsek Kotaanyar, AKP Noer Choiri.

Saat dilakukan pemeriksaan luar terhadap korban Sipon, diketahui terdapat bekas jeratan tampar di leher korban. Korban Sipon diduga gantung diri dengan cara mengikatkan tampar plastik warna merah muda panjang sekitar empat meter. Sedangkan tinggi pohon yang diikat tampar sekitar tiga meter dari tanah. "Hasil pemeriksaan medis tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan" tegas mantan kapolsek Sukapura itu.

Pihaknya menambahkan bahwa menurut keterangan istri dan keluarga, bahwa korban yang biasa disapa Pak Deky sempat depresi karena penyakitnya yang tak kunjung sembuh. Bahkan sekitar tiga hingga enam bulan yang lalu, korban Sipon sempat diperiksa di RS. Dr. Sutomo Surabaya. "Sering juga diperiksa di Puskesmas Kotaanyar dengan keluhan sakit pusing dan sesak dada," jelasnya.

Sebelum korban Sipon meninggal, pada hari Rabu (24/7) sekira pukul 10.00, korban Sipon sempat ditemukan sendirian di dekat TKP. Saat itu, ia diduga sudah ingin bunuh diri. Namun korban Sipon berhasil dibujuk warga dan diajak pulang.

Namun rupanya ia meneruskan niat bunuh dirinya keesokan harinya. Sipon diketahui keluar rumah sekitar pukul 03.00 dan pukul 06.45, korban Sipon sudah di temukan meninggal dunia.

Sejumlah barang bukti berupa seutas tampar plastik warna merah muda berukuran empat meter dan baju serta sarung yang dipakai korban, berhasil diamankan petugas. Namun, keluarga korban keberatan dan menolak dilakukan periksa medis/otopsi.

"Keluarga menyadari serta ikhlas rela karena sudah takdir dari Yang Maha Kuasa dan sanggup membuat surat pernyataan," pungkasnya. (hla/hvn)


Share to