Derita Remaja asal Kerpangan Didera Penyakit Menahun

Alvi Warda
Alvi Warda

Monday, 16 May 2022 11:09 WIB

Derita Remaja asal Kerpangan Didera Penyakit Menahun

DIDERA PENYAKIT: Zainal Abidin bersama ibunya. Warga Desa Kerpangan, Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo ini sama-sama didera penyakit, dalam kondisi tidak ada penyangga ekonomi keluarga.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Ada anak memprihatinkan di Desa Kerpangan, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo. Namanya Zainal Abidin. Sejak kecil ia menderita penyakit yang sampai kini tidak diketahui namanya. 

Zainal Abidin kini berusia 14 tahun. Ia tinggal bersama ibunya, Farida, yang menderita stroke. Sedangkan ayah Zainal Abidin sudah meninggal dunia, tiga tahun yang lalu. Sehari-harinya, Didin, begitu Zainal Abidin karib disapa, dirawat oleh kakak ipar dan kakak perempuannya.

Sudi, kakak ipar Didin, saat ditemui tadatodays.com Minggu (15/05/2022) petang, mengaku tidak pernah berani datang ke rumah sakit. Sebab ia merasa tidak memiliki cukup uang. 

Sudi bekerja sebagai kuli bangunan. Dengan pekerjaan itu, ia berusaha untuk menafkahi keluarganya. Merawat dua orang yang sedang sakit menjadi tantangan baginya. Namun, Sudi tidak pernah menyerah. “Tantangan bagi saya untuk merawat Didin dan ibu. Sebab, adik saya ini sudah yatim,” jelas Sudi.

Didin sering menghilang  entah kemana. Menurut Sudi, tetangga yang mengenal akan mengantar Didin balik ke rumah. Bahkan, sampai polisi Leces pun pernah mengantar Didin pulang. Jika penyakitnya kambuh, Didin akan kejang-kejang seperti orang ayanan. Keluarganya sampai mengira Didin kerasukan jin.

Anak malang itu sempat menyicipi bangku sekolah dasar. Namun, karena penyakitnya ia tak bisa berbaur dengan teman-temanya. Ia akhirnya putus sekolah. “Tapi kalau ngaji bisa. Mungkin karena di rumah sering dengar ngaji itu,” kata Sudi.

Sebelum Didin menginjak remaja, Sudi kerap mengajaknya jalan-jalan di Kota Probolinggo.  Pelabuhan dan alun-alun menjadi tempat favoritnya. Didin pun merasa senang. Itu bisa terlihat dari mata dan senyumnya. Itulah yang menjadi alasan Sudi untuk mengajaknya bertamasya.

Namun, hal itu sudah tidak bisa lagi Sudi lakukan. Ia hanya memiliki kendaran motor yang muat untuknya dan istrinya. Kemanapun Sudi mengajak Didin, ia pasti mengajak istrinya. Sudi mengatakan, ia tak berani sendirian mengawasi Didin saat di luar rumah.

Didin masih bisa mendengar dan mengerti apa yang orang katakan. Seperti Minggu petang itu, Sudi yang libur bekerja pasti akan menemani Didin untuk sekedar mengobrol.

Sudi berharap bisa mendapat rezeki lebih agar bisa membawa adik iparnya ini berobat di rumah sakit. Supaya ia bisa tahu, penyakit apa yang diderita Didin. “Kalau ada rezeki, pasti akan saya gunakan untuk keperluan Didin,” ujar Sudi.

Sementara, Maryam dari Dinas Sosial Kabupaten Probolinggo saat dikonfirmasi tadatodays.com menyatakan bahwa tindakan akan segera dijalankan untuk membantu keperluan Didin. Namun, harus ada berkas-berkas surat yang harus dilengkapi.

Maryam yang biasa mengurusi BPJS di Dinas Sosial ini kemudian meminta jurnalis tadatodays.com untuk memotret kartu keluarga milik Didin. Itu supaya dia bisa melengkapi berkas-berkas yang dibutuhkan. Setelah berkas lengkap, pihaknya akan segera melakukan tindakan yang tepat. (alv/why)


Share to