Desak Usut Kasus Nurhadi, Jurnalis Probolinggo Serahkan Batu Nisan

Mochammad Angga
Mochammad Angga

Tuesday, 30 Mar 2021 18:47 WIB

Desak Usut Kasus Nurhadi, Jurnalis Probolinggo Serahkan Batu Nisan

KEPRIHATINAN: Salah satu jurnalis saat menyerahkan batu nisa ke Kapolsek Mayangan Kompol Eko Hari, yang ikut mengamankan aksi solidaritas Jurnalis Probolinggo. (foto: Jispro for tadatodays)

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Aksi solidaritas menyikapi kasus kekerasan terhadap jurnalis majalah Tempo, Nurhadi, di Surabaya oleh oknum aparat menjadi perhatian awak media di berbagai derah. Termasuk, di Kota Probolinggo. Puluhan jurnalis yang bertugas peliputan di Kota Probolinggo, turun jalan untuk menuntut agar kasus tersebut diusut tuntas.

Dengan cara long march sambil membawa poster dan batu nisan bertuliskan "RIP Pers", puluhan wartawan bergerak dari Jl Suroyo ke Jl Panglima Sudirman, Kelurahan Tisnonegaran, Kecamatan Kanigaran, Selasa (30/3/2021) sekira pukul 14.00 WIB.

Saat long march, jurnalis menyerukan protes terhadap pemerintah dan kepolisian. Dalam tuntutannya, mereka mengecam dan mengutuk oknum yang tega memukul Nurhadi.

SOLIDARITAS: Ketua Jurnalis Probolinggo (Jispro) Rhoma Dona, saat berorasi dalam aksi solidaritas untuk Nurhadi. (foto: Jispro for tadatodays)

Pemimpin Redaksi Tadatodays.com, Rhoma Dona yang memimpin aksi tersebut mengatakan, aksi damai jurnalis se Probolinggo Raya ini sebagai bentuk keprihatinan sesama jurnalis. "Menuntut kepolisian menindak tindakan oknum tersebut," katanya.

Pria yang juga Ketua Jurnalis Probolinggo Kota (Jispro) sekaligus Wakil Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Probolinggo ini menyebutkan, ada 2 tuntutan yang disuarakan dalam aksi tersebut. Pertama, menuntut kepada semua pihak agar tidak melakukan kekerasan terhadap jurnalis saat melakukan peliputan. Karena, menurutnya, setiap kegiatan peliputan sudah diatur dalam Undang-undang no 40 tahun 1999 tentang Pers.

Kedua, mendesak aparat penegak hukum agar mengusut tuntas kasus yang menimpa Nurhadi. “Apabila ada aktor Intelektualnya, diusut,” ujarnya.

Diketahui, kekerasan terhadap jurnalis terjadi dalam satu bulan terakhir ini. Sebelumnya, dialami oleh reporter JTV di Situbondo saat kegiatan kunjungan kerja Menteri Perikanan RI. (ang/don)


Share to