Di Probolinggo, Sopir Grab Car Dilempari Batu hingga Spion Dirusak

Hilal Lahan Amrullah
Hilal Lahan Amrullah

Friday, 21 Aug 2020 22:49 WIB

Di Probolinggo, Sopir Grab Car Dilempari Batu hingga Spion Dirusak

PECAH: Kaca depan pada mobil milik Alam, sopir Grab Car pecah karena dilempar oknum ojek pangkalan.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Keributan antara tukang ojek pangkalan dengan penyedia transportasi online kembali terjadi. Paling baru, di Kota Probolinggo, terjadi di Jalan Raya Bromo, Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kademangan, pada Jumaat (21/8/2020) sekira jam 15.30. Pengemudi Grab Car mengalami kerugian materiil setelah mobilnya dilempari batu hingga spion kanan mobil dipatahkan.

Peristiwa kurang mengenakkan itu dialami, Alam Diannata, 35, warga Jalan Veteran 1/45, RT 4/ RW 1, Kelurahan Bugul Lor, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan. Ia membawa dua penumpang, Agustina, 28, warga Kelurahan Wiroborang, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, bersama kakaknya saat keributan pecah.

Kejadian bermula ketik Alam Diannata hendak pulang dari Situbondo menuju Kota Pasuruan. Dalam perjalanan, dia menyalakan aplikasi. Setelah itu, ia mendapatkan orderan. "Ternyata orderan itu, titik temunya di depan terminal Bayuangga. Tujuannya klinik kesehatan Polresta Probolinggo dekat alun-alun. Setelah penumpang di-pick-up, terjadilah perdebatan," terang TL, 39, warga Kota Pasuruan, teman korban, Alam Diannata.

Perdebatan itu berujung pada perusakan mobil Alam oleh empat orang tang diduga oknum ojek pangkalan.

Agustina, 28, penumpang yang meng-order Grab Car menyampaikan bahwa ia mencoba memesan grab car tiga kali dan ditolak. Karena itu dia pun berjalan kaki sekira 300 m hingga tiba di depan Hotel Moronyoto. "Ada yang nyantol satu, mas Alam ini. Saya bilang jalan agak maju saja, saya bilang begitu. Akhirnya masnya berhenti, masnya mengerti. Sampai Hotel Mornyoto, mas Alam sampai, saya menyeberang," terang warga Kelurahan Wiroborang, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo ini.

Alam pun membantu penumpangnya memasukkan tas, seperti kebiasaannya. Ia pun sudah paham jika menjemput penumpang di dekat terminal atau stasiun, akan mengaku sebagai saudara yang menjemput.

"Saya chat mas Alam bilang saudara saja. Mas Alam juga menyesuakkan, dan enak mengobrol. Tahu-tahu ada ojek pangkalan. Dua motor dikendarai empat orang. Mereka itu tiba-tiba marah-marah. Mereka ngata-ngatain dan mas Alam mau dipukul, diancam bunuh dan lainnya," jelasnya.

MENEMANI: Sejumlah sopir grab car, grab bike, go car dan gojek menemani korban Alam melaporkan kejadian perusakan mobil ke Polsek Kademangan

Akhirnya, lanjut Agustina, Ia mencoba menengahi dan menawarkan apapun ke tukang ojek pengkolan asalkan mereka berhenti. Tapi tawaran Agustina tak digubris. Bahkan mereka semakin beribgas dan mematahkan spion mobil. "Mas Alam mau pergi, spionnya lalu dipatahkan, dan diambil mereka. Setelah itu mereka mengejar kami. Sampai kami lari ke arauh Tongas. Mobil Mas Alam dilempari batu lebih dari tiga kali. Kami lari terus sampai, di Grati, Kabupaten Pasuruan, dilempar dengan batu yang lebih besar sampai kaca mobil pecah dan hancur di depan muka saya," ungkap Agustina.

Akhirnya Alam membelokkan mobil ke arah tol Paspro dengan masuk di Grati. Lelaki yang mengejar mereka bahkan sambil meneriaki jika Alam dan Agustina adalah tersangka tabrak lari. Selain itu, satu motor di sebelah kiri terus menerus memepet mobil, seolah sengaja agar tertabrak. "Sementara motor yang kanan membawa batu satu kresek. Diletakkan di motornya. Dia terus melempar. Mereka teriak minta kami berhenti, terus lempar batu. Begitu terus, sampai di pintu tol Grati, dia melempar batu paling besar. Dia berhenti di lampu merah, dia turun di pojokan. Waktu itu kita masuk tol," jelasnya.

Tak berhenti, empat orang yang mengejar Alam ini kemudian mencoba masuk tol. Mereka mencoba meyakinkan petugas penjaga gerbang tol dan polisi yang kebetulan berpatroli dengan mengatakan bahwa Alam merupakan tersangka tabrak lari. "Akhirnya mereka diberhentikan oleh petugas tol.  Kami masuk tol bertemu polisi, dan meminta tolong (pada polisi)," terangnya.

Agustina mengatakan, ia mengingat pengejar mobil yang ditumpanginya ada yang berkumis tebal dan mengendarai Yamaha Vixion merah. Sementara jumlah pelaku pengrusakan spion sekitar empat orang. "Saya ingat karena dia yang mematahkan spion dan melempar batu di depan muka saya. Sejak saya turun dan jalan kaki menunggu grab saya dilihatin, hingga saya didatangi. Saya dibidik sejak awal," jelasnya.

Atas kejadian ini, Alam Diannata melaporkan perusakan mobil ke Polsek Kademangan. Selama pelaporan, sedikitnya puluhan sopir grab car dan go car ikut mengantarkan korban Alam. "Ini solidaritas suatu pekerjaan untuk menjadi kebersamaan. Kita kawal," jelas salah satu sopir.

Sementara itu, Kapolsek Kademangan, AKP Sumardjo mengatakan menerima laporan atas perusakan mobil. "Masih dalam penyelidikan," ujarnyas singkat.

AKP Sumardjo mengatakan akan melihat dulu bagaimana kasus ini. Ia kemudian menolak berkomentar lebih lanjut. "Nanti saja," pungkasnya. (hla/hvn)


Share to