Dijaring Satpol PP, PSK: Saya Kurang Makan

Mochammad Angga
Mochammad Angga

Wednesday, 27 Oct 2021 20:35 WIB

Dijaring Satpol PP, PSK: Saya Kurang Makan

PROSTITUSI: Satu persatu perempuan PSK diturunkan dari mobil patroli. Selain berasal dari Kabupaten Probolinggo, salah satu dari mereka juga asal Bondowoso.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Enam orang pekerja seks komersial (PSK) terjaring razia petugas Satpol PP Kabupaten Probolinggo, Rabu (27/10/ 2021). Mereka diamankan karena dianggap menganggu ketertiban umum. Disisi lain, mereka kembali mangkal lantaran kebutuhan ekonomi.

Enam orang PSK itu diamankan dari tiga tempat berbeda di Kabupaten Probolinggo. Yakni, Desa Kerpangan dan Desa Tigasan Wetan Kecamatan Leces, serta Desa Banjarsawah, Kecamatan Tegalsiwalan. Mereka ditangkap saat menunggu tamunya.

Sementara 6 orang PSK itu berinisial TK, asal Kecamatan Sumber Kringin; SA, asal Kecamatan Tiris; YD, asal Kecamatan Krucil; YY, dari Kecamatan Kuripan; MN, dari Kecamatan Kedopok dan RN, Kecamatan Kuripan.

Kabid Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP, Hariyanto mengatakan pengamanan enam PSK tersebut berdasarkan laporan masyarakat dan ditindaklanjuti melalui hasil pengamatan petugas satpol.

Hariyanto mengklaim, sebelumnya petugas telah memberikan kepada keenam PSK tersebut untuk tidak mangkal lagi.

Karena tak dihiraukan, satpol PP pun menyebar petugas di tiga lokasi tersebut. "Hasil pengamatan ada 8 orang PSK. Namun, 6 yang diamankan," katanya ditemui di Kantor Pemadam Kebakaran di Dringu, Rabu, sekira pukul 14.00 WIB, tempat digelandangnya keenam PSK.

Sementara soal mucikari yang belum diamankan, mereka akan datang langsung ke kantor Satpol PPuntuk diminta keterangannya. "Kita akan melakukan pembinaan khusus kepada mereka karena melanggar peraturan daerah," ujarnya.

Selain itu, pria yang akrab disapa Hari ini menuturkan seluruh PSK juga telah dites HIV dan test Covid-19. "Hasilnya, negatif semua," ucapnya.

Salah satu PSK, MN mengakui bahwa ia diamankan saat menunggu tamunya. Menurutnya, ia terpaksa kembali bekerja karena terdesak kebutuhan ekonomi. "Saya kekurangan makan. Apalagi saya memiliki tiga orang anak dan telah bercerai (dengan suaminya)," tuturnya.

Terkait tarif, MN menyebutkan Rp 100 ribu. Namun, angka itu bisa berubah atas kesepakatan.

Ditanyakan, mengapa tidak bekerja selain menjadi PSK, ia menuturkan akan mencoba bekerja yang lebih baik, jika ada. "Saya baru pertama kali jadi PSK," ucapnya. (ang/don)


Share to