Dinkes P2KB Kota Probolinggo dalam Pawai Budaya Hadipro ke-663; Tampilkan Wayang, Kampanyekan Program Cegah Stunting

Amelia Subandi
Amelia Subandi

Sabtu, 03 Sep 2022 21:02 WIB

Dinkes P2KB Kota Probolinggo dalam Pawai Budaya Hadipro ke-663; Tampilkan Wayang, Kampanyekan Program Cegah Stunting

CEGAH STUNTING: Tokoh Semar memberi nasihat kepada Petruk dan istrinya yang tengah mengandung agar memenuhi kebutuhan gizi, dan rutin memeriksakan kandungannya ke puskesmas demi mencegah stunting. Sosialisasi oleh tokoh wayang punakawan ini disajikan Dinkes P2KB Kota Probolinggo dalam Pawai Budaya Hari Jadi Kota Probolinggo ke-663, Sabtu (3/9/2022).

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Pawai Budaya dalam rangkaian Hari Jadi Kota Probolinggo (Hadipro) ke-663 menjadi agenda yang begitu dinanti-nanti masyarakat Probolinggo. Momen ini dimanfaatkan oleh Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kota Probolinggo untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan melalui Gelaran Wayang "Ayo Cegah Stunting".

Melalui penampilan Wayang "Ayo Cegah Stunting" ini Dinkes P2KB membawa misi menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Kontingen Dinkes P2KB yang bernomor urut 6 itu bekerjasama dengan sanggar Bina Tari Bayu Kencana (BTBK) Kota Probolinggo dan dibantu oleh 20  orang dari staf Dinkes P2KB.

Drama pementasan wayang merupakan khasanah seni budaya Kota Probolinggo. Kesenian ini menggambarkan semangat masyarakat Kota Probolinggo untuk mencegah dan menurunkan stunting di wilayah Kota Probolinggo. Selain mencegah dan mengusir stunting, pesan terpenting yang diusung Dinkes P2KB melalui penampilan wayang "Ayo Cegah Stunting" ini juga menyampaikan pentingnya perbaikan gizi keluarga.

Kesenian Wayang yang mengangkat tokoh Punakawan ini menceritakan bagaimana Petruk kebingungan mencari solusi tentang anaknya yang mengalami gagal tumbuh. Badan anak yang kecil di usianya diyakini sebagai representasi kisah seorang anak yang masuk kategori stunting.

Setelah berkeliling mencari pengobatan, kemudian Petruk bertemu dengan Semar. Di sinilah petuah tentang stunting kemudian diutarakan oleh Semar. Dengan menjangkau pengetahuan masa depan, Semar kemudian berpesan kepada Petruk agar memberi anaknya makanan bergizi tinggi dan banyak mengonsumsi sayur dan buah.

Lalu kepada istri Petruk yang tengah hamil, Semar juga berpesan agar mengonsumsi makanan bergizi, dan rutin memeriksakan kehamilannya di Puskesmas. Berikutnya, Semar berpesan agar keluarga Petruk menggunakan kakus dan memakai air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. 

SOSIALISASI: Kontingen pawai budaya dari Dinkes P2KB Kota Probolinggo di sepanjang rute juga mengusung pesan-pesan kesehatan, terutama mencegah stunting.

Selain menampilkan pementasan wayang, kontingen Dinkes P2KB juga melibatkan 6 Puskesmas se- Kota Probolinggo. Mereka tampil dengan menonjolkan beberapa program unggulan dari pemerintah Kota Probolinggo, seperti halnya program ambulans gratis, program layanan 112, dan mobil layanan kesehatan.

Plt Kepala Dinkes P2KB Kota Probolinggo dr. Nurul Hasanah Hidayati mengatakan bahwa saat seluruh komponen masyarakat berkomitmen menurunkan prevalensi stunting, maka stunting menjadi tanggung jawab bersama. Tujuan yang sama ini merupakan modal dan kekuatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

“Pawai Budaya menjadi salah satu cara kami menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Khususnya, masalah prioritas kesehatan yang sedang dihadapi bangsa ini. Yaitu, menurunkan prevalensi angka stunting. Karena itu, pesan kesehatan wajib kami sampaikan. Salah satunya lewat pementasan wayang agar lebih menarik dan mudah dipahami masyarakat,” ujar dr Nurul Hasanah Hidayati yang karib disapa dr Ida.

Sementara itu, Wali Kota Hadi Zainal Abidin mengatakan, pawai budaya adalah rangkaian dari agenda utama Hari Jadi Kota Probolinggo ke-663 yang disukai warga. Karena itu, perlu terus ditingkatkan pelaksanaannya.

SUKSES: Kontingen Dinkes P2KB Kota Probolinggo yang telah menyosialisasikan pesan cegah stunting melalui lakon wayang punakawan dalam pawai budaya.

Pawai budaya yang diikuti sekitar 70 peserta tersebut merupakan representasi dari kearifan lokal, yaitu budaya pendalungan yang terdiri dari etnis Jawa, Arab, Madura, dan Tionghoa. "Pawai budaya ini diharapkan mampu mempertautkan simpul-simpul kebhinekaan menjadi kekuatan yang harmonis dan memberikan rasa damai dan tentram," ucap Habib Hadi dalam sambutannya.

Menurutnya, Masa boleh berlalu, era boleh berganti, namun eksistensi keberagaman budaya yang dimiliki, harus tetap terbingkai dan harus kita jaga. “Jangan mau terpecah belah oleh siapapun," imbuh Wali Kota bersemangat diikuti tepuk tangan riuh dari para undangan dan warga yang menyaksikan di titik start di depan kantor wali kota.

Sementara, terlihat juga dalam barisan undangan yang memakai baju adat Indonesia yaitu jajaran  Forkopimda, para kepala Perangkat Daerah, dan perwakilan dari Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Malang, Kota Malang, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Sampang, dan Kabupaten Pamekasan. Termasuk istri Bupati Bangkalan Zaenab Zuraidah yang hadir pada acara tersebut dan duduk di sebelah Ketua Tim Penggerak PKK Kota Probolinggo Aminah Hadi Zainal Abidin.

Pawai Budaya ini disambut antusias masyarakat Kota Probolinggo. Ribuan penonton memadati sepanjang rute pawai dari titik start di kantor wali kota, jalan dr Soetomo, sampai kawasan alun-alun di Jl Ahmad Yani. Bahkan, mereka rela berpanas-panasan demi melihat sajian tahunan itu. (*/mel/why)


Share to