DKPPP Kota Probolinggo Gelar “Rembug Tani”, Wadah Aspirasi dan Kebutuhan Petani
Alvi Warda
Tuesday, 03 Sep 2024 16:24 WIB
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Sebagai rangkaian peringatan Hari Jadi Kota Probolinggo ke-665, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Probolinggo menggelar Rembug Tani. Kegiatan ini digelar Selasa (13/9/2024) sejak pukul 07.30 sampai 13.00 di Ballroom Paseban Sena, Jl Suroyo Kota Probolinggo, dihadiri 400 peserta dan tamu undangan.
Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dilanjutkan pemberian hadiah bagi peserta yang bisa menjawab pertanyaan panitia. Lalu, sambutan Pj Wali Kota Probolinggo Nurkholis dan laporan Kepala DKPPP Kota Probolinggo Aries Santoso.
Aries Santoso menyampaikan tujuan dan maksud Rembug Tani. "Ini bertujuan sebagai wadah membicarakan dan mencari solusi masalah-masalah yang dihadapi petani Kota Probolinggo," ujarnya.
PESERTA: Ada 400 peserta yang datang di acara Rembug Tani gelaran DKPPPP Kota Probolinggo.
Dengan adanya Rembug Tani ini, Aries berharap bisa menampung aspirasi serta permasalahan yang sedang terjadi di Kota Probolinggo. "Tentu harapan besar kami, bisa mendengarkan para petani sekalian," katanya.
Selanjutnya sambutan Pj Wali Kota Probolinggo. Ia menyampaikan lahan pertanian di Kota Probolinggo sekitar 2 ribu hektar. "Harapannya, meski lahan sedikit, namun kita harus tetap intensifikasi. Petani-petani di Kota Probolinggo juga diharapkan bisa berkontribusi bagi ketahanan pangan nasional," ujarnya.
Ada empat materi yang disajikan dalam kegiatan ini. Materi pertama disampaikan secara zoom oleh Dede Bachtiar dengan materi Penertiban Surat Rekomendasi untuk Penyaluran BBM Tepat Sasaran dan Volume. Dede mengulas persyaratan dan mekanisme bagi petani yang ingin mengajukan surat rekomendasi.
"Bahkan sekarang bisa secara online menggunakan aplikasi Xstar. Panduan bisa diikuti dengan mudah. Tinggal download dan menyiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan," ucapnya.
Pada penyampaian materi ini, beberapa peserta bertanya. Ridwan dari Kecamatan Kanigaran, misalnya. Ia justru curhat saat mengajukan surat rekomendasi BBM, namun dihadapi permasalahan yang tidak mudah. "Operatornya itu bilang, ada mekanismenya dan tidak bisa menyerobot begitu saja. Intinya ruwet wes," katanya.
PJ: Hadir di Rembug Tani, Pj Wali Kota Probolinggo Nurkholis.
Yang terjadi di lapangan, petani diharuskan mematuhi mekanisme dari pemerintah. Sementara, warga yang bukan petani seolah mudah mendapat BBM. Berujung dijual eceran.
Dede menjawab, mekanisme memang harus dipatuhi petani. Persoalan penjual eceran adalah persoalan lain. "Memang ada prosedur dan aturan seperti jam pembelian dan kuota," katanya.
Materi selanjutnya dibahas oleh Lilik Rahayuningtyas dengan bahasan Dukungan Sarana Prasarana Pertanian dalam Meningkatkan Produktivitas Pertanian. Selanjutnya, materi disampaikan oleh Isniyatus Sholikhah dan M. Fanni Syahrozani yang juga mengupas soal sarana prasaran pertanian.
Rembug Tani ini diakhiri dengan curhatan peserta. Seluruh curhatan itu diserap DKPPP sebagai Langkah upaya selanjutnya. (*/alv/why)
Share to