Dokter Mia: Kegiatan Filantropi Jadi Candu, Bersyukur Didukung Keluarga

Amelia Subandi
Amelia Subandi

Monday, 05 Apr 2021 11:38 WIB

Dokter Mia: Kegiatan Filantropi Jadi Candu, Bersyukur Didukung Keluarga

SINERGI: Dokter Mia (kanan) bersama Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari seusai menerima penghargaan. Menurutnya, penghargaan menjadi bonus atas aktivitasnya selama ini.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Terlibat dalam segudang organisasi yang bergerak dalam aksi sosial, tentu bukan perkara mudah. Lebih lagi jika dilakoni oleh seorang ibu rumah tangga. Harus pandai-pandai membagi waktu antara mengurus keluarga dan aktivitas filantropi.

Seperti yang dilakukan dr Mirrah Samiyah. Publik mengenalnya sebagai founder Namira School Foundation. Kepeduliannya terhadap dunia pendidikan menjadi bekal bagi ia dan sang kakak mendirikan sebuah yayasan bernama Namira School.

Tak hanya itu, Dokter Mia -sapaan akrabnya – juga aktif di sejumlah organisasi. Di antaranya Ketua Perempuan Tani HKTI DPK Kabupaten Probolinggo, Ketua Forum Kabupaten Probolinggo Sehat (FKPS), serta Ketua Umum Komite Mata Daerah (Komatda) Kabupaten Probolinggo.

Istri dari Dokter Rizki Habibi ini juga tercatat sebagai Dewan Penasehat Rumah Kreasi Indonesia Hebat (RKIH) dan Dewan Penasehat Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Kabupaten Probolinggo.

Meski harus menyita banyak waktunya, namun Dokter Mia mengaku melakoninya dengan enjoy. “Bagi saya, kegiatan yang tujuannya membahagiakan orang lain malah bikin kecanduan. Ada kepuasan batin tersendiri. Dan hal itu tidak bisa ditukar dan tertukar dengan lainya,” tambahnya.

Beragam aksi sosialnya pun diganjar penghargaan. Salah satunya yang diberikan Pokja Jurnalis Kraksaan, dalam kategori tokoh publik yang berpartisipasi dalam penanganan dan pencegahan wabah Covid-19 di Kabupaten Probolinggo.

PANGGILAN HATI: Dokter Mirrah Samiyah menegaskan aktivitas sosial yang dilakoninya selama ini merupakan panggilan hati. Ia mendapat kepuasan batin ketika bisa bermanfaat bagi masyarakat.

Sebagai Ketua FKPS, Dokter Mia dipandang berperan besar dalam upaya memberikan kesadaran masyarakat terkait pentingnya pencegahan wabah. Selain itu, aktivitasnya di HKTI juga membuatnya diganjar penghargaan Gender Champions.

Penghargaan pembangunan bidang Pengarustamaan Gender dan Pemberdayaan Perempuan  Kabupaten Probolinggo itu diterimanya tahun 2020. Meski mendapat sejumlah penghargaan, namun Dokter Mia mengaku bukan itu yang menjadi tujuannya.

“Bagi saya penghargaan adalah bonus. Tapi sejatinya penghargaan yang telah diperoleh murni kami persembahkan untuk masyarakat Kabupaten Probolinggo. Dari penghargaan yang telah diperoleh, kami akan terus berkomitmen untuk sama-sama turut membangun Kabupaten Probolinggo lebih baik,” janjinya.

Disinggung mengenai cara mengatur antara kegiatan sosial maupun keluarga, Mia mengaku tak kerepotan. Bahkan, ia mengatakan, di sanalah seninya. Ia melibatkan diri dalam kegiatan organisasi setelah tugasnya di rumah selesai.

“Tentunya aktivitas organisasi ini juga atas dukungan suami dan keluarga. Termasuk orangtua bagi saya adalah jimat saya. Sehingga dengan sejumlah kegiatan yang dilakukan, saya alhamdulillah masih bisa membaginya,” jelasnya.

Penting baginya tetap menjalani hidup dengan baik. Selalu berpikir positif, tidak pernah putus asa dan tetap semangat. Terutama saat ini, di mana wabah pandemi masih belum berakhir. Dokter Mia tahu betul bagaimana perjuangan melawan virus, saat sang suami berjuang melawan covid-19.

Di sisi lain, aktivitasnya dalam sejumlah kegiatan sosial membuatnya juga jadi sorotan. Sejumlah pihak mengira ia bakal terjun ke politik. Namun, hal itu tegas dibantah Dokter Mia. Menurutnya, tak ada kaitannya antara aktivitas sosialnya selama ini dengan politik.

“Pada dasarnya apa yang kami lakukan dan geluti saat ini, bukan karena faktor politik atau menjadi alasan nyalon kepala daerah. Semua kami jalani agar semasa hidup kami menjadi orang yang bermanfaat. Karena sebaiknya-baiknya manusia merupakan manusia yang bermanfaat bagi orang lain,” katanya. (mel/sp)


Share to