Domba Spesial Milik Aminuddin, Suka Diajak Jogging

Mochammad Angga
Sabtu, 09 Mar 2024 09:28 WIB

LARI: Aminuddin mengajak domba miliknya lari sore hari.
PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Aminuddin menikmati hujan rintik Senin (4/3/2024) sekitar pukul 16.00 dengan cara jogging atau berlari keliling kampungnya. Namun, warga Kelurahan Jrebeng Lor, Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo itu tidak berlari sendirian. Aminuddin tampak ceria, berlari bareng seekor domba.
Domba? Ya, itulah domba spesial milik Aminuddin. Itu domba jenis van rooy, yakni blasteran Australia, dengan tubuh panjang 1,5 meter dan bobot sekitar 100 kg.
Mengapa domba itu suka ikut jogging? “Karena jodoh dan mengerti karakternya,” kata Aminuddin, bapak 3 anak ini.
TERNAK: Domba ternak milik Aminuddin yang dipelihara dengan pola modern.
Pria yang bekerja di PT Pamolite Adhesive Industry (PAI) Probolinggo ini menjelaskan, domba tersebut dibeli sejak 2 bulan lalu. Ia tidak mengetahui pasti mengapa domba itu penurut.
Selain jenis van rooy, Aminuddin sejak 4 tahun lalu juga memelihara domba jenis dorper. Jenis dorper juga penurut. Kedua domba itu sering diajak Aminuddin berlari sampai sekitar 10 kilometer.

Dari dua jenis itu, ada perbedaan dari segi warna dan tenaga. Jenis dorper tubuhnya besar, tetapi tenaganya minim saat diajak berlari. Sedangkan jenis van rooy tubuhnya tak besar, namun tenaganya kuat.
Aminuddin memiliki total 20 ekor, terdiri dari 4 jenis, seperti jenis dorper, van rooy, awassi dan lokal. Dalam peternakannya, Aminuddin menerapkan sistem modern. Di antaranya, manajemen kandang dan pengelolaan makanan berbasis daerah perkotaan.
Pada manajemen kandang, kotoran domba dan air liurnya juga terpisah. "Terpenting, protein bagi hewan, itu bisa diambil dari sisa tanaman jagung menjadi silase. Selain itu, pakan kering dari selepan jagung dicampur ampas tahu, dan pakan hijau," terang Aminuddin.
Selain itu, kotoran ternaknya tidak langsung ia buang percuma. Aminuddin mencoba untuk fermentasi dan diterapkan di pertanian bawangnya. Hasilnya, perkembangan dengan menggunakan kotoran ini memaksimalan pertumbuhan.
"Ya saat ini juga pupuk mulai langka. Jadi saya coba cara alternatif, supaya tidak bergantung ke pupuk kimia," paparnya.
Pemahaman tentang peternakan pola modern dan pertanian organik ini didapat Aminuddin dari anak pertamanya, Krisna Aminia Putra yang menempuh kuliah di Politeknik Pembangunan Pertanian di Malang. "Sudah 4 tahun saya terapkan ini. Operasionalnya bisa ditekan dan hasilnya tinggi. Sedangkan beternak dan bertani 10 tahunan," katanya. (agg/why)




Share to
 (lp).jpg)