DPRD Kabupaten Probolinggo Gelar Rapat Paripurna Mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden RI

Hilal Lahan Amrullah
Hilal Lahan Amrullah

Monday, 16 Aug 2021 22:15 WIB

DPRD Kabupaten Probolinggo Gelar Rapat Paripurna Mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden RI

VIRTUAL: Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, DPRD Kabupaten Probolinggo mengikuti pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo secara virtual.

PAJARAKAN, TADATODAYS.COM - DPRD Kabupaten Probolinggo menggelar rapat paripurna dengan agenda mendengar pidato kenegaraan Presiden RI Joko Widodo, Senin (16/8/2021). Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menebarkan optimisme di tengah pandemi covid-19 yang melanda Indonesia.

Pidato Jokowi pada sidang tahunan MPR RI dan sidang bersama DPR RI dan DPD RI dalam rangka HUT Ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia tersebut, disimak dengan baik oleh pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Probolinggo yang menyaksikan dari ruang sidang paripurna DPRD setempat.

Para pimpinan menyaksikan pidato tersebut dalam siaran live. Di antaranya Ketua DPRD Andi Suryanto Wibowo. Kemudian para Wakil Ketua DPRD di antaranya Lukman Hakim, Oka Mahendra Jati Kusuma, dan Jon Junaidi. Serta perwakilan fraksi DPRD. Sementara anggota lainnya menyaksikan secara daring.

Dari pihak eksekutif hadir secara virtual Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, bersama jajaran Forkopimda dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo H. Soeparwiyono, yang mengikuti dari pendapa Prasadja Ngesti Wibawa. Kabupaten Probolinggo. Sementara Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan camat, mengikuti dari kantornya masing-masing.

“Krisis, resesi, dan pandemi itu seperti api. Kalau bisa kita hindari. Tetapi jika hal itu tetap terjadi, banyak hal yang bisa kita pelajari. Api memang membakar, tetapi juga sekaligus menerangi. Kalau terkendali, dia menginspirasi dan memotivasi. Dia menyakitkan tetapi juga sekaligus menguatkan,” katanya.

Jokowi mengatakan, pandemi diharapkan menerangi untuk mawas diri, memperbaiki diri, dan menguatkan dalam mengahadapi tantangan masa depan. Pandemi menurutnya seperti kawah candradimuka yang menguji dan mengajarkan, sekaligus mengasah. Semua pilar kehidupan diuji. Semua pilar kekuatan diasah.

“Baik ketabahan, kesabaran, ketahanan, kebersamaan, kepandaian, dan kecepatan.

Semua diuji dan sekaligus diasah. Ujian dan asahan adalah dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Pandemi ini memberikan beban yang berat kepada kita, beban yang mengandung risiko-risiko, dan memaksa kita menghadapi dan mengelolanya,” jelasnya.

KHIDMAT: Meski rapat paripurna dengan agenda Mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo diikuti oleh sebagian legislator, namun kegiatan itu tetap berjalan khidmat.

Lebih lanjut Jokowi menjelaskan, bahwa kemerdekaan bukan diperoleh dari pemberian ataupun hadian. Tetapi kemerdekaan direbut melalui perjuangan di semua medan. Perang rakyat, perang gerilya, dan diplomasi di semua lini dikerahkan. Sehingga membuat Indonesia sebagai bangsa yang merdeka.

“Resesi dan krisis yang bertubi-tubi dalam perjalanan bangsa Indonesia, juga berhasil kita lampaui. Setiap ujian memperkokoh pondasi sosial, pondasi politik, dan pondasi ekonomi bangsa Indonesia,” ungkapnya.

Pandemi covid-19 menurut presiden dua periode itu, memacu untuk berubah mengembangkan cara-cara baru. Yaitu dengan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama yang tidak relevan.

“Kita dipaksa membangunan normalitas baru, memakai masker, menjaga jarak, tidak berkerumun, belajar daring, serta rapat dan sidang secara daring. Kita telah berusaha bermigrasi ke cara-cara baru di era revolusi industri 4.0. Agar bekerja lebih efektif, efisien, dan produktif. Akselarasi inovasi makin menyatu dalam keseharian kita,” tegasnya.

Ia menyadari adanya kepenatan, kejenuhan, kelelahan, kesusahan, dan kesedihan selama pandemi. Pihaknya juga menyadari begitu banyak kritikan pada pemerintah, terutama terhadap hal-hal yang belum dapat diselesaikan. Kritik yang membangun sangat penting. “Selalu kita jawab dengan penuh dengan tanggung jawab,” katanya.

Pihaknyan juga berterimakasih pada anak bangsa dan masyarakat yang aktif dan terus ikut membangun budaya demokrasi. Semboyan kemerdekaan tahun 2021 yaitu Indonesia Tangguh, Indonesaia Tumbuh dapat diraih dengan sikap terbuka dan siap berubah menghadapi dunia yang penuh disrupsi.

“Bisa tumbuh jika saling bergandengan tangan dalam satu tujuan. Kita tangguh dalam mengahdapi pandemi dan berbgai ujian yang akan kita hadapi. Kita harus tumbuh dalam menggapai cita-cita bangsa. Dirgahayu Republik Indonesia, Dirgahayu Negeri Pancasila, Merdeka,” pekiknya.

Sementara pidatonya dalam rangka penyampaian RUU tentang APBN Tahun Anggaran (TA) 2022, pihaknya menyampaikan bahwa sampai saat ini pandemi belum berakhir. Alhasil, tahun 2022 dihadapkan pada kondisi ketidakpastian yang tinggi, dan harus bersiap dari ancaman global lainnya.

Di antaranya perubahan iklim, peningkatan geopolitik, serta perubahan ekonomi global yang tidak merata. Karena itu APBN Tahun 2022 harus antisipatif, responsif, dan fleksibel respon atas ketidakpastian tersebut.

“Namun tetap mencerminkan optimisme dan kehati-hatian. APBN berperan sentral melindungi keselamatan masyarakat dan sekaligus sebagai motor pemulihan ekonomi. Sejak awal pandemic, kita menggunakan APBN sebagai perangkat kontrasiklus, mengatur keseimbangan rem dan gas, mengedalikan penyebaran Covid-19, melindungi masyarakat yang rentan, sekaligus mendorong kelangsungan dunia usaha,” terangnya.

Diketahui, tema kebijakan fiskal tahun 2022 yaitu pemulihan sosial ekonomi dan reformasi struktural. Pemulihan sosial ekonomi akan terus dimantapkan sebagai pondasi untuk mendukung reformasi struktural secara optimal. Hal itu menurut Jokowi sangat fundamental. Indonesia bukan sekdar tumbuh, tetapi cepat dan berkelanjutan.

Defisit anggaran tahun 2022 menurut Jokowi direncanakan 4,85 persen terhdap PDB atau sebesar Rp 868 triliun. Hal tersebut dalam rangka untuk mencapai konsolidasi fiskal. Tahun 2023 diharapkan defisit anggaran dapat kembali ke level paling tinggi. Yaitu sebesar 3 persen terhadap PDB.

Sementara, defisit tahun 2022 dibiayai dari sumber-sumber pembiayaan yang aman. Serta dikelola secara hati-hati dengan memperhatikan keberlanjutan fiskal.  “Komitmen keberlanjutan fiskal dilakukan agar tingkat utang dalam batas yang terkendali. Besar harapan kami, pembahasan RAPBN 2022 dapat dilakukan secara konstruktif,” pintanya. (*/hla/sp)


Share to