Eksotisme Cafe Laut Semare, Sajikan Panorama Pesisir saat Senja
Muhammad Muslih
Sabtu, 07 Mar 2020 21:48 WIB
Tak ada yang mengira, jika bibir pantai laut Semare, Kabupaten Pasuruan yang dulunya kumuh kini jadi jujugan wisatawan. Sentuhan kreatif memanfaatkan panorama alam, mengubah image lokasi tersebut sekaligus mendatangkan pundi-pundi rupiah bagi warga sekitar. Kini, banyak warga mulai menggantung hidupnya dari Cafe Laut Semare ini.
CAFE Laut Semare. Begitu warga setempat memberi nama pada destinasi wisata tersebut. Bukanya memang menjelang sore. Namun, warga yang ingin menikmati laut di pagi hari tetap bisa menikmati suasana di lokasi tersebut. Seperti yang dilakukan warga saat tadatodays.com berkunjung. Di mana saat itu banyak pengunjung yang berswafoto.
Spot-spot menarik yang digunakan pengunjung untuk berswafoto di antaranya properti bambu berbentuk love, lampion-lampion yang pinggirnya diberi sentuhan kayu, hingga perahu-perahu nelayan yang baru datang dari melaut. Semua tersaji begitu indah. Pemandangan itu sayang dilewatkan terutama yang hobi ke laut.
Busro, petugas kebersihan yang kala itu bertugas membersihkan kafe mengatakan, tempat wisata itu mulai difungsikan sejak 5 bulan lalu. Meski baru, wisata Cafe Laut Semare tidak pernah sepi pengunjung. Bahkan, istri Bupati Pasuruan Lulis Irsyad Yusuf pernah merayakan ulang tahun di lokasi tersebut.
Warga yang berasal dari Dusun Semare ini mengatakan, tempat wisata tersebut paling ramai dikunjungi sore dan malam hari. Karena memang kebanyakan warga ingin menikmati senja dan malam di pinggir pantai. Mereka senangnya berswafoto sampai menikmati sajian kuliner di kafe tersebut.
“Disini pengunjung biasanya tidak hanya ingin kelaut, tapi juga makan,” katanya. Makanan yang disajikan kafe hasil inisiasi pemerintah desa setempat itu, terdiri dari kuliner khas pesisir. Mulai kepiting, bandeng, udang, cumi hingga menu ikan-ikan lainnya. “Semua khas warga lokal. Ini yang menambah betah pengunjung,” jelasnya.
Mulanya, pembangunan kafe ini dianggarkan melalui BUMDes. Tapi, juga ada dari penghasilan yang sudah didapatkan dari kafe sendiri. Tak berhenti dengan konsep yang ada, rencananya kafe ini akan terus dikembangkan. Kafe seluas 10 hektar ini, akan dibangun secara bertahap. Saat ini, di bawah anjungan kayu yang menjadi jalan wisatawan untuk menikmati laut, sudah ditanami mangrove lagi.
WARNA WARNI: Fasilitas lampion membuat kafe ini semakin menarik saat malam hari.
Busro mengatakan, untuk menuju wisata ini cukup mudah. Warga sudah menyiapkan penunjuk arah di setiap tikungan yang ada. Jika dari arah Surabaya, jaraknya sekitar 50 kilometer. Sebelum simpang tiga Kraton, belok kiri sampai ke Kecamatan Kraton. Dari kecamatan, pengunjung langsung ke arah utara Desa Semare. Jaraknya hanya sekitar 1 Kilometer.
Sayangnya, pengguna mobil tidak bisa langsung masuk di depan kafe. Pengendara harus memarkirkan kendaraannya sekitar 200 meter dari tempat wisata. Kalau roda dua, bisa langsung parkir di lokasi. Biata masuk dan parkir cukup terjangkau. Bahkan, pengunjung bisa menikmati panorama laut dengan menyewa perahu.
“Biasanya ramainya hari Sabtu dan Minggu, banyak wisatawan menggunakan jasa sewa perahu,” kata Rohman, petugas jaga parkir yang ditemui tadatodays.com.
KULINER PESISIR: Sering menjadi tempat perayaan istimewa seperti ulang tahun istri Bupati Pasuruan Lulis Irsyad Yusuf.
Berdayakan Warga Setempat Mulai Parkir hingga Karyawan Kafe
Warga yang berada di Desa Semare, sebagian menggantungkan hidupnya dari Cafe Laut Semare. Total ada sekitar 50 warga yang dilibatkan. Mulai dari penjaga parkir, petugas kebersihan, penjaga pintu masuk, hingga karyawan kafe.
“Kalau seperti saya petugas kebersihan, digaji Rp 400 ribu tiap bulan,” ujar Busro. Bagi Busro, penghasilan tersebut sudah cukup untuk kebutuhan dapur. Apalagi, pekerjaan sebagai petugas kebersihan hanya sampingan. “Saya pagi kesini bersih-bersih, jam 09.00 WIB begitu kafe buka, saya pulang,” imbuhnya.
Honor warga disesuaikan dengan beban kerja. Bagi petugas karcis, honornya bisa sampai Rp 1 juta. Bahkan mereka yang bertugas di kafe gajinya bisa sampai Rp 1,2 juta. Busro menambahkan, karyawan di tempat tersebut digilir secara bergantian. Lima dusun di Desa Semare semuanya kebagian.
Di antaranya, Dusun Sependil, Dusun Krajan, Dusun Semare, Dusun Kedondong, dan Dusun Pagaran. “Pekan ini yang bertugas Dusun Semare. Pekan depannya lagi dusun lainnya. Jadi merata,” jelasnya. (mus/sp)
Share to