Embun Upas Ranupani Dinilai Berdampak Buruk bagi Tanaman

M. David Firmansyah
Tuesday, 25 Jun 2024 05:26 WIB

FROST: Sayuran yang diselimuti salju akibat suhu dingin
LUMAJANG, TADATODAYS.COM - Fenomena kemunculan embun upas atau frost di sekitar Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, hanya bagus bagi pemandangan. Tetapi embun upas dinilai berdampak buruk untuk sayur mayur yang ditanam warga.
Saat ini embun upas menyelimuti tumbuhan di sekitar Ranupani setiap pagi hari dengan suhu udara mencapai 8-9 derajat celsius. Embun upas ini rupanya memiliki dampak buruk. Terutama bagi tanaman kentang, bisa mengalami layu dan mati. "Dampak salju ke kentang itu. Kentang bisa layu bahkan mati," ungkap Karya, seorang petani kentang di Ranupani.
Meski masih ada harapan untuk pulih, tanaman kentang dinilai bakal tumbuh secara tidak normal. "Tanaman kentang masih bisa hidup, tapi pertumbuhannya sudah tidak normal," lanjut Karya.
Lebih lanjut, upaya yang bisa dilakukan para petani kentang saat ini adalah menutup kentang menggunakan paranet (jaring) baik di atas maupun di samping tanaman.

Tidak hanya itu, akses air di Desa Ranupani dinilai sulit didapatkan sehingga tanaman kentang maupun lainnya mati karena kekurangan air dan terselimuti es. "Kalau musim panas, air di sini sulit jadi penyiraman tidak dapat dilakukan. Jadi biasanya tanaman warga mati karena es dan kurang air," paparnya.
Sementara itu, kerugian material yang diakibatkan embun upas bisa mencapai Rp 10 juta, terhitung sejak modal awal tanam. Jika dalam satu lahan, kentang tidak tumbuh lagi, petani hanya akan menghasilkan tangan kosong. "Sekarang kalau modalnya untuk 1 lahan kita bisa habis 10 juta, bisa juga tidak balik modal," terang Karya.
Tanaman jenis lain yang terdampak embun upas adalah bawang. Namun tidak seperi kentang, bawang memiliki ketahanan terhadap embun upas sehingga kemungkinan pertumbuhan dinilai masih tergolong aman. "Selain kentang itu bawang. Kalau bawang itu masih aman," katanya. (dav/why)

Share to
 (lp).jpg)