Emergency Solar Cell ala Pak Sholeh, Tabungan Energi Bersih Kala Listrik Padam
Alvi Warda
Sunday, 03 Nov 2024 09:18 WIB
Terik matahari berada di atas kepala. Seorang pria berusia 52 tahun asal Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo tengah mengotak-atik benda-benda bekas di depan rumahnya. Ia adalah Pak Sholeh, yang berhasil menciptakan energi bersih dari tenaga surya alias solar cell.
-------------------------------
NAMA lengkapnya Muhammad Sholeh. Meski usianya menapak senja, Sholeh tidak berhenti berinovasi. Ia memang terbiasa membuat barang-barang tak ternilai menjadi bernilai. Meski bukan sarjana bidang kelistrikan, Sholeh tekun mempelajari secara otodidak, dengan membaca buku hingga mencari tahu melalui internet.
Cita-citanya memang ingin menciptakan benda yang praktis namun bisa dimanfaatkan orang banyak. Bermula dari lomba lampu hias Agustusan 2024 di Kota Probolinggo, Sholeh berpikir untuk memanfaatkan tenaga surya sebagai sumber energi.
Solar cell merupakan energi terbarukan yang didapat dari sinar dan panas matahari. Biasanya solar cell dimanfaatkan untuk aliran listrik atau panas. Manfaatnya beragam, mulai dari lebih bersih dari bahan bakar fosil, lebih murah dari bahan bakar fosil, lebih mudah diproduksi dari bahan bakar fosil, serta dapat membantu mengurangi jejak karbon.
ENERGI: Panel solar cell harus ia jemur untuk menyerap energi cahaya matahari.
Ada berbagai macam cara untuk memanfaatkan solar cell. Bisa dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), pemanas air atau pengisi daya tenaga matahari.
Sholeh memanfaatkannya dengan cara menyerap solar sel menjadi pengisi daya tenaga surya. Ia menabung tenaga surya di dalam kotak hitam, yang merupakan barang bekas.
Tenaga surya diubah menjadi listrik dengan melalui proses, yang disebut fotovoltaik (PV). Maknanya, cahaya matahari akan diserap hingga terjadi pergerakan elektron di sisi positif dan negatif. Nah, pergerakan inilah yang menciptakan arus listrik dan dapat digunakan sebagai energi.
Sholeh bukan seorang sarjana bidang kelistrikan. Ia hanya seorang wiraswasta yang terbiasa merakit sesuatu. Ia mempelajari ilmu kelistrikan secara otodidak, dari membaca tutorial di internet atau buku.
Sebelumnya, Sholeh pernah membuat Wastafel Portabel Touchless Bersensor. Itu saat pecah pandemi Covid-19. Kini Sholeh kembali berinovasi, menciptakan penyimpan tenaga listrik. "Saya iseng - iseng, merakit tabungan energi surya atau penyimpan tenaga listrik ini, lha kok jadi," ujar Sholeh saat ditemui di kediamannya, Kamis (31/10/2024).
Emergency solar cell ini baru kali pertama dibuat. Sholeh tidak membutuhkan waktu lama. Dalam sehari, ia bisa membuat satu sampai dua emergency solar cell.
Sholeh akan merakit bahan-bahan seperti kotak hitam berbahan ABS, baterei laptop yang tidak digunakan, komponen speaker aktif, cutter, korek, gunting, serta solder, dan berbagai macam komponen lainnya yang masih bisa dan layak digunakan.
Sebelum dirakit, panel solar cell yang berwarna hitam keunguan dijemur di bawah terik matahari. Itu untuk menyerap energi cahaya matahari. Saat ditemui Kamis itu, Sholeh menjajal emergency solar cell buatannya itu. Ternyata, lampu LED bisa menyala.
Menurut Sholeh, satu unit emergency solar cell itu bisa dibanderol harga Rp 500 ribu. Tergantung pada kebutuhan panel solar cell. "Pernah dipakai perkemahan, ternyata bisa menghidupkan lampu LED semalam penuh, dan mampu menghidupkan mesin mobil ketika mengalami kendala di accu-nya," jelasnya.
Bagi masyarakat yang ingin membeli, Sholeh akan memberikan garansi selama enam bulan. Sebagai jaminan jika terjadi sesuatu pada inovasi bikinannya itu. "Tapi kalau pesanan saya jamin barang-barangnya bukan bekas, " ujarnya.
Sholeh menambahkan, meski tidak bisa menjemur panel solar cell di bawah matahari, ia menyiapkan saluran untuk mengisi daya melalui listrik. "Misalkan musim hujan gitu ya, barang ini bisa kita charger pakai listrik," katanya.
Bermanfaat Waktu Kemah
Emergency solar cell bikinan Sholeh ini terbukti bermanfaat. Seorang guru SD Negeri Sukabumi 6 Kota Probolinggo, Danang Budianto, salah satu yang membuktikannya. Saat itu Danang membutuhkan energi atau saluran listrik untuk perkemahan. Danang kemudian menghubungi Sholeh.
Danang memanfaatkan emergency solar cell bikinan Sholeh itu untuk penerangan tenda muridnya. "Untuk lampu yang menggunakan solar cell, waktu itu dibantu Pak Sholeh. Sangat bermanfaat, waktu kami mendirikan tenda dan pagar tenda," ucapnya.
Emergency solar cell itu mampu menyalurkan listrik hingga 6 jam. Menurut Danang, rentang waktunya mulai pukul 18.30 WIB hingga 00.30 WIB. "Lampu harus dimatikan saat itu, karena sudah waktunya mematikan lampu. Tapi kalau tidak dimatikan, masih mampu kok itu," ucapnya.
Danang pun berterimakasih dan mendukung inovasi yang diciptakan Sholeh. "Harus didukung inovasi Pak Sholeh, karena praktis dan aman. Terimakasih Pak Sholeh," katanya. (alv/why)
Share to