Febriana, Bulu Tangkis dan Rumahnya

Iqbal Al Fardi
Iqbal Al Fardi

Monday, 22 May 2023 19:02 WIB

Febriana, Bulu Tangkis dan Rumahnya

BONUS UNTUK FEBRIANA: Bupati Hendy Siswanto (kiri) bersama istri, foto bareng Febriana dan kedua orang tuanya.

Ganda putri Indonesia Febriana Dwipuji Kusuma dan Amalia Cahaya Pratiwi berhasil membawa pulang medali emas SEA Games 2023 dari cabang olahraga bulu tangkis. Di partai final, mereka menundukkan ganda setanah air, yaitu Meilysa Trias Puspitasari / Rachel Allessya Rose. Febriana, salah satu dari ganda putri peraih emas itu adalah gadis asal Kota Tembakau, Jember. Prestasi Febriana tidak tak lepas dari dukungan “rumahnya”.

--------------------

SEORANG lelaki yang dua tahun lagi menginjak usia ke-60 itu sedang menjamu tamunya di rumahnya. Pria yang hampir dipenuhi uban itu bercerita tentang putrinya yang baru saja mengharumkan Indonesia. Ia adalah Didik Tripuji, ayah kandung Febriana.

Bermula dari Didik mengajak Febriana yang masih berumur 5 tahun ke lapangan bulu tangkis, saat itu Febriana atau akrab disapa Ana, kerasan. Ana tak lekas mengajak ayahnya untuk pulang. “Waktu ngantar kakaknya itu. Kakaknya kan ikut bulu tangkis. Jadi saya antarkan kakaknya dan Ana iki kok senang di lapangan itu,” jelas pria yang mengenakan kaus polo merah saat ditemui di rumahnya, Rabu (17/5/2023) sore.

KEJAYAAN: Ayah Febriana menunjukkan foto Febriana ketika bertanding.

Saat itu, Ana kecil hanya memegang raket. Tak ingin tampik ketertarikan Ana, Didik lantas mendaftarkan putrinya untuk didaftarkan ke pelatihan bulu tangkis. “Sak-saknya (sekenanya, red) sudah, pokoknya nampel-nampel (memukul menggunakan raket, red) gak apa dah,” ungkapnya.

Sejak itu pula, Didik merasa putrinya serius bermain bulu tangkis. Dalam sepekan, Ana berlatih selama tiga kali pertemuan. “Masih kecil itu, sudah digenjot itu mulai kelas 4 SD. Kelas 5 itu sudah ikut O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional, red) di Surabaya. Alhamdulillah bisa mewakili Jember,” tuturnya dengan antusias. Usainya, Ana sempat mendapatkan penghargaan dari Bupati Jember MZA Djalal.

Bakat seseorang tak lepas dari seberapa besar usaha. Begitu juga Ana yang menggembleng dirinya dengan latihan tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai seorang pelajar. “Dia pintar membagi waktu. Kalau pulang sekolah ada tugas itu dikerjakan dulu. Kalau sudah kurang satu jam, dia telepon saya ‘ayo, Yah, latihan!’  Gitu sudah,” terang Didik.

Menginjak bangku SMP, Didik menjelaskan bahwa Ana tergabung di PB Djarum. “Itu kelas 1 SMP, di Djarum itu 3 tahun. Umur 15 diambil Pelatnas (Pemutusan Latihan Nasional),” katanya. Sejak itu pun, Ana mulai jarang pulang sebab kesibukannya.

KENANGAN: Berbagai foto pertandingan Febriana dan galeri medali kemenangannya.

Dari Rumah untuk Ana

DI rumah Ana yang beralamat di Blok V nomor 9, Perumahan Pondok Bedadung Indah, Kecamatan Sumbersari, tepatnya di ruang tengah terpampang kenangan Ana selama menempuh jalan atlet bulu tangkis. Terdapat sebuah etalase yang menyimpan foto, plakat hingga mendali yang diraih Ana selama mengikuti kejuaraan. Ayah dan Ibu Ana dengan bangga menunjukkan prestasi putrinya yang bejibun.

Di kesempatan membela Indonesia dalam ajang SEA Games, wanita kelahiran 19 Februari 2021 itu tidak lepas komunikasi dengan keluarganya di rumah. Bahkan, Didik menceritakan jika Ana menyempatkan diri untuk menyapanya via panggilan video. “Setiap hari tidak pernah lepas (komunikasi, red). Video call mesti di jam-jam habis Isya. Siang-siangnya itu biasanya (mengirim pesan singkat, red) ‘halo ayahku sayang’,” ungkapnya.

Tak lupa, di setiap pertandingan Ana selalu meminta doa kedua orang tuanya. “Meskipun tidak bertanding dia selalu bilang ‘sambung doa ya, mama, ayah. Ayah, mama, sehat ya,’ selalu meminta doa setiap hari,” ungkap ibu kandung Ana, Ngatodha.

Sebagai keluarga, Didik dan istrinya antusias untuk mengikuti pertandingan Ana selama SEA Games 2023. Ia dan keluarganya menonton Ana dari jauh melalui penyedia video daring. “Cari itu, tapi kebanyakan ada (penyedia tontonan daring, red),” jelasnya.

Selain pertandingan, ada satu hal yang menjadi favorit Ana. Ibunya mengungkapkan bahwa Ana amat menyukai masakannya. “Cumi sama lontong kare, masakan mamanya. Kalau sudah hari raya itu biasanya opor sama lontong, kalau tidak ada itu (Ana, red) bingung,” ungkapnya

Bak Bang Toyib di lagu ciptaan Ade Irma, Ana pernah melewatkan momen berlebaran di kampung halaman sebanyak tiga kali. “Tiga kali lebaran tidak pulang,” jelas Ngatodha.

BUKTI: Sejumlah medali yang membuktikan berbagai prestasi Febriana.

Respons ‘Rumah’ atas Kemenangan Ana

MENDENGAR kemenangan Ana, keluarga di rumah memiliki respons berbeda-beda. Didik sendiri merasa meriang seketika. Hingga ia dibuat absen kerja. “Ya itu, mangkanya saya agak gereges. Mangkanya saya merasa meriang dan tidak kerja tadi itu. Apa karena pengaruhnya kemarin (kemengan Ana, red),” ungkap Kepala Sekolah SD Sumbersari 3, Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso.

Lain halnya dengan ibu Ana. Ngatodha mengaku menangis haru usai kemenganan putrinya. “Saya menangis sendiri. Saya berjanji usai mendapatkan mendali emas, saya akan mengikuti (menyanyikan lagu, red) Indonesia Raya. Sambil nangis saya nyanyi, ternyata bapaknya juga,” kisahnya dengan semangat.

Usai kemenangannya, Ana masih belum bisa menghabiskan banyak waktu untuk berkumpul dengan keluarganya di rumah. Ibunya mengabarkan bahwa pada Minggu (21/2/2023) Ana harus terbang menuju Negeri Jiran. “Karena masih banyak kejuaraan. Hanya dikasih jeda satu hari kalaupun pulang. Sabtu harus masuk Pelatnas lagi untuk latihan dan Minggunya harus terbang ke Malaysia” ungkap Ngatodha.

Selain SEA Games, Ngatodha mengatakan bahwa putrinya pernah mengikuti kejuaraan di Eropa. “Spanyol, Prancis, kalau di Kanada itu ikut kejuaraan junior yang pertama. Kemudian kejuaraan Asia junior itu dapat emas juga. Mendalinya selalu dibawa pulang,” kata Didik.

Bagi keluarganya, kejuaraan Ana yang paling berkesan adalah ketika Ana yang berpasangan dengan Putri Syaikah di Final Kejuaran Dunia Junior di Kazan, Rusia pada 5 Oktober 2019 lalu. Mereka berdua menundukkan pasangan Li Yijing dan Tan Ning mewakili Tiongkok. “Karena Ana penentu di Kazan. Bukan partner aslinya yang dipasangkan dengan Ana,” ungkap Ngatodha. (iaf/why)


Share to