Finalis Anvapro 2022; Di RW 8 Kedungasem, Ibu-Ibu Iuran Posyandu dengan Sampah

Alvi Warda
Alvi Warda

Tuesday, 19 Jul 2022 17:35 WIB

Finalis Anvapro 2022; Di RW 8 Kedungasem, Ibu-Ibu Iuran Posyandu dengan Sampah

IURAN SAMPAH: Ibu-ibu Posyandu Mawar di RW 8 Kelurahan Kedungasem Kota Probolinggo mengumpulkan iuran sampah. Selanjutnya, sampah ini akan dijual, dan hasilnya digunakan membeli PMT. Inilah inovasi Randu Basah.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Sampah terbukti masih punya banyak manfaat. Salah satunya ialah menjadi media alternatif iuran, seperti di Posyandu ibu-ibu RW 8 Kelurahan Kedungasem, Kota Probolinggo. Ini dikenal dengan inovasi Randu Basah, atau Iuran Posyandu dengan Sampah.

Inisiatornya adalah Wiwik Abidin, Ketua RW 8 Kelurahan Kedungasem.  Menurutnya, kegiatan posyandu harus terus dijalankan, terlebih di RW 8. Ia melihat, kasus stunting masih ditemukan juga. “Posyandu harus tetap dilakukan, terlebih untuk mencegah stunting yang masih ada di RW 8,” jelasnya.

Sedangkan pemberian makanan tambahan (PMT) pada balita, menurut Wiwik, belum optimal. Akhirnya ia membuat sebuah ide yang bisa menarik ibu-ibu di RW 8, supaya rajin membawa anaknya ke posyandu. Hingga lahirlah inovasi Randu Basah.

Nah, Randu Basah berhasil masuk finalis enam besar Anvapro 2022 kategori masyarakat umum, gelaran Bappeda-Litbang Kota Probolinggo. Senin (18/7/2022) tim juri Anvapro mendatangi Posyandu Mawar  di RW 8 Kelurahan Kedung Asem, Kota Probolinggo.

Sebelum tercipta inovasi Randu Basah, di tahun 2020 Wiwik dan para kader Posyandu Mawar memang memiliki obrolan, yaitu bagaimana caranya agar ibu-ibu bisa rajin ke posyandu. Lalu ada salah satu ibu balita yang menanyakan bagaimana jika saat posyandu ia tidak punya uang, apa masih bisa datang ke posyandu? Apakah memungkinkan jika diganti dengan sampah yang bisa dijual?

Akhirnya, kader posyandu sepakat mengganti iuran uang dengan iuran sampah. Inovasi Randu Basah merupakan ide yang muncul saat itu. Nantinya sampah yang terkumpul akan dijual. Hasilnya dimasukkan kas posyandu, dan digunakan membeli PMT untuk balita.

Menurut Wiwik, dengan adanya Randu Basah ini, ternyata bisa mengoptimalkan ketersedian PMT di Posyandu Mawar. Ini merupakan dampak yang ia dan kader posyandu harapkan. Selain itu, inovasi Randu Basah juga membuat masyarakat RW 8 akhirnya menyadari pengolahan sampah dengan benar. ”Dampaknya sangat positif. Akhirnya PMT bisa optimal. Selain itu, masyarakat bisa menyadari dan tidak lagi membuang sampah dengan sembarangan,” jelas Wiwik. (alv/why)


Share to