Gaji Nunggak, Pemain Persewangi Ancam Mengadu ke APPI

Rifky Leo Argadinata
Rifky Leo Argadinata

Friday, 13 May 2022 18:33 WIB

Gaji Nunggak, Pemain Persewangi Ancam Mengadu ke APPI

MENUNGGU GAJI: Pemain Persewangi Banyuwangi saat berlaga. Saat ini mereka menunggu pembayaran gajinya.

BANYUWANGI, TADATODAYS.COM - Para pemain Persewangi Banyuwangi belum menerima gajinya. Karena itu, mereka mendesak manajemen klub agar segera menyelesaikan tunggakan gaji yang belum dibayarkan. Para pemain bahkan mengancam mengadukan masalah ini ke Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI).

Pemain klub berjuluk Laskar Blambangan ini  mengaku jengah. Sebab, mereka merasa hanya diberi janji-janji yang tak kunjung ditepati oleh manajemen klub.  Kapten Persewangi Johani Saputro mengatakan, keterlambatan gaji seringkali menjadi masalah di Persewangi. Saat ini sudah kesekian kalinya klub  menunggak pembayaran gaji pemain.

"Sudah 1 bulan ini kami tidak menerima gaji. Janji dilunasi, namun masih dibayarkan separo. Sampai saat ini hanya janji-janji saja," ungkap Johani Saputro, Jumat (13/5/2022).

Menurut Johan, kalau hal ini tidal terselesaikan, jelas mengganggu konsentrasi dan mental pemain. Apalagi bagi para pemain yang sudah memiliki keluarga. Mereka hanya mengandalkan gaji dari klub untuk bertahan hidup.

"Untuk besaran gaji setiap pemain berbeda-beda. Tapi hampir sebagian besar dari yang lokal atau pemain dari luar daerah itu gajinya masih belum sepenuhnya dibayar," beber Johan.

Dari 24 pemain yang ada, sebagian besar belum menerima kekurangan gajinya. Kondisi ini dikhawatirkan bisa memperkeruh suasana tim yang akan melakoni Liga 3 dalam waktu dekat.

Maka, demi kebaikan  Laskar Blambangan, Johan berharap agar manajemen segera menuntaskan permasalahan ini. "Kalau tidak segera dibayar, kami akan melapor ke APPI," jelasnya.

Sementara itu, Manajer Persewangi Banyuwangi Jose Rudy saat dikonfirmasi mempersilahkan pemain yang ingin melaporkan manajemen ke pihak APPI. "Mengenai kekurangan gaji sudah dibayarkan. Fee pemain pada Liga 3 regional Jatim lalu sudah dibayarkan juga," katanya. 

Menurutnya, Liga 3 regional Jatim adalah liga amatir, dalam kata lain bukan liga profesional. Uang yang diberikan bukanlah uang gaji, melainkan uang pembinaan. Persoalan kurangnya gaji ini terjadi menjelang putaran Liga 3 nasional. Manajemen mengakui ada kekurangan senilai Rp 9 juta.

"Sudah disampaikan, Persewangi kas kosong. Silahkan laporkan. Bukan terlambat gaji lho ya, kurang dikit, dan belum dihitung potongan indisipliner sesuai dengan kontrak," ujar Jose. 

Jose mengakui situasi ini terjadi karena ekonomi klub kolaps akibat pandemi. Apalagi saat ini tidak ada sponsor, dana dari ticketing ataupun dari pemerintah.

"Persewangi masih beruntung diakui PSSI  dan boleh ikut kompetisi, karena pasca regulasi tidak boleh dibiayai anggaran pemerintah, Persewangi terlantar begitu saja oleh pengurus lama. Untung tak rumat. Lima tahun saya ngerumat, itu uang pribadi saya habis kurang lebih Rp 3 miliar," beber Jose. 

Kendati mengalami kesusahan, manajemen klub selalu berupaya untuk memberikan yang terbaik bagi para pemain. Seperti halnya hadiah gol dari penasehat senilai Rp 10 juta juga dibayar walaupun tim ini kalah 7-2.

Para pemain, lanjut Jose, saat ini justru kerap bertindak indisipliner. Kerap bolos dan mengancam akan hengkang dari Persewangi Banyuwangi.  "Berdasarkan laporan asisten manajer pada TC (Training Center, red) menuju liga 3 nasional banyak yang mbolos. Jadi silahkan kalau mau melaporkan," tegas Jose. (rl/why)


Share to