Gebyar Gunungan Hasil Bumi dan Canangkan Hari Budaya Jember

Iqbal Al Fardi
Iqbal Al Fardi

Sunday, 05 Mar 2023 11:58 WIB

Gebyar Gunungan Hasil Bumi dan Canangkan Hari Budaya Jember

GEBYAR: Bupati Hendy didampingi oleh istri dan Ketua DPRD Jember Itqon Syauqi dalam Gebyar Gunungan Hasil Bumi dan 2023 Durian.

Durian tersusun dalam bentuk corong setinggi 5 meter terletak di tengah-tengah alun-alun Kabupaten Jember, Sabtu (4/3/2023) pagi. Ribuan orang berkumpul di depan durian susun itu. Selain mendapatkan sertifikat varietas unggul dari Kementrian Pertanian (Kementan), masyarakat berebut mengambil durian yang dipajang.

--------------------

TERIK sinar matahari pada Sabtu pagi itu semakin menampakkan kegagahan hasil bumi berupa durian yang di letakkan di tengah alun-alun Kabupaten Jember. Durian berjumlah 2.023 itu tersusun sedemikian rupa hingga berbentuk corong dengan tinggi 5 meter, berdiameter 13 meter di bawah. Hasil bumi masyarakat Kecamatan Sumberjambe itu menjadi ikon agenda Gebyar Gunungan Hasil Bumi yang digelar oleh Pemkab Jember.

Rangka corong berasal dari anyaman bambu. Durian diikat hingga seakan menempel pada rangkanya. Dari pantauan tadatodays.com, lebih dari tiga durian yang lebih besar dari duria lain di bawahnya, berada di paling pucuk rangka.

DURIAN: Panitia saat mengambilkan durian Sumberjambe untuk masyarakat yang datang di alun-alun Jember.

Ahmad Taufik, warga Kecamatan Sumberjambe, mengatakan bahwa durian tersebut merupakan anugerah tersendiri bagi warga di lingkungannya. Sebab, baginya Kecamatan Sumberjambe merpakan sentra penghasil durian di Jember. “Dengan kegiatan ini, saya berharap, apalagi akan datang Ramadhan, semoga semakin banyak orang berkunjung ke Sumberjambe,” terangnya.

Sebanyak 200 siswa dari SMP Negri 3 Sumberjambe membawakan Tari Pandume atau Panen Duren Sumberjambe. Penari terdiri dari siswa maupun siswi yang mengenakan baju tari berwarna hitam dengan sewek batik. Tampak pula di tangan mereka wadah nasi dari ayaman bambu yang berisi durian. Mereka membawakan koreografi tarian dengan serentak.

Setelahnya, Bupati Jember Hendy Siswanto menerima sertifikat tanda daftar dari Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian pada Kementerian Pertanian (Kementan) RI Lely Nuryati. Kementan mengeluarkan dua sertifikat tanda daftar untuk dua varietas durian di Jember, yaitu Raungjambe dan Jambearum. Dua varietas itu hanya sebagian kecil dari sekitar 39 varietas durian yang ada di Jember.

Selanjutnya, 31 camat perwakilan seluruh kecamatan di Jember memberikan seserahan hasil bumi kepada Bupati Hendy. Para camat dan orang-orang yang mewakili kecamatannya tampak berbaris mengantre untuk memberikan seserahan. Seserahan tersebut berasal dari hasil bumi di setiap kecamatan seperti buah-buahan dan sayur mayur.

Usainya, Bupati Hendy memberikan pidato sambutan. Tak lama setelah pidato Bupati, hal seru menanti.

Susunan durian berbentuk corong itu siap untuk diperebutkan. Namun, dengan tertanamnya pagar besi di sekeliling area durian, masyarakat kesulitan untuk berebut. Mereka harus menunggu pemberian dari panitia yang bertugas mengambil durian tersebut.

Meski telah terpasang pagar besi, ada satu celah yaitu di bagian panggung. Celah itu akhirnya dimanfaatkan oleh masyarakat yang hadir untuk lebih dulu mendapatkan durian. Kendati demikian, kapasitas orang yang berebut melebihi kapasitas tampung panggung. Sehingga, bruk! Suara ambrol panggung terdengar.

Masyarakat sedikit menepi menghindari panggung dengan karpet merah yang ambrol itu. Beruntung tidak ada korban jiwa saat insiden. Namun, durian yang dipajang membuat semangat masyarakat tidak surut.

POSE: Masyarakat mengambil foto dirinya di booth Pencanangan Hari Budaya Kabupaten Jember.

Di tengah keramaian itu, tampak pula sky lift yang dimanfaatkan untuk membantu mengambil dan membagikan durian kepada masyarakat. Satu orang menaiki alat tersebut. Ia tampak dengan mudah mengambil durian, tidak seperti petugas lainnya yang harus berhadapan langsung dengan kerumunan.

Satu persatu durian diambil. Kerangka itu hanya kopong tanpa durian. Habisnya durian menandakan selesainya kemeriahan agenda itu.

Selanjutnya, Bupati Hendy menerangkan, kegiatan sedekah bumi itu merupakan tradisi lokal. “Kita representasikan sedekah bumi ini dengan  budaya lokal dulu yang mana Jember ini terdapat Kerajaan Sadeng di abad ke-14 dan itu sebelum Majapahit tentunya,” klaim Bupati.

Pada 31 camat, Bupati Hendy mengandaikannya sebagai wedono. “Saya Bupati, sebagai Adipatinya. Mereka menyerahkan sedekah buminya sebagai potensi pertanian di setiap Kecamatan,” ungkapnya.

Pemberian hasil bumi kepada pemerintah, lanjutnya, sebagai simbol dari penjagaan kelestarian bumi. “Itu sebagai tanggung jawab pemerintah untuk memasarkan itu dan bagaimana menjaga hasil kelestarian tani kedepan,” katanya.

Pada momen itu, Bupati Hendy menjelaskan, pihaknya mencanangkan Hari Budaya untuk Kabupaten Jember. “Harapan kami, nanti kita tentukan kapan tanggal budayanya dan akan didiskusikan dengan teman-teman budayawan serta akademisi. Sehingga, hal itu bisa dimulai di tanggal yang tepat dan apa yang disajikan di Jember,” jelasnya. (iaf/why)


Share to