Genjot Ekspor Buah, Kemenko Budidayakan Pisang Canvendish di Banyuwangi

Dian Cahyani
Wednesday, 11 Mar 2020 19:28 WIB

KEMBANGKAN POTENSI: Koordinator Kementerian Perekonomian Republik Indoneisa, Yuli Sri Wilianti menjelaskan program budidaya pisang Canvendish kepada awak media.
BANYUWANGI,TADATODAYS.COM - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan mengembangkan budidaya pisang cavendish. Budidaya pisang canvendish ini merupakan program pengembangan multikultural berbasis ekspor. Banyuwangi merupakan salah satu dari belasan kapupaten yang dipilih menjadi program budidaya pisang canvendish, selain Bondowoso, Blitar dan lainnya.
“Kami melihat Banyuwangi memiliki potensi pertanian yang cukup bagus. Di sini juga ada kopi, kakao yang sangat bagus. Kita ingin menunjukan Banyuwangi juga bisa di buah-buahan. Apalagi dengan letak geografisnya,” papar Koordinator Kementrian Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Yuli Sri Wilianti kepada awak media, Rabu (11/3/2020).
Program ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah perekonomian masyarakat setempat. Yuli Sri Wilianti juga berharap masyarakat dapat merasakan manisnya keuntungan dari cavendish layaknya budidaya yang telah berjalan di Tanggamus, Lampung. “Pendapatan per tahun bisa sampai Rp 70 Juta dengan luasan lahan 0,6 hektar. Itu di Tanggamus Lampung. Ini yang kita coba duplikasi ke beberapa wilayah, salah satunya adalah Banyuwangi,” tuturnya ketika ditemui di kantor pemerintah daerah Banyuwangi.

Menurut Yuli Sri Wilianto, pisang cavendish adalah komoditas hortikultura yang memiliki pangsa pasar yang menjanjikan. Hingga saat ini pisang cavendish dari Indonesia diekspor ke Korea, Amerika dan beberapa negara lainnya. “Komoditi ini permintaannya cukup banyak dari beberapa negara. Baru sepertiga kebutuhan yang bisa dipenuhi,” imbuhnya.
Sri menambahkan, nantinya akan ada dua produksi pisang cavendish, yakni untuk subsidi impor dan ekspor. “Subsidi impor agat kita bisa stop untuk impor pisang dari luar negeri. Sedangkan untuk subsidi ekspor, kita genjotkan lagi untuk ekspor buah-buahan, ini juga sebagai upaya untuk mengurangi defisit,” ungkapnya lagi.
Proses budidaya cavendish juga cukup panjang, mulai dari persiapan benih yang dilakukan selama satu hingga dua bulan. Tanam awal akan dilakukan menggunakan sistem demplot dengan menggunakan satu hingga dua hektar lahan. “Jadi tujuannya untuk membuktikan ke petani, jika tanaman ini berhasil dan berkembang di Banyuwangi,” pungkasnya. (dee/hvn)

Share to
 (lp).jpg)