Gubernur Jatim Pantau Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di SMAN 2 Probolinggo

Muhammad Musleh
Muhammad Musleh

Wednesday, 19 Aug 2020 21:19 WIB

Gubernur Jatim Pantau Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di SMAN 2 Probolinggo

DISIPLIN: Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa bersama jajaran Forkopimda termasuk Walikota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin berpose bersama siswa di kelas yang duduk dengan menjaga jarak.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memantau kesiapan dua sekolah di Kota Probolinggo menjalani pembelajaran tatap muka terbatas. Dalam uji coba pada Selasa (18/8/2020), Khofifah mengunjungi SMAN 2 Kota Probolinggo.

Di sekolah yang berada di jalan Ki Hajar Dewantoro Kelurahan Kanigaran itu, Khofifah memantau uji coba pembelajaran tatap muka, terbatas kelas per kelas.

Gubernur Jatim datang bersama Walikota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin dan Wakil Wali Kota Probolinggo Mochammad Soufis Subri. Turut hadir Kapolres Probolinggo Kota AKBP Ambariyadi Wijaya, Dandim 0820 Letkol Inf Imam Wibowo, dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wahid Wahyudi.

Khofifah disambut langsung kepala SMAN 2 Kota Probolinggo Erni Prasetyawati. Selama di SMAN 2 Probolinggo, Ketua PP Muslimat itu juga terlibat dialog dengan beberapa siswa.  “Belajar yang rajin ya, jangan pacaran dulu,” guyon Khofifah pada salah satu siswa kelas XII MIPA I.

Khofifah mengatakan, uji coba pembelajaran tatap muka terbatas diisi sebanyak 9 siswa per kelas. Ini sesuai dengan zona oranye yang kini disandang Kota Probolinggo. Karena masih oranye maka siswa diperbolehkan masuk 25 persen.

 PANTAU: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama jajaran Forkopimda Kota Probolinggo memantau pelaksanaan pembelajaran tatap muka di kelas.

“Lalu, di check point, kami periksa suhu tubuh siswa pada saat tiba di sekolah. Jika diketahui suhu tubuh siswa mencapai 37,3 maka siswa diperkenakan pulang. Kedatangan siswa dibuat per shift dan pembelajaran berakhir setelah empat jam,” terang mantan Menteri Sosial RI ini.

Sementara itu Walikota Probolinggo Habib Hadi Zainal Abidin mengatakan pembelajaran tatap muka menunggu polling masyarakat. Apakah dilakukan pembelajaran daring atau tatap muka. Namun, meski begitu pembelajaran tatap muka tetap diusahakan.

“Target (polling wali murid) secepatnya, mudah-mudahan hasilnya segera keluar. Yang terpenting masyarakat tetap disiplin memakai masker. Apabila zona hijau, kita bisa segera buka kembali kelas tatap muka,” harapnya.

Sementara itu, dipilihnya SMAN 2 Kota Probolinggo sebagai sekolah percontohan uji coba pembelajaran tatap muka terbatas karena beberapa hal. Salah satunya SMAN 2 Probolinggo dinilai paling memenuhi syarat untuk penerapan protokol kesehatan secara menyeluruh. 

Dari pantauan Tadatodays.com, sekolah yang pernah mendapat gelar sekolah Adiwiyata Mandiri itu memang memiliki 30 alat cuci tangan. Semunya tersebar merata di sekolah. Mulai halaman depan sekolah hingga dari kelas perkelas.

 “Semuanya lengkap, mulai alat cuci tangan, handsanitizer, dan alat pengecek suhu tubuh atau thermogun,” ujar Kepala SMAN 2  Kota Probolinggo Erni Prasetyawati melalui Waka Humas Umi Nurhidayati

Tidak hanya itu saja, siswa juga dibekali face shield (alat penutup wajah) saat belajar. Alat itu sumbangan dari Provinsi Jatim. “Mereka (siswa) masuk dengan protokol kesehatan sangat ketat. Bahkan saat berangkat tidak diperkenankan berboncengan dengan orang lain, kecuali diantar orang tua,” ujarnya.

Orang tua maupun siswa telah mengisi pakta integritas terkait pembelajaran tatap muka terbatas. "Jadi persetujuan dibukanya pembelajaran tatap muka terbatas ada di komite dan orang tua siswa,"terangnya.

Pakta integritas tersebut berisi delapan hal pokok yang harus dipatuhi selama proses pembelajaran tatap muka terbatas berlangsung. Diantaranya yang pertama mematuhi protokol kesehatan seperti selalu mencuci tangan, memakai masker, tidak berkerumun saat disekolah maupun diluar sekolah. "Lalu menjaga jarak aman, tidak melakukan kontak fisik seperti bersalaman atau kontak fisik lainnya,"jelasnya.

Kedua, menjadi guru/siswa yang menjadi pelopor penggerak penggerak protokol kesehatan di masyarakat. Ketiga, melakukan sosialiasi dan edukasi pada masyarakat terkait protokol kesehatan. keempat, bersedia dilakukan pembinaan dan pengawasan oleh satuan gugus tugas di sekolah. dan terakhir bersedia bertanggung jawab dan dikenakan sanksi sesuai aturan perundang-undangan jika terbukti melanggar fakta integritas. (*mm/hvn)

Masuk 9 Anak per Kelas, Himbau Siswa Pakai Digital Voice Empat Bahasa

Selasa (18/8/2020) pagi, SMAN 2 Probolinggo lebih ramai dari biasanya, sejak Covid-19 mewabah. Parkiran sepeda motor di halaman depan, penuh. Di sekolah yang memiliki program robotik kerjasama ITS Surabaya itu, riuh dengan tamu yang hadir.

Sebelum masuk lingkungan sekolah, semua tamu di-thermo gun untuk mengecek suhu tubuh. Maklum, antisipasi itu penting dilakukan mengingat Kota Probolinggo masuk zona oranye.

Di halaman depan kantor sisi timur terdapat alat cuci tangan berukuran besar lengkap dengan sabunnya. Tamu harus cuci tangan lebih dulu untuk memastikan bersih dari kuman atau Covid-19.

Wartawan tadatodays.com disambut hangat Waka Humas SMAN 2 Probolinggo Umi Nurhidayati. Meski masih sibuk membuka rapat MGMP, wanita berjilbab itu langsung menerima wawancara tentang seputar pembelajaran tatap muka di sekolahnya.

Ida-panggilannya mulai bercerita tentang proses pembelajaran tatap muka yang sejak 18 Agustus diterapkan di SMAN 2. Katanya, setiap kelas diisi 9 anak. Hal itu sesuai dengan status daerah Kota Probolinggo yang masih zona oranye. “Penghitungannya dari 36 siswa perkelas mereka masuk 9 siswa. Sisanya, belajar daring di rumah,” ujarnya mengawali pembicaraan.

Mereka masuk bergantian selama lima hari kerja. Sabtu-Minggu libur. “Setiap anak akan bertemu kembali 5 pekan ke depan atau lima minggu berikutnya,” lanjutnya.

Selain itu, pembelajaran dibatasi maksimal 4 jam. Jika jam 7 masuk maka jam 11.00 selesai. “Hari ini (Rabu) belajar tiga jam, siswa langsung pulang,” katanya.

Pembelajaran tatap muka di sekolah mendapatkan tanggapan positif dari orang tua. Dari 696 siswa hanya 87 yang tidak berkenan. Sisanya semuanya menginginkan pembelajaran tatap muka.

SMAN 2 Probolinggo sendiri menerapkan one gate system dengan memakai learning manajemen system. “Daring menggunakan office 365, jadi semua mendapat kesempatan belajar yang sama meski ada di rumah,” tegasnya.

Terkait protokol kesehatan, semua anak dicek suhu tubuhnya saat mau masuk. Lalu cuci tangan di wastafel yang sudah disiapkan di kelas masing-masing. Saat belajarpun begitu, siswa wajib memakai masker atau face shield. Bangku pun ditata sedemikian rupa untuk menatuhi anjuran jaga jarak.

Untuk meningatkan siswa, sekolah telah menghimbau menggunakan digital voice dalam empat bahasa. Mulai bahasa Inggris, bahasa Jawa, bahasa Indonesia hingga bahasa Jepang. “Tujuannya supaya siswa tetap patuh pada protokol kesehatan,” terangnya. (mm/hvn)


Share to