LUMAJANG, TADATODAYS.COM - Korban meninggal akibat meletusnya Gunung Semeru terus berdatangan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Haryoto Lumajang. Banyak masyarakat yang datang ke rumah sakit untuk memastikan apakah itu keluarganya atau bukan.

Seperti yang dilakukan Buasan, 50, warga Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Ia menunggu selama dua hari di RS tersebut untuk mencari tahu kabar istrinya, Sauda, 40.

Buasan mengatakan, mulanya bolak balik ke RS setiap kali mendengar kabar ada mayat ditemukan. Tapi keputusan untuk menginap selama dua hari sejak Senin (6/12) lalu, ketika mendengar kabar kalau ditemukan mayat tepat di lokasi istrinya hilang. "Katanya ditemukan di dekat warung," terangnya pada tadatodays.com, Rabu (8/12) kemarin.

Saat ini ia masih menunggu proses identifikasi dari tim DVI Polda Jatim. Ia mengaku kalau sudah menyetorkan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) istrinya. Sebagai bukti bahwa dia adalah keluarga dari korban.

Buasan menceritakan, pada Sabtu (4/12) lalu, ia sedang menghadiri pesta pernikahan di Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang. Saat pulang dari hajatan itu, ia melewati Jembatan Gladak Perak untuk sampai ke rumahnya.

Seketika sampai di ujung jembatan, tiba-tiba Gunung Semeru mengeluarkan abu vulkanik tebal. Semua pengendara dan warga sekitar panik, termasuk istrinya . "Istri saya tiba-tiba turun dari sepeda motor," katanya, sambil meneteskan air mata.

Saat turun dari sepeda motornya itu, keadaan sudah gelap karena abu vulkanik. Seketika, istrinya hilang tanpa jejak.

Buasan masih sempat mencari istrinya, namun tetap tak kunjung ditemukan. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan lokasi dengan sepeda motornya.

Buasan berharap istrinya ditemukan. Dan jika ditemukan dalam keadaan meninggal, ia dan keluarga bisa memakamkan secara layak. (zr/don)