Guru Ngaji di Sumber Cabuli Santrinya, Ancam Bunuh Ibunya Pula

Alvi Warda
Alvi Warda

Tuesday, 21 Feb 2023 13:35 WIB

Guru Ngaji di Sumber Cabuli Santrinya, Ancam Bunuh Ibunya Pula

Ilustrasi: Misbach Novianto/tadatodays.com

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Nada (nama samaran), remaja perempuan 12 tahun asal Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo, menjadi korban pencabulan oleh guru ngajinya. Nada dipaksa memenuhi nafsu guru ngajinya, L, dengan ancaman ibunya akan dibunuh.

Nada masih duduk di bangku kelas 6 SD. Nada dipaksa melakukan hubungan badan, pada Minggu (22/1/2023) lalu. L mengancam akan membunuh ibunya, jika Nada menolak.

Menurut penuturan ayah Nada, T, pada jurnalis tadatodays.com, anaknya mengaku ketakutan. "Anak saya menolak, tapi saking takutnya, jadi mau," ujarnya saat dikonfirmasi pada Senin (20/2/2023).

Pencabulan itu terjadi pukul 14.30 WIB. Saat itu sudah waktunya istirahat mengaji, dimana para santri berhamburan keluar. Namun, tidak dengan Nada. Jika musala tempat Nada mengaji itu sepi, L akan beraksi. "Katanya itu, denakrah mun tak endek emakmu mati," kata ayah Nada menirukan ucapan L, yang dalam bahasa indonesia berarti "Ke sini dong, kalau gak mau, ibukmu akan mati."

L mencabuli Nada sudah sebanyak lima kali. Nada tidak ingat tanggal pastinya. Ia baru menceritakan pada ayahnya, sehari sebelum ayahnya melapor pada Polres Probolinggo pada 4 Februari lalu.

Sebelumnya, sudah pernah ada mediasi dengan kepala desa setempat. Namun, pelaku tidak datang. Pertemuan mediasi itu juga menghadirkan saksi, yang berinisial I. Ayah Nada mengaku kesal terhadap pelaku. "Saya menuntut keadilan untuk anak saya," ujarnya.

T tidak menginginkan hal ini terjadi pada anaknya. Hatinya nelangsa saat anaknya itu bercerita dengan lesu. Namun, ia berusaha fokus dan memilih melaporkannya pada kepolisian.

Laporan T telah diterima oleh Polres Probolinggo. Pada 9 Februari Polres Probolinggo melayangkan surat penerimaan pada T. Kepolisian sudah mendatangi rumah T, melakukan visum terhadap Nada. Baru, pada Senin (20/2/2023) Nada dan ayahnya dipanggil untuk diperiksa.

Sesudah melapor, Nada memilih untuk tidak mengaji. Menurut T, anaknya lebih sering mengurung diri di dalam rumahnya. Ini membuat dirinya, sakit hati dan mengatakan akan menuntu keadilan untuk anaknya.

Sementara, Kasi Humas Polres Probolinggo Ipda Sugeng Santoso membenarkan laporan pencabulan itu. Menurutnya kepolisian sudah melakukan pemeriksaan terhadap korban. "Masih proses penyelidikan," katanya melalui pesan singkat. (alv/why)


Share to