Guru SMAN 1 Leces Dibunuh, Tas dan Ponsel Hilang

Syarif Hidayatullah
Syarif Hidayatullah

Monday, 17 Jun 2019 18:20 WIB

Guru SMAN 1 Leces Dibunuh, Tas dan Ponsel Hilang

TKP : Rumah korban Endnag Sukeni dipenuhi warga yang ingin tahu kejadian pembunuhan yang menimpa guru BK ini. INSERT: Korban Endang Sukeni, 60 tahun.

PROBOLINGGO – Pagi itu semestinya Endang Sukeni, 60 tahun, sibuk mempersiapkan halal bi halal. Sayangnya, persiapan yang dilakukan Endang tak bisa tuntas sebab ia telah meregang nyawa di rumahnya. Guru Bimbingan Konseling (BK) di SMAN 1 Leces itu ditemukan telah menjadi mayat oleh Tomi Ramadhani (25) kerabatnya tadi pagi (17/06).

Kejadian bermula dari kecurigaan Wiwik, rekan seprofesikorban yang tak kunjung mendapati Endang datang ke sekolah. Padahal guru yang bermukim di Jl. Anggur No.70 RT:01 RW 01 Kelurahan/Kecamatan Wonoasih itu kebagian mempersiapkan konsumsi. Ia pun menelepon Hendra, anak dari korban Endang.

Kepada Hendra, Wiwik menanyakan perihal keberadaan ibunya. Curiga, Hendra pun menghubungi Tomi Ramadhan dan meminta saudaranya itu mengecek keberadaan ibunya di rumah yang ditinggali Endang bersama kedua anaknya.

"Hendra melalui telepon minta tolong kepada saya untuk melihat ibunya. Kemudian saya ke tempat bu Endang, ternyata pintu sebelah timur tidak dikunci dan saya pun masuk ke dalam untuk mengecek," ujarTomi.

Di rumah Endang, ia bertemu Wiwik teman sejawat korban yang panik. Wiwik pun bercerita bahwa Endang tak bergerak dengan posisi badan menghadap ke selatan. Selain itu hidungnya mengeluarkan darah.

Wiwik sendiri ke rumah korban karena hendak mengambil konsumsi halal bi halal yang dipersiapkan korban sebelumnya. Tak lama kemudian Hendra datang setelah mendengar keadaan ibunya dan memanggil dokter di Puskesmas Wonoasih. Setelah dokter menyatakan ibunya telah meninggal dunia, ia pun melaporkan kejadian ini ke Polsek Wonoasih.

Sementara itu Kapolsek Wonoasih, Kompol Sukatno membenarkan bahwa di wilayah hukumnya ditemukan mayat atas nama Endang Sukeni, yang diduga menjadi korban perampokan disertai pembunuhan.

"Keluarga korban yang melapor. Kami telah melakukan pemeriksaan awal dan ada luka bekas cekikan di leher dan lebam di belakang kepala sertahidung berdarah,"ujarnya.

Sukatno membenarkan bahwa korban Endang berencana mengikuti halal bi halal di tempatnya bekerja sekitarpukul 10 siang. Menurut keterangan anaknya, lanjut Sukatno, jam 6 pagi, masakan untuk halal bi halal sudah siap di meja. Sekitar jam 6.30 anak korban berangkat kerja.

"Satunya ke pemkot dan satu lagi mengajar olahraga di SMA Dringu. Pukul 09.00 bu Wiwik, saksi, datang kerumah korban untuk mengambil makanan. Malah menemukan korban sudah tak bernyawa dan masih mengenakan daster,"terangnya.

Dari pemeriksaan di TKP diketahui tas dan telepon seluler korban raib. Diduga diambil oleh pembunuh.

"Dugaan sementara ini perampokan disertai pembunuhan. Kami akan mengembangkan lebih lanjut. Sementara jenazah korban dibawa ke RSUD Moh Saleh untuk divisum,"pungkas Sukatno. (ang/hvn)


Share to