Hampir Sebulan Krisis Air Bersih di Tiris dan Banyuanyar, PDAM: Perbaikan Butuh Waktu

Khoiri Afandy
Khoiri Afandy

Monday, 29 Sep 2025 14:11 WIB

Hampir Sebulan Krisis Air Bersih di Tiris dan Banyuanyar, PDAM: Perbaikan Butuh Waktu

MATI: Meteran air milik warga di Dusun Darungan, Desa Rejing Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Krisis air bersih melanda sejumlah desa di Kecamatan Tiris dan Banyuanyar, Kabupaten Probolinggo. Hampir sebulan terakhir, pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) tidak mengalir ke rumah-rumah warga. Kondisi tersebut memaksa masyarakat mencari sumber air alternatif untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Air, yang merupakan kebutuhan pokok, menjadi barang langka di Tiris dan Banyuanyar. Untuk kebutuhan air bersih sehari-hari, warga sampai terpaksa membeli air galon, mengangkut air dari sungai, atau mendatangi desa lain yang masih memiliki sumber mata air.

Pemerintah desa menyadari situasi ini berpotensi menimbulkan masalah sosial lebih serius. Karena itu, pihak desa berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo. Bantuan air bersih pun disalurkan ke sejumlah dusun terdampak.

Dropping air bersih oleh BPBD memang belum mencukupi untuk semua kebutuhan. “Tetapi, setidaknya bisa sedikit meringankan beban masyarakat,” ujar Bendahara Desa Rejing Rusdianto, Senin (29/9/2025) pagi.

Hal senada disampaikan Ishaq, warga Desa Rejing. Menurutnya, keterlambatan penanganan membuat krisis air bersih semakin berlarut.

“Pemeliharaan yang kurang sigap membuat kondisi ini makin panjang. Kami harus mencari air bersih ke dusun lain. Bantuan memang ada, tapi tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari,” ujar Ishaq, Minggu (28/9/2025) malam.

Berdasar penelusuran tadatodays.com, selain di Desa Rejing, krisis air bersih ini setidaknya juga dirasakan warga Desa Pedagangan dan Pesawahan di Kecamatan Tiris. Krisis air bersih juga dirasakan warga Desa Liprak Kidul, Liprak Wetan dan Gunung Geni di Kecamatan Banyuanyar.

Riska, salah seorang warga Desa Liprak Kidul, mengungkapkan rasa lelah keluarganya karena harus setiap hari mengambil air bersih.

Bapak saya sering mengeluh karena setiap hari harus meninggalkan pekerjaan lain hanya untuk mengambil air,” katanya, Minggu (28/9/2025).

Wahyudi, warga Desa Liprak Wetan, membenarkan keluhan masyarakat mengenai terhentinya suplai air PDAM yang berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari. Ia mengaku terpaksa harus menghemat penggunaan air bersih. “Setiap hari harus mengambil air bersih dari sumber mata air terdekat. Melelahkan, sehingga mengurangi waktu untuk beraktivitas lain,” ujarnya, Minggu (28/9/2025).

Sementara, Kepala Bagian Hubungan Pelanggan PDAM atau Perumdam Tirta Argapura Kabupaten Probolinggo Yudi, menjelaskan bahwa persoalan ini bermula dari gangguan teknis pada sistem distribusi. Menurutnya, peralihan dari sistem pompa ke sistem gravitasi terkendala pasca terjadi bencana alam.

Dijelaskan Yudi, setelah beralih ke sistem gravitasi, pipa utama bergeser karena gempa beberapa waktu lalu. “Pergeseran itu menimbulkan kebocoran besar. Sementara, peralatan perbaikan harus didatangkan dari luar kota, sehingga membutuhkan waktu,” terang Yudi. (ndy/why)


Share to