Hilangkan Penat dan Berwisata di Rest Area Betek, Pemandangan Alam Jadi Andalan

Zainul Rifan
Zainul Rifan

Sunday, 12 Dec 2021 21:44 WIB

Hilangkan Penat dan Berwisata di Rest Area Betek, Pemandangan Alam Jadi Andalan

GAZEBO: Pengelola Rest Area Betek menyediakan banyak gazebo yang bisa dimanfaatkan oleh pengunjung untuk bersantai, sembari menikmati pemandangan alam.

PROBOLINGGO, TADATODAYS.COM - Geografis Kabupaten Probolinggo menarik untuk dijelajahi dan digali potensinya. Lahan yang sebelumnya kosong tak bernilai ekonomis, perlahan mulai dieksplor untuk diubah menjadi tempat wisata.

Seperti Rest Area Betek, misalnya. Dulunya, rest area tersebut hanyalah lahan kosong yang berada di pinggir Jalan Raya Krucil, masuk Dusun Dungbangu, Desa Betek, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo. Tapi kini, lahan tersebut diubah menjadi tempat yang nyaman untuk menghilangkan penat sambil melihat pemandangan alam dan menikmati aneka menu makanan. 

Tadatodays.com berkesempatan untuk mengunjungi tempat yang menyuguhkan pemandangan indah itu. Perjalanan menuju wisata tersebut sangat mudah. Jika dari Pabrik Gula Pajarakan, lokasinya ke arah selatan sejauh 21 kilometer. Cukup jauh. Sebab, Rest Area Betek berada di lereng Pegunungan Argopuro.

Rest area ini memiliki pintu masuk berupa gapura raksasa yang terbuat dari bambu. Bentuknya cukup unik dan bernilai seni.

Nah, ketika berada di dalam rest area, kita disuguhkan pemandangan alam yang memanjakan mata. Di arah utara, pengunjung disuguhkan hamparan daratan Kabupaten Probolinggo dengan garis pantai yang melengkung. Perairan laut Selat Madura pun terlihat jelas dengan warna birunya.

Di arah barat, Gunung Lemongan terlihat menjulang. Jika cuaca cerah, maka puncak Gunung Lemongan bisa kita lihat dengan mata telanjang. Sementara untuk arah selatan, rimbunnya hutan heterogen menyejukkan mata. Sedangkan di arah timur, terlihat jalan utama Krucil yang menanjak.

Pengelola Rest Area Betek, Agus Suwanto, menemui tadatodays.com yang berkunjung pada Jumat (3/12/2021). Kami pun ngobrol membahas Rest Area Betek.

Pria yang juga Ketua Bumdes Mitra Sejahtera, Desa Betek itu mengatakan, Rest Area Betek dilaunching pada 26 September 2020 lalu. Tepat saat itu juga, pemerintah desa memberikan rest area itu kepada bumdes untuk dikelola.

AKSES: Anda yang ingin berkunjung ke Rest Area Betek tidak akan kesulitan menemukan lokasinya. Berada di sisi barat Jalan Raya Krucil, masuk Desa Betek, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo, yang identik dengan gapura jumbo berbahan bambu.

Sebelum dilaunching, ide membangun rest area tersebut digagas oleh 5 orang, termasuk dirinya dan pemerintah desa. Para penggagas menginginkan ada tempat istirahat bagi wisatawan yang hendak menuju wisata di Kecamatan Krucil dan Kecamatan Tiris. “Dengan menggunakan anggaran milik bumdes, tempat itu dibangun di tanah bengkok seluas 5 hektare,” kata Agus.

Karena sepakat dengan konsep rest area, mereka pun membangun 13 gazebo yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk bersantai dan beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan.

Selain itu, Agus dan kawan-kawan mendirikan kafe yang menjual berbagai jenis minuman dan makanan. Kafe itu juga menyedikan wifi bagi pengunjung. "Kita ada aula juga, ke depan pengembangan ke penginapan," terangnya dalam obrolan santai itu.

Berjalannya waktu, Rest Area Betek kini tidak hanya menjadi tempat istirahat saja. Melainkan juga kawasan wisata yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Sehingga, selain beristirahat dan menikmati menu kafe, pengunjung juga dapat berwisata dengan menikmati keindahan dan dinginnya suasana area pegunungan.

Lokasi yang juga berada di area perbukitan itu, mereka manfaatkan untuk menyediakan wahana motor off-road bagi pengunjung yang ingin menguji adrenalin dan mengelilingi wisata tersebut. Total ada 4 motor off-road untuk dewasa, 3 off-road untuk anak-anak, dan 2 trail mini.

Biaya sewa trail tersebut senilai 30 ribu rupiah untuk 3 kali putaran. Setiap putaran sejauh satu kilometer. “Dengan lintasan lurus, tikungan, tanjakan, dan turunan,” ujarnya.

Untuk masuk ke rest area ini, pengunjung tidak dikenakan tiket masuk alias gratis. Hanya saja pengelola menyediakan jasa penitipan kendaraan atau parkir 3 ribu rupiah untuk kendaraan roda dua, dan kendaraan roda empat 5 ribu rupiah. Rest Area Betek dibuka mulai pukul 08.00 Wib hingga pukul 22.00 Wib.

KULINER: Selain tempat yang pas untuk santai, Rest Area Betek juga menyediakan banyak pilihan menu. Salah satunya minuman degan dengan nama "Degan Bakar Soekarno".

Sediakan Degan Bakar Soekarno untuk Kesehatan dan  Vitalitas

PENGUNJUNG yang ingin menghilangkan dahaga di Rest Area Betek, bisa memesan aneka minuman di kafe Rest Area Betek. Salah satunya minuman kelapa muda, yang diberi nama “Degan Bakar Soekarno”.

Ya, Degan Bakar Soekarno merupakan salah satu menu andalan Rest Area Betek. Sesuai Namanya, minuman tersebut berbahan utama kelapa muda.

Dalam proses penyajiannya, degan bakar tersebut dibakar terlebih dahulu. Kemudian diracik dengan berbagai jenis ramuan tradisional, seperti diberi madu asli, kayu manis, jahe, gula merah dan racikan rahasia yang dimiliki Rest Area Betek.

Dengan campuran bahan-bahan tersebut, dipercaya dapat memberikan kesehatan bagi tubuh. Bahkan dipercaya mampu meningkatkan kejantanan para pria.

Agus menyampaikan, nama Soekarno pada degan tersebut diambil karena Proklamator Kemerdekaan Indonesia itu dipercaya sangat menyukai minuman degan.

Tak hanya menyediakan minuman Degan Bakar Soekarno. Kafe tersebut juga menyediakan kopi khas yang diberi nama “Kopi Carok”. Kopi yang menjadi bahan utamanya merupakan kopi asli Kecamatan Krucil. Hanya saja ada beberapa campuran rahasia termasuk susu kental manis yang diaduk dalam satu gelas. "Adukan itu yang diberi nama Kopi Carok," katanya, sambil tersenyum.

Agus mengatakan kalau pengunjung sudah mulai banyak mengenal Rest Area Betek. Selain pengunjung lokal, rest area di ketinggian itu juga dikunjungi pengunjung dari luar daerah. Selain sekadar beristrahat, pengunjung yang datang juga ingin menikmati wisata Rest Area Betek. Sehingga dari jasa penitipan kendaraan dan pengunjung kafe tersebut, pengelola sudah mendapatkan omzet hingga 15 juta rupiah setiap bulannya.

Dari pendapatan itu, pengelola mampu mempekerjakan 14 karyawan. "Semua karyawan dari (warga) dalam desa," ucap pria 37 tahun itu.

Meski saat ini Rest Area Betek sudah dikenal, namun di awal pendiriannya tidak mulus. Seperti persoalan lahan. Dimana, lahan tersebut semula disewa orang lain. Lalu, tidak adanya dukungan dari warga setempat. Warga menganggap, daripada membangun tempat wisata, lebih baik membangun infrastruktur.

Namun setelah rest area itu beroperasi dan mampu memberdayakan warga sekitar, barulah masyarakat mulai sadar. "Dan bisa berfikir positif," ujarnya.

Ia berharap wisata tersebut terus berkembang, hingga meningkatkan pendapatan Desa Betek, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo. (zr/don)


Share to