Hingga Juli, DBD di Banyuwangi Capai 194 Kasus, 5 Meninggal Dunia

Dian Cahyani
Dian Cahyani

Wednesday, 29 Jul 2020 22:26 WIB

Hingga Juli, DBD di Banyuwangi Capai 194 Kasus, 5 Meninggal Dunia

NAIK: Kasi P2PM Dinkes Banyuwangi Sudarto Setyo Ngabdi menjelaskan adanya peningkatan kasus DBD dari tahun lalu.

BANYUWANGI, TADATODAYS.COM - Tak kalah bahaya dari virus korona, wabah demam berdarah dangue (DBD) juga tidak dapat diabaikan. Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, ada 194 kasus hingga Senin (27/7/2020). Selain itu, ada 5 penderita yang meninggal dunia.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah kasus DBD hingga bulan Juli 2019 meningkat. Tahun lalu tercatat ada 117 kasus dengan 2 kasus kematian.

“Ini menandakan fatalitas naik, karena di masa pandemi petugas puskesmas tidak boleh turun untuk melakukan kroscek,” ungkap Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Banyuwangi, Sudarto Setyo Ngabdi, Selasa, (28/7/2020).

Kepala Dinkes Banyuwangi dr. Widji Lestariono mengatakan, langkah-langkah pemberantasan sarang nyamuk perlu dilakukan dengan pola penanganan yang menyesuaikan dengan kondisi pandemi.

Jika sebelumnya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dilakukan secara kolektif melalui kegiataan serentak (gertak) PSN setiap Jumat, kini PSN dilakukan secara individu atau setiap rumah.  DBD di Banyuwangi menyebar di seluruh wilayah. Sebabnya, wilayah Banyuwangi merupakan daerah endimis untu wabah DBD.

“Banyuwangi merupakan daerah endemis untuk DBD, Kami menghimbau untuk melakukan PSN setiap rumah dengan pola baru menyesuaikan penanganan Covid-19,” katanya. (dee/sp)


Share to