Hirup Gas Beracun, ABK Meninggal di Kapal Slerek

Rifky Leo Argadinata
Rifky Leo Argadinata

Friday, 29 Jul 2022 19:30 WIB

Hirup Gas Beracun, ABK Meninggal di Kapal Slerek

GAS BERACUN: Nelayan yang tewas setelah menghirup gas beracun, dievakuasi dari kapal.

BANYUWANGI, TADATODAYS.COM - Seorang anak buah kapal (ABK) asal Pemalang, Jawa Tengah meninggal di kapal slerek saat hendak memperbaiki mesin kapal di perairan Bulusan, Banyuwangi. Peristiwa maut yang dialami nelayan bernama Nur Cholik ini terjadi Jumat (29/7/2022) sekitar pukul 08.40.

Berdasar informasi yang dihimpun, saat itu korban Nur Cholik bersama rekannya sebagai teknisi sedang memperbaiki kapal lerek Setia Kasih 17. Kapal ini mengalami kerusakan di bagian mesin dan kebocoran pipa freon di lubang penampungan ikan. Namun saat melakukan perbaikan, secara tiba - tiba korban pingsan dan meninggal.

Kasat Polariud Polresta Banyuwangi Kompol Masyur Ade mengatakan, pihaknya mendapat laporan dari masyarakat tentang satu ABK  yang secara tiba - tiba pingsan di dalam kamar mesin. "Atas laporan dari masyarakat, kami langsung menuju TKP," ujarnya.

Awalnya korban bersama rekanya Daryanto,  42, sekitar pukul 08.30 berusaha memperbaiki kapal slerek Setia Kasih 17. "Kemudian saksi yang menunggu diatas mendengar korban yang sedang mencoba menyalakan mesin namun tak kunjung juga menyala," ujarnya.

Setelah sekitar 10 menitan, rekannya berusaha menghampiri korban yang berada di kamar mesin. Namun ketika hendak menuruni tangga bawah, Daryanto mencium bau menyengat dan menyebabkan kapalanya pusing.

Daryanto kemudian kembali naik keatas dan meminta tolong ke ABK yang lain untuk menyalakan blower agar bau yang menyengat tersebut dapat keluar. Setelah terasa bau mulai hilang, rekan ABK yang lain berusaha masuk untuk mengecek kondisi di kamar mesin. Nah, saksi dan rekan ABK lainya melihat korban sudah tergeletak tak sadarkan diri dan mencoba meminta pertolongan ke Satpolairud.

Ade manambahkan, pihaknya lantas melakukan evakuasi terhadap korban dan membawanya ke Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk dilakukan pemeriksaan. "Saat berhasil dilakukan evakuasi, korban kita bawa ke KKP untuk dilakukan pemeriksaan. Namun korban dinyatakan meninggal dunia dan kita bawa ke RSUD Blambangan," ungkapnya.

Pihak kepolisian menduga kalau kematian korban disebabkan karena keracunan gas. Dugaan ini muncul karena ketika korban mencoba menghidupkan mesin kapal, secara bersamaan keluar bau menyengat dari mesin. "Dugaan sementara kemungkinan gas berbahaya, karena ketika melakukan evakuasi tercium bau gas. Namun hingga kini kami masih menunggu hasil pemeriksaan dari rumah sakit," tandasnya. (rl/why)


Share to